Ceritanya waktu itu istri sedang ulang tahun dan dalam keadaan hamil tua. Dua minggu kemudian putri kami Renata (Ata) lahir. Berhubung saya pria romantis yang pantang bersenang-senang kalau anak-istri tak diajak (ciyee), jadilah dua tahun ini tak nonton dulu ke Bioskop karena Ata masih kecil dan istri saya tak mau membawa putri kami itu menonton karena khawatir dia takut, bosan, atau rewel.
Kemarinan momennya kembali. Ada film bagus, Ata sepertinya sudah bisa diajak kencan bermateri "nonton". Avenger: Age of Ultron pun jadi film pertama kami bertiga.
Secara kebetulan, film ini punya kenangan romantis pula di sekuel perdananya. Kala 2012 lalu Stark, Thor, Banner, Rogers, Barton, dan Romanoff pertama kali dipersatukan Night Fury, saya dan istri dalam masa berkabung selepas kehilangan putri kami Josephine.
Jadi, untuk film ini istrisaya sudah paham karakter yang ditonton. Istri saya memang tak segila saya mengorek karakter yang dapat ditonton. Dia tak berhasil saya jejali dua film Hulk tapi sebagai orang yang kecil di tahun 1990-an tentu kenal dengan makhluk hijau ini. Thor 2 dan Winter Soldier juga dia malas menonton kala saya ajak melihat DVD-nya. Tapi Avengers pasti ada bekal buatnya lewat film perdananya dan tiga sekuel Iron Man yang kami tonton di masa pacaran dulu. Jadilah nonton kali ini bakal klik dan tak jadi konsumsi sendiri.
Untuk Ata sendiri memang sudah beberapa kali kami ajak nonton di laptop atau DVD dengan kegelapan dalam kamar. Selama dia menikmati yang muncul di layar, sepertinya dia tak masalah menonton dalam kegelapan. Walau memang, film kesukannya bukan action movie. Film kesukaannya sejauh ini adalah "Paddington".
Masuk di film saya sempat khawatir karena opening dengan ketenangan saya yakini akan membuat Ata kami bosan. Tapi ternyata tidak. Dibuka dengan adegan pertempuran, putri kami pun terpana dengan sosok raksasa hijau yang kami kenalkan dengan: Itu namanya Hulk,de!"
Maka berjalanlah film ini perlahan dengan ketenangan. Kekhawatiran cerita seorang rekan yang gagal menonton "Transformers" karena anaknya menangis minta pulang di bioskop waktu lampu mulai dipadamkan pun tak terjadi.
Namun sepuluh menit bersang Ata mulai rewel dengan bertanya, "Ci Huwuknya mana, Yah?"
Pertama bisa kami redam dengan bilang tunggu sebentar lagi. Namun cerita yang mulai tenang menghilangkan adegan Hulk mengamuk. Ata mulai rewel menanyakan keberadaan si Hulk.
Suasana bioskop mulai gaduh.Kali ini bukan karena Ata. Nampaknya ada rombongan cewek salah kursi yang pada cekikikan di bawah sana kala diklarifikasi petugas dan penonton yang seharusnya duduk dib sana. Penonton lain yang mulai geram lantas berteriak: "WOYDIEM, WOY!"
Seketika penonton terdiam karena memahami ketidaknyamanan yang terjadi. Film pun ikutan tenang sembari menceritakan obrolan Stark dan Banner tentang Jarvis dan Ultron. Tiba-tiba Ata meronta dalam ketenangan: "UYUKNYA MANAA (maksudnya Hulk)!!!!
Saya pun bersikap cool dan mengambil Ata dari mamanya dan memangkunya. Saya yang duduk di sisi pinggir dekat lorong kemudian mendudukkan Ata di pegangan kursi dan memberinya permen untuk menenangkannya.
