Kompasiana kok jadi susah begini dan bertele-tele kalau hendak
diposkan lewat ponsel yah. Mohon untuk admin kalau bisa dikembalikan
saja ke tipe sebelumnya.
Balik ke yang utama, timnas yang kali ini berisi bintang hasil rekonsiliasi di Sea Games
kok melempem yah? Mau mungkir atau tidak, materi kali ini jauh lebih
berkelas dari timnas AFF 2012 bukan? Ajangnya pun sama saja. AFF atau
Sea Games kan lawannya sama saja dan level kita antarkelompok umur juga
tak usah dibeda-bedakan. Tapi kok melempem yah.
Tahun lalu kita kalah 0-2 saja dari Malaysia kalian sudah ribut, padahal materinya cuma bermodal semangat dan kebersamaan. Kemenangan atas Singapura
diabaikan karena dalih ketidaklolosan. Kini, hal serupa terbayang di
hadapan. Seri atas Laos tahun lalu di AFF sebenarnya tak jauh berbeda
dengan hasil menang tipis atas Kamboja kemarinan. Kalah telak atas
Thailand jauh lebih buruk atas hasil lawan Malaysia tahun lalu. Di
hadapan tinggal Timor Leste tempat menambang nilai. Setelahnya, Myanmar sang tuan rumah nampak siap menyantap Garuda Bintang yang siap disayur.
Singkat urai saya, timnas kita apapun cara kalian membanggakannya nampak
akan harus membayar karma dulu atas olok-olok yang sebelumnya
dihujatkan pada timnas era Nil Maizar. Dengan aksi yang terjadi sejauh ini, nampaknya olok-olok buah karma akan dituai garuda terus hingga era mereka yang merasa bintang dan para pengusungnya berakhir.
Kita lihat saja drama sore ini. Sepertinya aksi timnas U-23 di ajang MNC
Cup itu tryout yang gagal. Bagaimana tidak kalau analogi saya seolah
menyuruh anak SMP bertryout ujian nasional menggunakan soal anak SD.
Jadi, juara MNC itu ternyata penggembira semata sebelum kehancuran
sesungguhnya, walau penuh bintang (menurut mereka) dan tanpa aksi
penggembosan.
14 December 2013 | 09:53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar