oke, kemeriahan belum reda di senayan. merahnya liverpool dan
merahnya indonesia bersinergi memancarkan aura persahabatan. sebuah laga
eksebisi digelar tanpa rasa malu untuk salah satu pihak.
masuk ke reportase, timnas kita yang kali ini berkulit “eleven” takluk 0-2 dari the reds. kalah, tapi selain tak setelak dari the gunners, hari ini ada jiwa berjuang ditampilkan mereka yang jadi “sebelas”, dan bukan “tim impian”.
sebuah acungan jempol tuk jacksen f tiago yang tak egois kali ini. alih-alih mempertontonkan kedigdayaan bintang-bintang isl yang jeger, laki, dan fearless, sejak pembentukan tim dia telah mengakomodir setiap pihak dalam sepakbola sesungguhnya. ketidakhadiran andik vermansyah kali ini masuk akal dari sisi alasan. tak ada gambaran pemincangan bintang ipl kali ini. terbukti di starting line up coach jackson tak memaksakan isl all star yang bermain. dapat kita lihat, bukan hanya membiarkan para anak ipl bermain sejak awal; sang pelatih juga tak memaksakan persipura conection berlaga dari garis start. singkatnya buat saya, mereka yang siaplah yang diturunkan. mereka yang punya keinginan “menjual dirinya” dalam hal positif ditampilkan.
tak nampak bintang karatan model tukang tampol di lapangan. tokoh-tokoh asosiasi pesepakbola tanah air (yang gagal memperjuangkan kesejahteraan anggotanya) yang biasanya punya jatah tampil di eksebisi juga tak terpakai.
hasilnya, anda bisa lihat di lapangan. walau bisa saja kalah 4 gol (andai membentur mistar dihitung), para pemuda di lapangan itu berjuang sekuat tenaga dan jelas jauh dari ketakberdayaan pekan lalu.
ada secercah harap bila pemain yang tampil semilitan tadi. secercah harap yang akan makin mantap bila pelatih tak ternoda sentuhan politis.
sebuah senyum hadir malam ini. seolah ucapan gembira sang pelatih dalam film “damned united”, saya hendak bilang pada taufik, mofu, tibo, bustomi, igbonevo, maitimo, dijk, dkk kalau kini kita equal dengan gerrard, skrtel, glen, sterling, atau toure kalau mau berusaha.
kini timnas itu layak kuperhatikan lagi. oke deh!
masuk ke reportase, timnas kita yang kali ini berkulit “eleven” takluk 0-2 dari the reds. kalah, tapi selain tak setelak dari the gunners, hari ini ada jiwa berjuang ditampilkan mereka yang jadi “sebelas”, dan bukan “tim impian”.
sebuah acungan jempol tuk jacksen f tiago yang tak egois kali ini. alih-alih mempertontonkan kedigdayaan bintang-bintang isl yang jeger, laki, dan fearless, sejak pembentukan tim dia telah mengakomodir setiap pihak dalam sepakbola sesungguhnya. ketidakhadiran andik vermansyah kali ini masuk akal dari sisi alasan. tak ada gambaran pemincangan bintang ipl kali ini. terbukti di starting line up coach jackson tak memaksakan isl all star yang bermain. dapat kita lihat, bukan hanya membiarkan para anak ipl bermain sejak awal; sang pelatih juga tak memaksakan persipura conection berlaga dari garis start. singkatnya buat saya, mereka yang siaplah yang diturunkan. mereka yang punya keinginan “menjual dirinya” dalam hal positif ditampilkan.
tak nampak bintang karatan model tukang tampol di lapangan. tokoh-tokoh asosiasi pesepakbola tanah air (yang gagal memperjuangkan kesejahteraan anggotanya) yang biasanya punya jatah tampil di eksebisi juga tak terpakai.
hasilnya, anda bisa lihat di lapangan. walau bisa saja kalah 4 gol (andai membentur mistar dihitung), para pemuda di lapangan itu berjuang sekuat tenaga dan jelas jauh dari ketakberdayaan pekan lalu.
ada secercah harap bila pemain yang tampil semilitan tadi. secercah harap yang akan makin mantap bila pelatih tak ternoda sentuhan politis.
sebuah senyum hadir malam ini. seolah ucapan gembira sang pelatih dalam film “damned united”, saya hendak bilang pada taufik, mofu, tibo, bustomi, igbonevo, maitimo, dijk, dkk kalau kini kita equal dengan gerrard, skrtel, glen, sterling, atau toure kalau mau berusaha.
kini timnas itu layak kuperhatikan lagi. oke deh!
20 July 2013 | 22:56