Tiba-tiba gadis cantik itu bertanya dalam sepi, "Itu apa, Yah??" Saya yang membagi dua perhatian dengan yang nampak di layar mencoba menjelaskan tentang film namun Ata malah tambah gusar. Rupanya perhatiannya tersita pada lampu yang menyala di tangga di sepanjang lorong. Ata pun mulai berteriak dan mulai berusaha meraih lampu-lampu itu.
Seru sekali rupanya Ata kami ini menikmati hari bersama ayah-bundanya ini.
Istri mengambil kembali Ata dan memberinya susu. Film kembali berjalan. Sesaat kudengar Ata dipersilakan mamanya untuk menghisap jempolnya kalau memang sudah mengantuk. Ata mulai tenang sampai cerita pada titik para Avenger dihipnotis Scarlet Witch. Tiba-tiba muncul Hulk yang kembali mengamuk dan harus diredam Iron Man dengan senjata canggihnya. Ata kembali bersemangat, "Itu Huyuknya tenapa (suara cadelnya makin cadel dengan jempol berada di dalam mulutnya)?" Saya dan istri menjelaskan dengan benar kenapa Hulk marah dan karena kami sama-sama guru tak ada upaya membohonginya agar diam. Diberitahu Hulk dihipnotis rupanya Ata tambah gusar. "Kenapa jipengayuhin Uyuknya??"
Well, Ata memang kritis banget dah.
Kali ini Ata menonton dengan tenang seiring berlalunya Hulk dan hadirnya ciki Ring dan The Botol kotak di tangan.
Kisah berkembang dengan upaya penyelamatan kapsul bakal tubuh baru Ultron oleh para Avenger plus duo Qwicksilver-Scarlet Witch yang sudah insaf.
Ata kami yang keren risih dengan tangannya yang dirasa kotor dan minta dicuci. Mamanya mengambil tisu basah dan mengusap tangannya. Tapi anak kami memang ajaib. Entah dari mana otaknya memetakan lokasi toilet, dia bisa menunjuk arah pintu masuk dan berteriak, "Cucinya di conoh ajah!!"
Maka tinggallah saya sendiri di dalam studio karena istri saya langsung ambil tindakan membawa Ata ke toilet. Untuk 10 menit saya menonton tanpa interupsi. Rupanya Ultron telah memulai pertempurannya dengan Avengers.
Sekembalinya Ata dengan mamanya plus popcorn dan teh es, semua adegan berjalan seru dan ternikmati maksimal. Ata menonton dengan tenang dan tentu saja menanti kehadiran Hulk.
Selepas romantisme Romanoff dan Banner yang menjanjikan amukan Hulk, saya menjanjikan Ata akan aksi Hulk yang tak lama lagi muncul.
Tapi salah. Yang muncul kemudian aksi pertempuran Vision plus Thor yang menghadapi Ultron. Captain America dan Iron Man sibuk meredam kloningan Ultron yang tak ada habisnya. Black Widdow dan Hawkeye sibuk mengevakuasi warga. Dan Hulk tak kunjung muncul.
Saat akhirnya muncul makluk hijau itu saya pun mencolek Ata yang tak bersambut karena si cantik itu sudah tertidur rupanya.
Film ini mungkin tak saya nikmati sebaik Avengers pertama karena kehadiran Ata yang kerap menginterupsi. Tapi film ini sungguh jadi kesan pertama yang paling seru membawa Ata menemui pengalaman baru. Mungkin bukan salah filmnya atau salah memilih film. Semua semata serunya menikmati waktu bersama orang terdekat kita.
Tiba-tiba rasanya seperti masih anak muda yang sedang pacaran sambil menikmati waktu dengan bebas, tapi jelas lebih seru karena ada Ata di sisi.
Well Hulk, sepertinya Ata kami naksir, senaksir dia sama Masha dan Barney!! Itulah cerita saya tentang film kami yang "pertama" ini.
Notes Facebook 27 April 2015 at 13:03