23 October 2012 | 16:32
riedl memang pernah berarti buat garuda dua tahun lalu. tapi itu dulu.
kini dia diributkan untuk bertahta di banch garuda oleh mereka yang
hendak menyelamatkan situasi yang sama sekali tak berpotensi bahaya.
pertanyaannya adalah, apa hak riedl bertahta?
tahta itu sudah diemban nil maizar yang secara berani mengusahakan
kesuksesan dalam keterpurukan. nil juga sudah berprestasi di level klub
via lpi terakhir. nil berani, nil juara, dan nil indonesia.
kau riedl, siapa? visa kerja pun tak punya. prestasi? nol!
Selasa, 23 Oktober 2012
Menanti Keteladanan Lebih Nyata Bambang Pamungkas di Kisruh PSSI-KPSI
saat sudah deadlock begini, bambang pamungkas atau bepe adalah salah satu kunci pengurai kisruh pssi-kpsi.
saya salut untuk bepe kala tak bergabung di batu malang untuk jadi tim garuda perjuangan. sepertinya bepe lebih waras ketimbang fu15 dkk yang sudah dibutakan oleh pemilik boneka riedle. tapi bepe baiknya bertindak lebih nyata dengan bergabung saja di tim nil maizar ketimbang berdiri tanggung, walau sudah tahu mana yang benar dan salah.
semoga cara ini diteladani dan menyadarkan mereka yang buta.
bepe..
23 October 2012 | 14:01
saya salut untuk bepe kala tak bergabung di batu malang untuk jadi tim garuda perjuangan. sepertinya bepe lebih waras ketimbang fu15 dkk yang sudah dibutakan oleh pemilik boneka riedle. tapi bepe baiknya bertindak lebih nyata dengan bergabung saja di tim nil maizar ketimbang berdiri tanggung, walau sudah tahu mana yang benar dan salah.
semoga cara ini diteladani dan menyadarkan mereka yang buta.
bepe..
23 October 2012 | 14:01
Minggu, 21 Oktober 2012
Sudahlah PSSI….
Sudah lebih setahun sejak NH jatuh debat pro kontra PSSI-KPSI ramai jadi perbincangan. Awalnya saya pikir kita akan berdebat seperti halnya debat antarsuporter yang sering saya simak menjelang el clasico atau derbi-derbi kelas dunia.
Sama halnya dengan debat yang saya bicarakan di awal, debat antarsuporter juga tanpa moderator. Semua bisa ikut campur dengan pelbagai komentar pedasnya. Tapi, setiap debat itu ada hasilnya kala pertandingan yang sesungguhnya digelar. Pihak yang kalah akan tahu diri setelah laga. Setidaknya hingga pertandingan berikutnya digelar kembali.
Debat pro kontra PSSI-KPSI lucunya tak juga pernah memasuki pertandingan sesungguhnya. Semuanya beredar di level wacana dan tanpa wasit. Jangankan debatnya, yang berseteru juga tak punya wasit. FIFA yang katanya hebat itu juga adem ayem.
Setiap hari forum olahraga kompasiana diisi debat semacam ini. Ada hasil? Nggak tuh. Lama-lama bosan juga begini.
Harusnya kita siap untuk lompatan besar sepakbola, tapi kini kita seperti kepiting-kepiting dalam panci. Saling mengaitkan diri dan tak punya peluang untuk melepaskan diri dari masalah sesungguhnya: perkembangan sepakbola.
Saran dari saya sekali lagi: MENGINGAT kpsi TAK MUNGKIN MUNDUR KARENA SEJAK AWAL DI SET UNTUK MENGACAUKAN, ada baiknya PSSI yang mundur demi kemaslahatan sepakbola negeri ini. Sungguh ini tak akan pernah berakhir bila begini terus adanya.
Pak Jo, mundur aja deh Pak!
Cukup PSSI, Biarkan KPSI yang di Situ
Beberapa waktu lalu saya sudah pernah meletakkan sebuah posting untuk mengajak pengurus PSSI berbesar hati saja melepaskan semua tanggung jawabnya pada mereka yang mengaku penyelamat sepakbola nasional. Bukannya mendukung pihak tersebut, hanya saja sudah terlalu lelah rasanya berpolemik tanpa ada ketegasan dari diri PSSI sendiri untuk betul-betul mandiri tanpa menghiraukan polemik yang bagai debat kusir tanpa juntrungan.
PSSI cuma bisa mengancam tanpa ketegasan berupa pembuktian, KPSI terus saja bertingkah. Lucunya orangtua pihak yang bersitegang jua tak bisa ketuk palu dengan pasti. AFF, AFC, dan FIFA hanya bersikap lunak atas perseteruan keduanya. Yang makin tertohok adalah pencinta sepakbola nasional.
Saya tak nyaman melihat timnas yang sedikit disepelekan itu terus dipojokkan oleh mereka yang mengaku timnas juga atas dasar kebintangannya (yang tanpa nurani).
Capai mas bro. Sudahlah Pak De Johar…. Biarkan saja para kambing dungu yang merasa berhak menyelamatkan itu mengurus sepakbola nasional. Lebih baik cari kegiatan lain yang lebih berpahala. Melawan setan juga bentuk pergaulan dengan setan itu sendiri. Dan bergaul dengan setan tak membuat setan lebih berperikemanusiaan, tapi kita yang manusia yang akan lebih kesetanan.
Selamat datang KPSI, selamatkanlah yang kalian anggap perlu diselamatkan.
*Sesungguhnya saya yakin Irfan Bachdim, Diego Michels, dan Tibo cs tetap bisa berprestasi tanpa FU15 yang gila gelar bintang itu, tapi sudahlah. Ambil alih, ayo ambil alih. Sudah bosan dengan polemik ini. Yang cerdas sebaiknya mundur daripada terus begini. Yo…. yang gantengan mundur…..
22 October 2012 | 11:46
Langganan:
Postingan (Atom)