Jumat, 21 September 2012

Semoga Beruntung Pak Joko dan Pak Basuki

Entah kenapa beberapa orang yang saya pandang baik di negeri ini selalu bernasib sial. Ini opini semata, namun tanya saya tetap sama: KENAPA?
Kenapa Antasari Ashar malah jadi pesakitan di hotel prodeo?
Kenapa Susno Duadji yang hendak bernyanyi tobat malah dibungkam?
Kenapa Jusuf Kalla cuma bisa jadi orang nomor dua?
Kenapa Gus Dur lebih dulu pergi?
Kenapa Muhammad Hatta tak pernah jadi presiden?
Kenapa Pak Hugeng tak pernah kaya?
Kenapa Sultan Hamengkubuono X cuma bisa diam dan tak frontal saat posisinya diguncang?
Kenapa Mahfud MD tak bisa meledakkan semua kotoran negeri?
Kenapa Djohar Arifin Husein tak bisa tenang memimpin PSSI?
Kenapa Akbar Faisal cuma jadi wakil partai kecil?
Mereka semua baik di mata saya, namun gagal jadi superhero hati saya atas nama perbaikan negeri.
Malam ini Pak Joko dan Pak Basuki masuk dalam list orang baik di katalog saya. Semoga esok ada keberuntungan yang tak menambah kata kenapa berikutnya atas nama-nama orang yang saya harapkan bisa merubah negeri menyangkut ketidakberuntungan.
Semoga Beruntung Pak Joko dan Pak Basuki

19 September 2012 | 23:32

Arrivederci Sepakbola PON

Baru saja selesai sebuah ajang sepakbola domestik yang punya status “benci-benci tapi rindu” bertajuk Sepakbola PON.
Benci karena dalam beberapa cerita yang berjalan banyak diwarnai cerita yang kurang wajar di dunia sepakbola. Ada juara kembar karena proses protes yang tak kunjung selesai sampai dipadamkannya api PON, ada pula kisah teranyar yang lucu: pergelaran nasional dilangsungkan tanpa melibatkan PSSI sebagai induk organisasi.
Dirindu karena pada akhirnya penantian pergelaran memang cukup panjang, sama dengan durasi perhelatan olimpiade, piala dunia, atau pun piala eropa.
Saya mengenal ajang ini dari umur sekolah dasar. Atas nama isu kedaerahan yang kuat sebagai orang batak, kala itu rumah saya begitu semarak dengan dukungan pada aksi Iwan Karo-karo untuk tim Sumut di PON 1989. Walaupun pada akhirnya saya tahu kalau Sumut bukan semata milik etnis batak, namun semangat kedaerahan tetap jadi isu yang membakar gelora dalam kisah-kisah PON selanjutnya.
Di ajang 2012 ini sesungguhnya saya tak banyak menyoroti PON. Selain saya tak tahu kalau ada siaran langsungnya di TV nasional, berita kekisruhan PON atas nama korupsi dan persiapan yang jauh panggang dari api lebih membahana. Terakhir yang saya soroti adalah masalah PSSI yang menarik diri dari PON dan digantikan wasit ISL.
Barulah saat membaca berita Topskor edisi Selasa lalu saya tahu kalau cabor sepakbola PON tetap digelar sampai hampir tuntas, dan aha…., tim kebanggaan semangat etnisitasku masih hidup samapai laga final yang digelar malam ini.
Entah kapan sepakbola PON mulai jadi ajang amatir saya tak tahu pasti. Mungkin seperti halnya olimpiade, FIFA juga memberi ajang olimpiade untuk gelaran pemain muda antarnegara dibanding piala dunia, PON juga memberi peluang buat para pemuda untuk unjuk kebolehan di level semisenior. Okelah, walau tak ada bintang besar semisal Iwan Karo-karo lagi di PON, yYang jelas PON kali ini akan menghasilkan nama-nama seperti Budi Sudarsono dan Okto Maniani tuk persepakbolaan Indonesia kelak.
Temuan saya di Topskor ternyata berjodoh dengan arahan remote TV saya yang secara tak sengaja mengantarkan sajian final PON di Global TV. Walau sebenarnya tak terlalu ingin menyaksikan, tapi mumpung punya waktu plus ada Sumut jadilah saya tonton.
Sumut kalah, walaupun tetap jadi juara tersering dengan 6 emas sebelumnya. Lewat gol di menit 105 Kaltim menjelma jadi peraih baru emas sepakbola PON. Selamat buat kalian Kaltim.
Hanya sekadar mengulas, takutnya nanti berlalu begitu saja tanpa catatan khusus.
Semoga akan lahir nama-nama besar baru dari PON kali ini. Walau sangat disayangkan takkan diakui PSSI sebagai ajng resmi. Sampai jumpa lagi PON. Di Aceh kan 2016?
Arrivederci…….
http://qodoq2000.blogspot.com/

19 September 2012 | 23:10

Saatnya Untuk Putus Asa

Kadang kala hati ini ingin acuh pada apa yang terjadi dalam sepakbola tanah air. Melihat apa yang terjadi berkepanjangan ini, rasanya ingin sekali tak memedulikan lagi apa yang terjadi di kisruhnya dunia sepakbola domestik ini.
Semuanya sebenarnya terang benderang antara siapa yang sebenarnya hendak mengasuh dan siapa yang hendak mengacaukan, tapi kehebatan gurita penghancur betul-betul merasuk dan jadi kanker yang tak bisa sepenunya dinetralkan dengan upaya kemoterapi sang pengasuh.
Waktu sudah berlarut, dan perlahan orang-orang yang tadinya peduli mundur atas nama waktu yang mulai habis dalam debat kusir dengan gurita busuk yang menjelma jadi garuda. Inilah yang sepertinya diharapkan oleh kubu lawan dalam peperangan ini.
Kubu pengasuh berupaya tuk mengakomodir kepentingan setiap pihak dengan porsinya masing-masing, sementara kubu penghancur berlagak hendak berdampingan walau hanya upaya mengulur waktu agar kubu lawan kehabisan logistik sebelum pertempuran yang sesungguhnya berlangsung.
Perlahan hati mulai jengah atas perseteruan yang tak kunjung berkonfrontasi secara langsung dan hanya berputar-putar malu dalam wacana tapi tak jua konkret menentukan siapa yang sebenarnya punya kekuatan.
Bagi saya yang kehabisan waktu menghadapi masalah ini dan banyak lagi yang seperti saya, yang terpenting kini adalah intervensi langsung dari induk regional, kontinental, dan dunia. Waktu sudah banyak habis. Tak perlu rasanya perundingan lebih lanjut, karena jelas salah satu kubu memang tak berniat islah sejak awal.
Hukuman FIFA atau apapun itu cepatlah turun, biarlah garuda menemui hakim untuk menetukan jati dirinya. Melawan ketidakbenaran memang suatu perjuangan mulia, tapi bila semua daya telah tersaji dan tak kunjung membuahkan hasil, ada kalanya kita harus legowo keluar dari medan pertempuran.

14 September 2012 | 11:50

pemimpin bijak = biarin?

pak rt mau jadi pimpinan bijak. yang penting tampil bijak. kebijakannya sediri tak lebih dari “sok bijak”.
ada maling di lingkungan dengan bijak dia imbau warga waspada tapi tak lakukan penangkapan. ada preman di wilayahnya dia imbau tuk menjauh tapi tak ditindak.
ada pertikaian antarwarga dia imbau tuk damai tapi tak menegakkan aturan yang buat warga bersengketa.
imbau, imbau, dan cuma imbau.
barulah kemudian rumahnya dimaling, anaknya dipalak, dan keluarganya perang berebut warisan.
mau imbau apa sekarang

30 August 2012 | 12:08

Siapa Transfer Bintang Penutup Jendela Transfer yang Akan Tutup Besok?

31 agustus adalah akhir terbukanya jendela transfer musim ini. setelahnya klub tak bisa membajak pemain dari klub lain yang berstatus dalam kontrak.
pertanyaan saya, adakah klub yang masih belum melengkapi klubnya hingga saat terakhir ini. bila ada, mungkinkah skuad baru tanpa pre season langsung tune in di klub?
rasanya tak akan ada transfer besar di hari terakhir esok. richardo kaka mungkin satu-satunya sosok yang jadi sorotan esok. tapi,adakah bintang lain yang akan menyeberang besok? menanti drama ney!

30 August 2012 | 11:55

Korsel: Dari Asia untuk Dunia

Baru saja selesai perebutan medali perunggu olimpiade London. Dan korsel Korsel sebagai pemenang.
hasil ini menasbihkan korsel Jadi Tim Asia paling sukses di dunia. Setelah Jadi satu-satunya Tim Asia yang pernah lolos ke semifinal piala dunia, kini lengkap sudah dengan medali olimpiade.
Meredupnya pamor park ji sung di man united Tak mengkhawatirkan lagi. Kini ji sung muda memberI bukti.
Garuda masih sangat jauh tuk sampan di level itu, tapi tetap Ada harapan ke sana jua kelak.
Bahagialah ahn Jung Awn yang sudah bisa lebih berbangga hati ketimbang miura atau nakata atas pencapaian negaranya. Selamat tuk Tim negeri ginseng.

11 August 2012 | 03:53

Menlu Turki ke Myanmar; Indonesia Cuma Koar-koar dari Jauh

etinis rohingya saat ini sedang terpojok di myanmar. etnis muslim ini bagai anak tiri dunia. di myanmar yang jadi tanah barunya diusir, di bangladesh yang sama muslim dan negeri leluhurnya pun ditolak.
indonesia adalah negara muslim terbesar dan tetangga myanmar, bahkan kalau tak salah ketua asean. apa tindakannya?
tentu saja ada kok. citra kita bagus kalau soal solidaritas sesama muslim,
sayangnya kita hanya mengimbau dan mengutuk.
bangga?
bandingkan dengan turki yang kirim bantuan plus menlu…..
-ceming-

09 August 2012 | 11:22

Bowo oh bowo, Nasibmu Kini…

kawanku bowo sedang galau. bagaimana tidak, sudah banyak upaya dikeluarkan, banyak biaya digelontorkan, tapi nampaknya akan gagal jadi ketua kelas.
sebetulnya tak heran, kelas yang dipimpinnya selama ini tak banyak pretasi. adu bola cuma penggembira, isi kelas cuma nerusi sebelumnya, hubungan dengan wali kelas lemah, dan warga kelas sering dibelakangkan, apalagi yang kismin.
kini joko si perantau populer dalam kelas, bowo mulai cembokur deh. layanan kelas jadi serbakampanye, tapi telat ah. belangnya ketara.

09 August 2012 | 10:47

Generasi Minim Prestasi, Generasi Persiapan tuk Masa Nanti

betapa sedihnya kala olimpiade akan terlewati tanpa keping emas kebanggaan hati
tak ada senyum kini
tak jua urai air mata pembangga hati yang haru biru dalam reguk kemenangan
para pembesar sibuk memupuk untung tanpa cinta
pejuang pun tak kurang jahatnya dalam curang
jadilah kini negeriku penggembira semata
generasi ini akan dikenang tanpa prestasi berarti
generasi ini berlalu tanpa toreh yang pasti
tapi bangsaku belum mati
kami memang terpuruk
tapi kami akan kembali
generasi ini persiapan untuk nanti
v

05 August 2012 | 02:22

Senin, 03 September 2012

Biarkan Garuda Menikmati Sepak Bola

baru saja tadi kelelawar mestalla memberi pelajaran pada garuda. lima gol tanpa balas pun bersarang di gawang wahyu. banyak yang mungkin mengejek garuda akan hasil buruk ini. apalagi diawali pemberontakan bepe, popon, dan fu15 dari turnamen super, kubu nonpecinta bola yang punya pegangan jahat yang kuat pasti tertawa puas.
tapi, buat saya biarlah garuda menikmati sepakbola, biarkan anak” muda itu belajar dari seniornya dan profesional sebayanya. tak saat ini, tapi kelak akan ada masanya garuda digdaya. lol


05 August 2012 | 02:13