judul di atas sesungguhnya bukan cuma terjadi di sepakbola
nasional, mungkin di semua lini kehidupan hal itu terjadi. saat ada
permasalahan biasanya yang merasa sama akan bersatu melawan, sebaliknya
saat semua aman dan tenteram hal-hal kecil dapat menyulut pertikaian.
singkat kata, hal-hal ini sebentar lagi akan jadi komoditas pemberitaan di sepakbola negeriku yang sudah “damai” bersatu.
ingat saat-saat dulu, para penguasa sepakbola negeri ini bersatu melawan pereformasi yang gagal. semua seakan satu suara. mulai dari wasit, pelatih, pemain, bintang-bintang timnas, dan tentunya para pengurus.
oke, sekarang semua perjuangan itu berhasil untuk mereka. kantor induk organisasi sudah terkuasai, dari sana kini segala aturan didengungkan.
nah, lanjutan judul saya itulah yang sedang saya nantikan. bukannya sirik, tetapi sudah hukum alam kok akan terjadi. apalagi akhir kompetisi sudah mulai dekat.
mari kita lihat dengan seksama. adakah wasit yang selama ini tunduk pada para pengurus sah versi mereka bersikap jujur selamanya? akankah ada pihak-pihak yang merasa digembosi? akankah masalah gaji dan tunjangan para bintang lancar selamanya? akankah ada klub yang dikorbankan untuk jalan klub lain? akankah mereka yang terdegradasi jumawa menerima nasibnya? akankah para terhukum di komdis mematuhi pengadil?
kita tunggu saja suara-suara sumbang yang akan segera datang di masa damai ini?
entah kenapa saya merasa keluhan semasa zaman akhir rezim yang digulingkan akan terulang. siaplah mendengar lagi pengaturan skor, pembiaran pelanggaran, gaji yang diabaikan, wasit yang dizalimi, wasit yang dibeli, pemain yang dibuang, pemain yang tunggu bonus, hukuman yang diperjualbelikan, dll.
saya menunggu saja deh. pasti “wasit teladan” yang selama ini loyal itu suatu saat tersakiti, “pelatih agung” yang selama ini heboh membela itu akan meledak lagi, “pengurus” yang klubnya gagal juara padahal sudah jorjoran kumpulkan pemain timnas dan bintang-bintang asing itu akan geradakan, dan lain sebagainya.
sudahlah, sore-sore iseng aja……
singkat kata, hal-hal ini sebentar lagi akan jadi komoditas pemberitaan di sepakbola negeriku yang sudah “damai” bersatu.
ingat saat-saat dulu, para penguasa sepakbola negeri ini bersatu melawan pereformasi yang gagal. semua seakan satu suara. mulai dari wasit, pelatih, pemain, bintang-bintang timnas, dan tentunya para pengurus.
oke, sekarang semua perjuangan itu berhasil untuk mereka. kantor induk organisasi sudah terkuasai, dari sana kini segala aturan didengungkan.
nah, lanjutan judul saya itulah yang sedang saya nantikan. bukannya sirik, tetapi sudah hukum alam kok akan terjadi. apalagi akhir kompetisi sudah mulai dekat.
mari kita lihat dengan seksama. adakah wasit yang selama ini tunduk pada para pengurus sah versi mereka bersikap jujur selamanya? akankah ada pihak-pihak yang merasa digembosi? akankah masalah gaji dan tunjangan para bintang lancar selamanya? akankah ada klub yang dikorbankan untuk jalan klub lain? akankah mereka yang terdegradasi jumawa menerima nasibnya? akankah para terhukum di komdis mematuhi pengadil?
kita tunggu saja suara-suara sumbang yang akan segera datang di masa damai ini?
entah kenapa saya merasa keluhan semasa zaman akhir rezim yang digulingkan akan terulang. siaplah mendengar lagi pengaturan skor, pembiaran pelanggaran, gaji yang diabaikan, wasit yang dizalimi, wasit yang dibeli, pemain yang dibuang, pemain yang tunggu bonus, hukuman yang diperjualbelikan, dll.
saya menunggu saja deh. pasti “wasit teladan” yang selama ini loyal itu suatu saat tersakiti, “pelatih agung” yang selama ini heboh membela itu akan meledak lagi, “pengurus” yang klubnya gagal juara padahal sudah jorjoran kumpulkan pemain timnas dan bintang-bintang asing itu akan geradakan, dan lain sebagainya.
sudahlah, sore-sore iseng aja……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar