kemarinan saya iseng mencari film nasional yang sudah dilepas di
dunia maya ini. lama tak longok film baru yang disebar para pengguna
internet, tiba-tiba saya lihat di salah satu blog film ada film “hari
ini pasti menang” karya bung yusuf bachtiar atau ucup.
tak punya kuota besar, saya cari streamingnya di youtube. ternyata ada ripan dati tv yang diupload seseorang di sana. maka mulailah saya tonton stramingan film yang dulu saya lihat trailernya sangat mengundang niat menonton.
yah, waktu april atau maret lalu dirilis memang saya gagal menontonnya di bioskop karena istri tengah hamil besar dan akhirnya si kecil kami yang lucu lahir. singkat kata, akhirnya bisa nonton juga, walau mungkin terkesan mencuri karya bung ucup.
saya mengagumi bung ucup karena urai teman saya yang jakmania bahwa lelaki ini sungguh suporter fanatik persija yang kreatif. longok saja filmnya “romeo juliet” yang cukup enak dinikmati penonton netral. alau terkesan dihakimi para bobotoh sebagai film yang mendiskreditkan publik bandung, buat saya itu hanya cerita belaka yang bisa mengilhami diri bila ingin dan tak mengajak membenci persib misalnya. plus dulu saya pernah bertemu bung ucup di sebuah rumah produksi kala jadi talent kecil-kecilan.
singkatnya lagi, tadinnya saya suka dengan bung ucup. tapi, kala kisruh pssi lalu saya kecewa dengan bung ucup yang seolah dibutakan fanatismenya kala bertindak sebagai komentator di beberapa partai liga jeger.
kembali ke film, cerita tentang gabriel omar dengan imaji sepakbola nasional yang sudah demikian maju dalam film namun ternyata sama kotornya karena tindak mafia membuat saya kembali percaya bahwa bung ucup tak sebuta itu. ternyata, walau bisa dibantah dengan dalih cerita fiksi, bung ucup juga mengajak kita berpikir melalui filmnya kalau permafiaan itu memang mungkin ada di persepakbolaan modern. namun sebagaimana dalam film, dia juga merasa tak bisa berbuat banyak selain berceloteh semata, karena dahsyatnya mafia.
hari ini mafia mungkin juga nyata di sepakbola kita, tapi kita bisa apa?
apa?
28 October 2013 | 11:47
tak punya kuota besar, saya cari streamingnya di youtube. ternyata ada ripan dati tv yang diupload seseorang di sana. maka mulailah saya tonton stramingan film yang dulu saya lihat trailernya sangat mengundang niat menonton.
yah, waktu april atau maret lalu dirilis memang saya gagal menontonnya di bioskop karena istri tengah hamil besar dan akhirnya si kecil kami yang lucu lahir. singkat kata, akhirnya bisa nonton juga, walau mungkin terkesan mencuri karya bung ucup.
saya mengagumi bung ucup karena urai teman saya yang jakmania bahwa lelaki ini sungguh suporter fanatik persija yang kreatif. longok saja filmnya “romeo juliet” yang cukup enak dinikmati penonton netral. alau terkesan dihakimi para bobotoh sebagai film yang mendiskreditkan publik bandung, buat saya itu hanya cerita belaka yang bisa mengilhami diri bila ingin dan tak mengajak membenci persib misalnya. plus dulu saya pernah bertemu bung ucup di sebuah rumah produksi kala jadi talent kecil-kecilan.
singkatnya lagi, tadinnya saya suka dengan bung ucup. tapi, kala kisruh pssi lalu saya kecewa dengan bung ucup yang seolah dibutakan fanatismenya kala bertindak sebagai komentator di beberapa partai liga jeger.
kembali ke film, cerita tentang gabriel omar dengan imaji sepakbola nasional yang sudah demikian maju dalam film namun ternyata sama kotornya karena tindak mafia membuat saya kembali percaya bahwa bung ucup tak sebuta itu. ternyata, walau bisa dibantah dengan dalih cerita fiksi, bung ucup juga mengajak kita berpikir melalui filmnya kalau permafiaan itu memang mungkin ada di persepakbolaan modern. namun sebagaimana dalam film, dia juga merasa tak bisa berbuat banyak selain berceloteh semata, karena dahsyatnya mafia.
hari ini mafia mungkin juga nyata di sepakbola kita, tapi kita bisa apa?
apa?
28 October 2013 | 11:47