akh, ada juga yang bahas peringkat fifa. trims rekan yang telah membahas.
bukankah rendahnya peringkat fifa timnas kitalah yang jadi alasan keprihatinan para pengurus kpsi dan pendukungnya kala menohok para reformis sebelumnya? kala sudah kembali berkuasa, kapan upaya menaikkan peringkat itu terjadi?
soal kecintaan atas timnas sebelumnya sudah saya urai. usai kalah atas arab, kalender timnas sungguh tak memungkinkan tambahan poin. lawan yang muncul bukanlah tim yang setara kekuatannya. di pra piala asia lawan berat semua. di jadwal persahabatan resmi, agendanya kosong. seiring dengan kekalahan yang menanti, selain tak ada poin masuk, kecintaan atas timnas tentu akan melempem. semangat piala aff 2010 lalu tentu akan kendor. berjubelnya penonton di stadion untuk laga timnas akan masuk ke masa kelam.
ingat tentunya di era sebelum aff cup dulu betapa lowongnya stadion dibandingkan kini kala timnas bertanding. padahal timnas terkini dipenuhi bintang yang sangat ternama. bahkan nama-nama pemain naturalisasi yang menghiasi amat menjanjikan ekspektasi.
bagaimana ini, peringkat fifa tak maju menanti, kekalahan atas tim besar yang ada di agenda menunggu, padahal aksi duet maut boas - van dijk memberi ekspektasi berlebihan….
saya memang acuh tak acuh dengan kepengurusan kini, namun kalau saja boleh menyarankan baiknya agenda sepakbola persahabatan internasional dioptimalkan. siapkan lawan tanding yang sama atau di bawah kita kekuatannya. piala aff masih tahun depan, sea games tak masuk hitungan, jadi sebaiknya buat turnamen sendiri saja.
bisa saja diadakan piala kemerdekaan seperti dulu-dulu. undang saja tim seperti vietnam, myanmar, kamboja, hongkong, india, suriname, burkina faso, zimbabwe, tahiti, atau timor leste.
mungkin tak bergengsi, tapi rakyat tak peduli. asal menang tentu timnas didukung. ingatlah aksi di aff 2010 lalu yang dipuja-puji bahkan dibandingkan dengan tampilan di ppd 2014. banyak fans tak peduli kualitas lawan. menang-menang-dan menang. latih mental as a champions.
semoga ada yang percaya…
bukankah rendahnya peringkat fifa timnas kitalah yang jadi alasan keprihatinan para pengurus kpsi dan pendukungnya kala menohok para reformis sebelumnya? kala sudah kembali berkuasa, kapan upaya menaikkan peringkat itu terjadi?
soal kecintaan atas timnas sebelumnya sudah saya urai. usai kalah atas arab, kalender timnas sungguh tak memungkinkan tambahan poin. lawan yang muncul bukanlah tim yang setara kekuatannya. di pra piala asia lawan berat semua. di jadwal persahabatan resmi, agendanya kosong. seiring dengan kekalahan yang menanti, selain tak ada poin masuk, kecintaan atas timnas tentu akan melempem. semangat piala aff 2010 lalu tentu akan kendor. berjubelnya penonton di stadion untuk laga timnas akan masuk ke masa kelam.
ingat tentunya di era sebelum aff cup dulu betapa lowongnya stadion dibandingkan kini kala timnas bertanding. padahal timnas terkini dipenuhi bintang yang sangat ternama. bahkan nama-nama pemain naturalisasi yang menghiasi amat menjanjikan ekspektasi.
bagaimana ini, peringkat fifa tak maju menanti, kekalahan atas tim besar yang ada di agenda menunggu, padahal aksi duet maut boas - van dijk memberi ekspektasi berlebihan….
saya memang acuh tak acuh dengan kepengurusan kini, namun kalau saja boleh menyarankan baiknya agenda sepakbola persahabatan internasional dioptimalkan. siapkan lawan tanding yang sama atau di bawah kita kekuatannya. piala aff masih tahun depan, sea games tak masuk hitungan, jadi sebaiknya buat turnamen sendiri saja.
bisa saja diadakan piala kemerdekaan seperti dulu-dulu. undang saja tim seperti vietnam, myanmar, kamboja, hongkong, india, suriname, burkina faso, zimbabwe, tahiti, atau timor leste.
mungkin tak bergengsi, tapi rakyat tak peduli. asal menang tentu timnas didukung. ingatlah aksi di aff 2010 lalu yang dipuja-puji bahkan dibandingkan dengan tampilan di ppd 2014. banyak fans tak peduli kualitas lawan. menang-menang-dan menang. latih mental as a champions.
semoga ada yang percaya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar