raja, adalah dia yang jadi titisan sang kuasa di mata rakyatnya. dia
pemberi keadilan, dia pemberi keamanan, dia juga yang memelihara harga
diri negeri.
tapi, raja di negeri angin sungguh berbeda. statusnya yang naik singgasana dengan daya seadanya membuat dirinya terpenjara.
awalnya semua sungguh indah manakala dayanya seadanya disokong banyak
pihak dengan model gotong royong. keapaadanyaan itu dapat tertutupi oleh
semua partner di sekelilingnya.
masalah baru muncul saat raja negeri angin ingin mandiri. ternyata tanpa
penyokongnya dia gagal di hadapan senat, untuk pengentasan kemiskinan
pun kas pribadinya kosong tanpa dukungan cukong penyokong. pun kala
kebijakan yang dibuatnya dilanggar para penyokong, tak ada daya untuk
sekadar menegur.
masalah makin rumit. wakilnya yang dasarnya banyak duit lebih banyak tampil jadi pemimpin. sang raja bak tukan stempel semata.
kemudian perusahaan salah satu penyokongnya buat bencana buat rakyat.
tanpa bisa menegur anak buahnya yang berjasa menyokongnya itu sang raja
diam saja kala kas negara dipakai tuk ganti rugi.
tibalah saat ganti wakil. sang raja menemukan jalan tuk lepas dari para
penyokong lama. tapi penyokong lama tak bodoh. mereka tahu segala jenis
kartu sang raja di eranya yang kedua.
dengan wakil baru demi bebas dari keterkungkungan penyokong lama, sang
raja dan penyokong barunya sejenak tampil beda. tapi, perlahan penyokong
barunya berulah bak penyokong lama. diam-diam merongrong kekuasaannya.
parahnya, penyokong lama yang pegang kartu ikut-ikutan menyetir sang
raja. singkatnya, bukannya lepas dan bebas, kini sang raja terbelenggu
kepentingan begitu banyak penyokongnya. dari era lama merangsek, era
baru merongrong, pun para oposan meninju setiap kebijakannya.
keadilan kini makin nampak hanya bagi yang bayar. keamanan rakyat tak
terjamin manakala cukong-cukong penyokong setiap saat bisa mengusir atas
dalih apapun bahkan kerukunan agama tak lagi penting. bicara harga diri
bangsa, harga diri sendiri saja raja tak punya.
itulah cerita pilu negeri angin. ckckc
12 December 2012 | 09:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar