yah, terkubur lagi deh timnas kita setelah takluk atas cina semalam.
tak perlu saya kritik permainan timnas. singkat kata timnas kita memang
kalah kelas.
kita mungkin masih harus menunggu generasi evan dimas dan adik-adik mereka kelak matang untuk pergelaran piala asia yang masih sangat jauh…. 2019. yang perlu kita ketahui, ternyata para atlet sepakbola profesional kita memang hanya omong kosong di era ini. terlepas segala kebintangan yang mereka punya plus prestasi lokal mereka yang dipuja-puji fans senegeri ini, di era ini mereka semua cuma omong kosong di jagad persepakbolaan.
era 1996 lalu mungkin timnas kita juga belum dipuja-puji seperti 2010, tapi widodo c putro dkk pernah mengecap sejarah di piala asia. lalu 2000 lalu kurniawan dy dan bambang pamungkas bisa berkoar di asia dengan kemenangan perdana di putaran final. 2004 jadi masa ponaryo astaman dkk beri senyum pada negeri. terakhir di 2007, di depan publik sendiri kita terakhir masuk jajaran elite asia.
kini timnas kembali tersungkur. gagal ambil bagian di 2011, rusuhnya perseteruan buat kita yang masih di 2013 menggaransi ketidaktampilan di 2015 mendatang.
saya tak hendak mengkritik para pemain, yang jelas sepertinya takdir memang sedang kesal dengan persepakbolaan kita di era busuk ini. terbukti bahwa para mafia yang menang dan menguasai sepakbola kini juga tak bisa beri prestasi level senior.
kita memang masih harus menunggu sampai generasi evan dimas dkk mencapai usia emas. karena jelas keberhasilan para junior terlepas dari ingar-bingar kebintangan dan embel-embel politik. pelatih indra syafri saja dipertahankan hanya karena sebelumnya para mafia berpikir tak ada manfaatnya mengutak-atik tim yang tak sebesar u-23 atau senior yang mereka kira punya nilai komersial. yups, karma sudah menimpa para mafia. suporter sudah bosan dan pasti bakal bosan kalau memang belum bosan dengan ini semua.
salam buat semua yang merasa bintang lokal sepakbola negeri ini era ini: kalian cuma omong kosong kok.
kita sayang garuda, tapi malas lihat yang ada. salam.
16 November 2013 | 14:29
kita mungkin masih harus menunggu generasi evan dimas dan adik-adik mereka kelak matang untuk pergelaran piala asia yang masih sangat jauh…. 2019. yang perlu kita ketahui, ternyata para atlet sepakbola profesional kita memang hanya omong kosong di era ini. terlepas segala kebintangan yang mereka punya plus prestasi lokal mereka yang dipuja-puji fans senegeri ini, di era ini mereka semua cuma omong kosong di jagad persepakbolaan.
era 1996 lalu mungkin timnas kita juga belum dipuja-puji seperti 2010, tapi widodo c putro dkk pernah mengecap sejarah di piala asia. lalu 2000 lalu kurniawan dy dan bambang pamungkas bisa berkoar di asia dengan kemenangan perdana di putaran final. 2004 jadi masa ponaryo astaman dkk beri senyum pada negeri. terakhir di 2007, di depan publik sendiri kita terakhir masuk jajaran elite asia.
kini timnas kembali tersungkur. gagal ambil bagian di 2011, rusuhnya perseteruan buat kita yang masih di 2013 menggaransi ketidaktampilan di 2015 mendatang.
saya tak hendak mengkritik para pemain, yang jelas sepertinya takdir memang sedang kesal dengan persepakbolaan kita di era busuk ini. terbukti bahwa para mafia yang menang dan menguasai sepakbola kini juga tak bisa beri prestasi level senior.
kita memang masih harus menunggu sampai generasi evan dimas dkk mencapai usia emas. karena jelas keberhasilan para junior terlepas dari ingar-bingar kebintangan dan embel-embel politik. pelatih indra syafri saja dipertahankan hanya karena sebelumnya para mafia berpikir tak ada manfaatnya mengutak-atik tim yang tak sebesar u-23 atau senior yang mereka kira punya nilai komersial. yups, karma sudah menimpa para mafia. suporter sudah bosan dan pasti bakal bosan kalau memang belum bosan dengan ini semua.
salam buat semua yang merasa bintang lokal sepakbola negeri ini era ini: kalian cuma omong kosong kok.
kita sayang garuda, tapi malas lihat yang ada. salam.
16 November 2013 | 14:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar