
Neymar menuju Brasil 2014
Setahun silam rasanya dunia sangat menantikan ledakan talenta baru dunia yang disebut-sebut akan jadi lebih harum ketimbang Messi dan Ronaldo. Di tengah persaingan kedua maestro aktor utama El Clasico saat itu Pele dan media dunia membesarkan nama pemain ini dengan pelbagai prestasinya.
Pada akhirnya dunia meminta pembuktian
dengan meminta sang bintang terjun ke Eropa, di mana itulah tempatnya
seseorang akan dihargai atau dicaci di dunia persepakbolaan. El Clasico sendiri sampai pada pertarungan memikat sang primadona dan diakhiri dengan kemenangan Barcelona mengikatnya.
Saat yang dinanti tiba, mamun sang
bintang mulai meredup. Tak ada aksi menonjol, sang bintang mulai
terjepit di bawah bayang-bayang Messi sang megabintang di klub, bahkan
tak mampu menyita perhatian melebihi sensasi Ronaldo si CR7.
Brazil memang pabrik pemain bintang.
Saya tak akan bicara soal Pele, Zico, atau Socrates yang memang bukan
dari era saya. Namun nama hebat yang berderet mulai dari Romario,
Bebeto, Cafu, Dunga, Roberto Carlos, Denilson, Ronaldo (Nazario da
Lima), Adriano, Rivaldo, Julio Cesar, Ronaldinho, hingga Kaka. Jajaran
bintang itu dapat dikatakan masih terus berlanjut dengan nama kelas
menengah semisal Hulk, Hernanes, atau David Luiz saat ini. Namun
belakangan hegemoni yang mengarah pada duo bintang yang non-Brazil
nampaknya membuat Pele kebakaran jenggot, apalagi Piala Dunia akan digelar di rumah sendiri.
Maka yang muncul bagi saya adalah sebuah
pencitraan yang ditata sedemikian rupa namun belum berbuah pada saat
yang diharapkan. Piala dunia ada di hadapan, namun elektabilitas fans
untuk memilih Brazil dari sudut pandang muatan bintangnya tak jalan
dengan menjual Neymar. Memang Brazil tetap diunggulkan, selain tuan
rumah, mereka sudah membuktikan di Piala Konfederasi. Namun, untuk
sebuah Negara yang timnya digilai dewasa ini Brazil mungkin belum sampai
sana daya pikatnya.
Generasi kini mungkin dapat menemui
pendukung Brazil di seluruh dunia, namun kebanyakan dari usia di atas 30
tahun, yang mungkin pernah melihat pesona Ronaldinho di Korea-Jepang
dulu. Namun teruna muda kini tentu lebih melihat Argentina karena Messi,
Portugal karena CR7, Spanyol karena 3 piala beruntunnya, dan tentu
bukan Brazil karena Neymarnya.
Maka pertanyaan yang muncul di diri menjelang Piala Dunia di hadapan adalah: Neymar,
bisakah kami lihat kebintanganmu sesungguhnya di rumahmu itu, atau kmu
perlu waktu lebih lama, atau yang lebih mungkin adalah…. Cuma di situ
kemampuanmu.
Selamat menikmati Piala Dunia, dengan Neymar tentunya. Selamat siang. (ds-ejr).
http://football-indonesia.net/piala-dunia/apa-kabar-neymar-39.html
Selasa, 13 Mei 2014 14:04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar