Selasa, 06 Maret 2012

Garuda Atau Angry Birds?

masih seru bicarakan indonesian lawyers club semalam? saya sih sudah capek. saya malah berharap kita semua bangsa ini berbicara hal yang substansial, di lapangan garuda akan kembali berlaga.
malam ini adik2 saya di timnas u-21 akan bertanding melawan vietnam. mereka berlaga jauh dari hiruk-pikuk pemberitaan yang masih santer bicara kekalahan garuda senior 0-10 dan rame2 jelang kongres luar biasa ala komisi penyelamat.
memang sih rcti masih kasih tempat buat eksistensi adik2 saya itu, namun bisakah semuanya diam sejenak dan berdoa untuk kesuksesan perjuangan mereka malam ini?
buat yang merasa turnamen ini hal kecil karena untuk level junior baiknya kita tak usah diskusi. tapi buat yang percaya bahwa prestasi butuh proses mari membahas dan memberi masukan buat perjuangan yang lebih konkret.
garuda u-21 memang belum meyakinkan sepanjang turnamen, tapi kans untuk berprestasi terbentang di hadapan. kalau sebelumnya kita ramai mendukung timnas di aff cup atau u-23 di sea games, seharusnya kita bisa lebih besar memberikan suport. kenapa? bukan karena 2 generasi timnas sebelumnya lebih jago sebenarnya mereka berprestasi, tapi karena status negara ini yang jadi tuan rumah. toh sudah kebiasaan kita tak pernah jadi tuan rumah yang buruk selama ini.
malam ini, adik2 kita yang masih dianggap semenjana oleh banyak pemain nasional negeri ini akan berlaga di negeri orang buat mewakili negara. jujur cuma andik vermansyah yang berstatus bintang. nama2 seperti yosua pahabol dan kurniawan juga taklah sementereng firman utina atau egi melgiansyah. tapi merekalah harapan kita saat ini menyelamatkan muka yang dipermak bahrain pekan lalu.
lupakan sejenak pertikaian. apresiasilah bila mereka berprestasi, dan jangan caci bila mereka terhenti. sepakbola itu di lapangan, bukan di kepengurusan. ini garuda bung, yang bejuang dan tetap hidup walau sempat tersungkur; bukan angry bird yang aksi kamikazenya saja yang diharapkan.
“jangan tidur pakai bantal
kalau belum pakai peniti
kalau cinta bola nasional
dukung garuda malam nanti”

kompasiana: 07 March 2012 | 10:11

silatsoccer

sudah berapa hari nih celingak-celinguk di sekitar masjid cakra buana tuk ketemu si mbah tuk galau ini. si mbah yang saya maksud bukan dukun atau sejenisnya, tapi seorang walimurid yang suka shalat di sana plus dijamin bijak karena khatam soal sepakbola dalam negeri: bung rayana djakasurya.
saya mau tanya2 nih peluang status quo pssi ke depannya. bukan apa2, makin gerah dan galau (gaya anak muda) aja ney kalau nonton, baca, dan dengar masalah kepengurusan organisasi satu itu.
jangankan saya, presiden saja gerah kok.
entah kenapa saya tetap percaya pada kata hati saya kalau status quo saat ini lebih bersih ketimbang mereka yang mengaku komisi penyelamat. saya mau menanyakan si mbah tadi: benar tidak sih keyakinan saya soal kisruh ini?
gerah banget lihat jakarta lawyers club semalam. semuanya mengarah pada pengkultusan komisi penyelamat sepakbola indonesia. tak berimbang! jadilah opini yang terbentuk makin memojokkan pssi.
bung karni seolah2 bilang: pssi kan sudah diberi hak jawab dengan diundang, salah sendiri tidak datang. biar saya yang jawab: "mereka bukan partai demokrat bung (yang selalu datang tiap acara jakarta lawyers club walau tahu akan dipojokkan). pssi tak punya ahli2 berkelit model ruhut, batugana, mubarok, mustopa, atau pohan. mereka juga bukan raja kata seperti driono, hinca, apriliani, atau la nyala. yang saya tahu mereka orang2 yang sekadar punya niat memulai proses. jadi, jangan salahkan mereka tak ambil momen berdebat di ruang publik. mungkin di sinilah bukti gelar 'profesor' milik sang ketua umum, tahu tempatnya tuk bicara."
oke beberapa hal memang dilanggar pssi, tapi buat penikmat bola seperti saya itu tak substansial. mengubah format kompetisi buat rakyat toh sudah biasa di era lalu. beratameng fifa juga bukan cara yang salah dalam menegakkan aturan. dan soal statuta juga tak penting kalau tak ada aksi nyata: pembinaan!
kpsi terus saja berkoar dan membentuk opini publik di tv milik sendiri. pssi kalah di publikasi. tapi, saya masih percaya kata hati soal ini.
jadi, tetap dukung pssi!

Wednesday, 7 March 2012 at 08:22

kemenangan selalu manis rasanya, maju terus rajawali!

akhirnya terjawab dengan indah tanya hati saya akan laga derbi ibukota. rajawali sukses mengoyak tubuh sang serigala lunglai mutlak 2 kali dalam semusim. apapun statusnya (home/away), lazio penguasa ibukota 2011/2012.
seperti sudah saya ceritakan sebelumnya, kemenangan mutlak by roma biru langit di derbi terjadi pada musim 1997/1998, di awal era kebangkitan yang kemudian diikuti gelar coppa italia '98, piala winners uefa '99, piala super eropa '98, scudetto serie a '00, coppa italia '00, dan juara piala super italia '00. jadi, de javu ini diharap sebagai awal baru lazio yang indah.
kini cuma 6 poin menuju raihan scudetto bila mampu mengejar milan/juve. berat memang, tapi kemenangan di derbi akan manis rasanya, dan biasanya selalu manis.
masa veron dan fiore yang lebih mentereng pun mutlaksitas tak terjadi atas biru langit terhadap merah hati. jadi, harapan akan prestasi boleh saja disandangkan. manisnya lagi, kemenangan semalam membawa lazio sementara ini kembali ke zona liga champions di peringkat 3, mengangkangi udinese yang tertahan di kandang.
terus terang saya tak menonton. selain karena tak ada siaran langsung di tv nasional, saya agak gugup menanti hasil derbi. jangankan mencari link streaming tuk menonton, memantau lewat livescore.com pun saya geregetan. jadi, kabar kemenangan itu instan tapi berkesan.
seru? tentu saja, bisa dipastikan lewat 2 kartu merah yang dikeluarkan dari saku wasit. lazio beruntung scaloni dikeluarkan saat sudah leading 2-1. sedangkan nasib buruk menimpa stekelenburg dari gawang roma, kiper belanda itu sudah diusir wasit di awal babak pertama, persis syamsidar waktu timnas digulung bahrain rabu lalu. penalti hernanes yang dibalas pemain antah-berantah 'borini' pun ditutup oleh gol playmaker anyar yang tak kunjung melegenda: stevano mauri. sang legenda sendiri, kapten totti sukses mencetak namanya di draf kartu kuning, hahahaha.... kemenangan memang selalu manis, apalagi di derbi.
ayo rajawali, iseng2 kejar juve/milan, kalau sukses syukur, gagal tak apa, kan dah menang derbi!!

Monday, 5 March 2012 at 08:13

menang derbi mutlak?

ini catatan nakal (bukan buat ditiru siapa saja, utamanya para murid) 12 tahun yang lalu. sebuah partai derbi ibukota italia digelar pukul 20.00 di roma, lazio keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1 hasil torehan nedve dan veron, itulah kemenangan judi bola pertama saya..., deal with the devil that must pay with fall in love to biancoceleste (kidding)....
***
hari2 setelah itu hati pun berkubu pada pasukan sven goran ericksson tuk mengejar perisai segi lima scudetto plus perisai lingkaran coppa italia. juventus yang selalu terindikasi mafia wasit pun terlindas kala tersandung di hadapan hidetoshi nakata, di kandang perugia. lazio juara!!
sebagai seorang laziale, gengsi terbakar kala bicara prestasi tetangga sebelah. walau saya orang jakarta di indonesia, hati saya untuk lazio di italia. jadi, partai derbi adalah sebuah kesungguhan!
malam ini, pukul 21.00 wib, derbi episode anyar digelar tanpa skenario. hasil baru akan tersaji.
bicara soal derbi yang panas, harus diakui bahwa lazio kurang dominan meraih kejumawaan. bahkan di era keemasan 2000 lalu lazio tak unggul begitu telak dengan 2 kemenangan dalam semusim (menang dan seri). terakhir kali lazio menang telak satu musim terjadi pada musim 1997/1998 di masa gottardi, jugovic, nedved, atau boksic. selebihnya, menang seri, kalah seri, bahkan kalah kalah jadi prestasi.
awal musim ini lazio sudah sukses, akankan hasil malam ini mengembalikan masa 1997/1998 yang jaya mutlak di ibu kota? atau malah impas bila kalah? horor 1-5 nesta cs di 2002 lalu bukan impian, juga gol castroman di 2001 yang jadi penyama keadaan semata bukan hal yang patut diskukuri. alangkah indahnya bila ladesma cs bisa unggul lagi.
masih ada nama besar klose di lazio, senioritas rocchi, geliat hernanes, dan ambisi reja yang bisa jadi modal. di roma, serigala tua totti seekor sajalah yang jadi panutan puppies belia merah marun. so, bisalah percaya bahwa roma bukan unggulan derbi kali ini.
semoga bangkai serigala yang ditunggu bakteri pengurai malam ini, bukan rajawali.
siap tuk derbi, om?!

Sunday, 4 March 2012 at 14:29

spirit of vengeance

sudah pada nonton ghost rider 2? saya sudah dong. norak yah?
hahahaha, iseng....
***
seru filmnya? lumayan menghibur sih. tapi, ketegangannya buat saya belum seperti tokoh marvel lain yang diangkat ke film. karakter yang tak terkalahkan sedikit terkesan membosankan model film steven seagel bagi saya. dalam beberapa adegan pertempuran, sang ghost rider malah terkesan mengadopsi gaya dan kekonyolan the mask ala jim carey.
dibanding film pertamanya yang mungkin kurang koheren dengan yang ini memang banyak yang bisa dipertentangkan, tapi lumayanlah buat hiburan. yang jelas tenaga baru sang ghost rider kini membuatnya tak terpaku oleh kegelapan, tapi jejak motornya sudah lebih soft hingga tak lagi merusak aspal. yah, nicolas cage masih jadi magnetnya.
entah mau bilang apa sama totalitas bintang hollywood yang satu ini. kalau kata dosen teater dulu seorang aktor harus bisa beragam karakter, buat saya jhony bleze yang dimainkan nicolas cage tetap karakter dalam con air, gone in 60 second, atau nastonal treasure. mungkin film cage yang sedikit beda adalah face off, kick ass, atau lord of war. tapi semua masih punya kemiripan. senyum unjuk giginya tetap satu karakter tak terpisahkan.
satu lagi dari sekian aksi nico telah ternikmati. lalu menariknya? hasil menonton film ini cuma sekedar koreksi atas omongan dosen sebelumnya itu. dari sisi cerita tak terlalu penting.
yang perlu dinanti kalau ada sekuel berikutnya buat saya adalah alur yang kuat perlu diperhatikan. masak ghost rider yang main di alam roh kalah serius sama batman, thor, atau hulk.
cerita asal menang seperti ini sih mirip2 captain america dan iron man. sudahlah, sekadar catatan subjektif.

Saturday, 3 March 2012 at 16:27

Kamis, 01 Maret 2012

0 - 10

 nonton bola semalam? yah, 2 hari di tengah pekan ini memang jadwalnya timnas seluruh dunia dipersilahkan berlaga. beberapa melangsungkan pertandingan resmi seperti pra piala dunia yang diikuti timnas garuda, lainnya lagi mengasah diri melewati pertandingan persahabatan.
akhirnya petualangan timnas di level grup berakhir tanpa pemecahan angka 0 di pts. dan yang terpahit, dua digit jadi skor akhir melawan kekosongan di bahrain, 0-10.
***
sejauh saya ikuti, belum pernah timnas kita kalah sedemikian telak. kalah memang sering, tapi tidak dengan skor telak. malah, biasanya garudalah yang mencaplok lawan2 level bawah dengan skor besar itu. seingat saya lagi, timnas senior malah pernah menang 10-0 melawan kamboja di sea games chiang mai, lalu mengulanginya lagi 8-0 di pra piala dunia '98 di senayan atas tim sama, plus rochi putiray dkk membantai mereka lagi 9-2 di pra piala dunia '02. skor 13-1 juga pernah dibukukan timnas atas filipina di piala tiger (aff) 2003.
kalau kekalahan? memang sih pernah sampai 1-7 atas suriah di pra piala dunia sebelumnya, tapi mencapai 2 digit adalah pukulan besar. total tak ada pembelaan dari saya atas kekalahan ini, walau boleh diberi sedikit apresiasi buat debutan timnas.
***
yang mau saya ulas cuma satu hal. KITA KALAH, TAPI KEBENARAN MENANG.
maksud saya bukannya membela djohar atau aji santoso sang caretaker, kebenaran yang saya maksud adalah kelolosan qatar.
tanpa bermaksud mencari dalih, namun yang paling ketar-ketir semalam dan penuh perjuangan adalah anak2 qatar yang harus menahan iran. sebuah kemustahilan hampir saja terjadi. bahrain hanya bisa lolos dengan margin 9 gol dengan syarat qatar kalah di teheran. dan benar saja, 10 biji gol bersarang di gawang timnas dan mereka tertinggal hingga menit 85.
melihat aksi di lapangan, selain dungunya pemain berkostum putih hijau, wasit juga terkontaminasi mafia suap. bagaimana tidak, 3 penalti diberi di babak pertama begitu mudah. wasit normal tak akan mudah beri penalti apalagi sampai 3 kali 1 babak. kalau tak percaya kita cerita.


laga man united vs arsenal musim ini, dengan skor 8-2. ingat?
berapa gol lahir dari penalti? tak banyak. tak semudah itu memberi penalti dalam partai yang seharusnya disadari ketat maknanya pada klasemen akhir. dalam keadaan kiper lawan sudah kena kartu merah diawal babak seperti lehman waktu arsenal kalah dari barca di final piala champions juga, apa wasit akan mudah memberi penalti? pertimbangannya sulit tapi dilakukan.
dalam kondisi keunggulan sudah jauh di liga eropa, dengan margin 3 gol juga wasit tak akan mudah lagi memberi penalti. tapi lihat semalam, dalam kedudukan 9-0 dan ada diving wasit tetap menunjuk titik putih yang untungnya dapat ditahan timnas. masih percaya wasitnya tak disuap?
tapi kebenaran itupun datang dalam kisah semalam. gol kedua qatar menghenyak bahrain. keunggulan 10 gol itu, bahkan bila mau diubah jadi 10000000 pun tak membawa bahrain lolos ke babak berikutnya.
***
di fast furious, dom toretto pernah bilang sama brian yang bangga kalah tipis: kekalahan setipis apapun sama saja dengan yang telak betul! dan akhirnya, kalau kita balik, kekalahan dengan margin 10 gol itu tak berarti di kelasemen akhir, karena bahrain tetap equal dengan timnas garuda, sama-sama tak lolos, sama-sama masuk kotak.
seburuk apapun timnas saat ini, mereka tetap equal juga dengan arab saudi, china, thailand, singapura, dan semua dari 10 tim asia yang tersingkir semalam. lepas dari skor 0-10 itu, tak ada yang perlu ditangisi. prestasi mandek? tidak juga, di pra piala dunia afsel lalu kita bahkan tak sampai ke level grup seperti saat ini. jadi, kita masih bisa berbangga. dan yang terpenting mafia sepakbola asia kalah semalam.
***
yang jadi luka kini, 0-10, mau kita apakan? kubu kpsi saat ini pasti sangat senang karena pssi dapat malu besar. namun, merekalah yang patutnya disalahkan. seandainya mereka jujur dan setia pada mufakat pemimpin pssi, tentu organisasi itu bisa membentuk tim baik. tapi toh ketakrelaan mereka pada proses perubahan yang jadi muasalnya. pssi malu, garuda malu, tapi saya tetap bersamamu!



Thursday, 1 March 2012 at 09:27