Senin, 30 Juli 2012

Saatnya Buat Brazil Raih Medali Emas

beberapa hari lalu saat sedang mengoreksi naskah berita di tempat saya bekerja saya menemukan fakta aneh, betulkah brasil belum sekalipun meraih medali emas di ajang olimpiade? bukankah di level utama brasil adalah raja dengan lima bintang di emblem hasil juara piala dunia sejumlah bintang itu?
kalau begitu saat inilah kesempatan itu datang. dari dua partai yang digelar neymar cs sudah tunjukkan bukti kecemerlangan. hulk, mari atur “the avenger” meraih keping emas paling berharga di london!

30 July 2012 | 11:07

Spanyol Olimpiade Persis Belanda Piala Eropa (Kisah 2012)

gembar gembor bakal juara atau setidaknya berprestasi tinggi, de gea cs spanyol gagal total di olimpiade. padahal juan mata dah rame menjanjikan bakal menggenapi sukses spanyol. cerita di luar ekspektasi ini sama dengan rame belanda berkoar sebelum piala eropa tuk balas dendam atas keoknya di piala dunia dua tahun sebelumnya yang masih beri rasa penasaran. singkatnya, 2012 beri pelajaran kita untuk down to earth sebelum gelanggang benar” digelar. semoga garudaku tak banyak berkoar sebelum piala aff 2012.

30 July 2012 | 11:00

Selasa, 10 Juli 2012

Menjadi Tua

Tak terasa sudah seminggu yang lalu cuti saya habiskan dan mulai masuk kerja lagi. Hari-hari normal kembali, bahkan akan segera sangat normal pekan mendatang saat-saat tahun ajaran baru dimulai.
Seminggu yang lalu, saat cuti, saya sempat bisa nonton sebuah film di rumah, sebuah hal yang sangat sukar dilakukan sebelumnya mengingat padatnya jadwal kerja yang mengharuskan rumah hanya jadi tempat tidur semata.
Yah, dalam sebuah kegiatan sederhana itu-menonton tv di rumah lagi-saya menemukan suasana yang tidak biasa. Malam-malam seperti itu sudah hampir lima tahun ini jadi barang yang langka. Kesempatan berada di depan tv di masa prime time (19.00-22.00) memang langka saat bekerja di redaksi sebuah surat kabar yang masuk malam.
Singkatnya, nonton film malam itu rasanya lebih seru ketimbang nonton "The Avengers" di 21 sekalipun.....
Sebuah film simpel muncul di Global TV malam itu. Kalau tak salah judulnya "17 Again". Nah film ini yang mengajak saya menulis sedikit malam ini.
Sebenarnya bukan semata film itu. Bila direntet lebih lanjut, film "21 Jump Street" adaptasi baru yang muncul belum lama plus sekuel anyar "American Pie" yakni "American Reunion" menambah motivasi saya menyimpulkan isi tulisan ini. Saya mulai menjadi tua.
Kalau dirunut dengan sebuah film nasional yang coba melanjutkan cerita "Arisan" jadi "Arisan 2" belum lama ini, penyimpulan saya makin jadi. SAYA SUDAH TUA.
Dalam film-film yang saya sebutkan tadi, ada satu kenyataan yang kurang saya sadari selama ini dikuak. Yah, saya yang merasa berjiwa muda dan masih sangat muda-bahkan kadang masih kekanakan-ternyata sudah seharusnya belajar untuk memahami bahwa saya sudah memasuki fase hidup yang lebih serius.
Dalam segala jalan yang saya masih selami belakangan ini, saya masih merasa bahwa saya masih bisa berbuat ini atau itu yang tanpa pemikiran bertanggung jawab. Emosi "darah muda" ala Bang Rhoma masih dengan sadar saya sajikan pada dunia. Tapi film-film tadi menyadarkan saya untuk melihat sekeliling.
Saya yang tadinya berada di lingkungan pekerjaan sebagai seorang karyawan muda yang cenderung urakan kini sudah tumbuh tua. Kawan-kawan yang juga sebelumnya sama urakannya perlahan menunjukkan sosoknya yang lebih bertanggung jawab. Kini kami adalah para suami, beberapa sudah jadi bapak malah (saya juga sempat mersakannya walau hanya 15 jam, dan berdoa agar dapat segera kembali jadi seorang bapak).
Masa-masa yang rasanya indah dan hebat karena bisa bergaya jagoan atau pun jadi sosok sok romantis itu jua tinggal kenangan manis. Anak-anak yang beberapa tahun lalu saya anggap pelengkap dunia belaka kini mulai mengisi peran-peran di sisi saya, yang sebelumnya saya kira hanya akan jadi konsumsi orang sebaya saya. Ini terjadi bukan di ruang redaksi, tapi di ruang guru.
Saya kini bukan lagi guru muda yang penuh gejolak dan inovasi. Saya dianggap guru matang yang sudah mulai berposisi senior di sekolah. Jadi, sungguh bukan tempatnya saat ini saya menikmati gaya urakan dan senang-senang.
Menjadi tua, apakah anda merasakannya?

Lupakan Pakem, Italia Tampilkan Edisi Final Paling Buruk!

ada revolusi di sepakbola italia. bukan tentang skandal atau apa, tapi tentang pakem karakter mereka. italia melupakan karakter catenaceo di perhelatan kali ini. banyak yang heran dengan hasil racikan prandeli atas azzuri. gaya spartan nan ovensif sukses dipentaskan. banyak yang kagum dan memuji memang. italia jadi garang ketimbang menunggu diserang.
tapi, antiklimaks dari pola ini akhirnya terjadi. saat tertinggal 2 gol di babak 1 saja, italia komando buffon kali ini sudah jadi italia edisi final yang paling payah.
di usa ‘94 mereka gagal setelah menahan brasil hingga adu penalti. di belanda-belgia 2000 kekalahan juga terjadi setelah memasuki masa extra time dari prancis.
italia menyerang edisi kali ini akhirnya beri kenangan terburuk saat lubang besar yang tak kunjung digerendel malah makin besar dan menohok 4 gol tanpa balas.
memang ada cerita kesialan atas cedera motta yang tak tertutupi atas nama regulasi penggunaan pemain cadangan. jua kehebatan casillas yang beberapa kali melakukan aksi gemilang (yang bila gagal sebenarnya bisa membuat kisah 4-4). tapi, semua alasan itu tak akan menutupi kesan bahwa ini adalah italia edisi final paling kacau.
bila saja ada di pakem, mungkin perlawanan model portugal hingga 120 menit bisa diurai. tapi, italia gerendel tentu belum tentu mengantarkan mereka ke final. karena pola itu akan mencelakai bila jerman dimanjakan di semifinal lalu. semua adalah pilihan. italia menyerang atau italia pakem lama semua tergantung sang sutradara.
berubah itu memang sulit dan ada konsekuensinya. tapi, bila bisa bertahan dan melewati semuanya hingga sukses perubahan itu juga akan dikenang. oke italia, kita lihat tampilan berikutmu di road to brasil. juga aksimu kelak di brasil. bagimana balotelli?
selamat tinggal ukraina-polandia.
selamat tinggal piala eropa.
sampai jumpa 4 tahun mendatang.
selamat datang piala dunia 2014.
kita lihat nasib italia atau spanyol kelak.
yang pasti garuda belum bisa hadir di sana. mungkin kita bisa ikut di 2018, amin!!
www.qodoq2000.blogspot.com

02 July 2012 | 05:00

Sepatu Emas Untuk Siapa? Top Skor Beramai-ramai?

hayo spanyol juara. piala eropa 2012 selesai.
pertanyaan saya, siapa peraih sepatu emasnya? karena kini ada banyak nama yang jadi topskor dengan 3 gol.
seingat saya ibrahimovic (swedia) dan dzagov (rusia) sudah cetak 3 gol sampai akhir babak penyisihan. mandzukic (kroasia) juga punya 3 gol.
lalu ada mario gomez dan mario ballotelli yang punya simpanan 3 gol. cristiano ronaldo juga 3 gol. terakhir malam ini torres menorehkan gol ketiganya.
melihat pengaruhnya buat tim, saya rasa ballotelli yang akan dapat sepatu emas. tapi melihat level golnya, torres yang punya gol di final juga mungkin dapatkan sepatu emas.
singkat saja notes yang saya surat. pertanyaan saya sebelum diumumkan panitia. siapa peraih sepatu emas piala eropa 2012?


 02 July 2012 | 04:22

Bisa Toleran Pada Panser? Kenapa Tidak Pada Garuda?


jutaan orang tak percaya tim panser kalah (lagi)!
terakhir kali jerman mengangkat piala di podium juara sebenarnya cukup lama. yups, rentang 1996 di level eropa artinya sudah 16 tahun lalu. di level dunia, 1990 itu sudah 22 tahun silam. tapi, kenapa jerman selalu diidolakan?
pertama, mungkin karena banyaknya bintang. tapi tunggu dulu, selepas 2008 bintang jerman b
erhilangan. tak ada ballack atau kahn di piala dunia 2010. tapi toh mereka diidolai.
mungkin lebih karena alasan kedua. konsistensi.
yups, walau bintang hilang dan pemangkasan generasi terjadi, mereka konsisten di level atas. pd1998 memang mereka rontok dini dari kroasia di perempat final. di pe2000 bahkan juga tak gemilang. tapi di pd2002 mereka jadi runner up brasil. kembali melempem di pe2004, tapi secara berturut selalu hadir di 4 semifinal besar: pd2006, pe2008, pd2010, dan kini pe2012.
konsistensi, walau tidak juara.
dan malam ini komentator di tv (saya malas menyebut namanya), entah karena jerman adalah jagonya, membela der panzer dengan kata2 bahwa jerman bukan pecundang walau gagal lagi kali ini.
***
saya jadi terenyuh melihat sang komentator dan bahkan jutaan pencinta jerman di tanah air. kenapa kita bisa toleran dengan panser, sementara dengan garuda kita begitu mudah memberi penghakiman.
saat kalah di sea games lalu dan di brunai belakangan ini, banyak dari rakyat negeri ini menghujat garuda. padahal, walau berulangkali gagal, timnas garuda sesungguhnya sukses menjaga konsistensi sebagai papan atas asia tenggara (sekup kecil yang sesungguhnya sudah cukup membanggakan bila dirajai), walau telah lama tak angkat piala.
kita runner up aff terakhir, juga peraih perak sea games, juara 2 turnamen bolkiah, jadi 3 negara astengg yang bisa lolos fase 2 ppd, salah satiu finalis tersering aff cup. sesungguhnya garuda perkasa.
toleran panser; garuda??

9 June 2012 | 04:16