BOLA adalah media olahraga terbesar yang saya tahu
sejak lama. sejak terbit 1x seminggu, tiap jumat seharga rp 1.750 di
medio ‘90-an saya sudah jadi pembaca setia. walau ada “GO” sebagai
pesaing, saya tetap membaca “BOLA” sebagai referensi utama berita dunia
olahraga. kini dengan adanya “Topskor” atau “Soccer” dan sebagainya pun,
dengan harga eceran yang sudah berubah, buat saya BOLA tetap nomor 1.
tapi ada hal yang saya haramkan kini dari BOLA kala membaca ruang2 opini pembaca utamanya yang menyangkut bola nasional. entah kenapa sejak november lalu kegiatan mengkritisi pssi benar2 jadi bagian dalam rubrik yang ada. yang melulu ditampilkan adalah penghujat pimpinan pssi kini dan suara2 pembaca yang ditampilkan melulu soal penyalahan atas pssi dan mengecilkan segala kegiatannya.
“membentuk timnas yang berisi pemain ipl salah, tapi ketika merangkul pemain isl disebut pssi tak konsisten (bukannya itu langkah rekonsiliasi?). ikut al nakba yang artinya kita mengakui eksistensi palestina di dunia internasional pun disalahkan seolah itu turnamen tak berarti. prestasi2 timnas junior selalu dikecilkan, timnas senior dihujat, dll. djohar disalahkan dan kata2 harus mundur berulang disajikan.” semua yang dalam kutipan di atas lucunya bukanlah tulisan bola, tapi isi surat pembaca dan opini2 yang tampil. seolah bola memang tetap independen dan tak memihak dalam tulisan2nya, cerdik.
tapi dalam pemilihan opini jelas bola tak banyak memberi ruang untuk pendukung pssi seperti saya yang cukup banyak di dunia internet, tengok saja opini2 yang berkembang secara sadar di kompasiana, kaskus, atau forum detik.
apa sudah begitu berbedanya tingkat pemahaman pembaca media cetak dengan media online sampai2 corong yang ada bisa bak bumi dan langit?
bola kini tetap adalah referensi no 1 saya, utamanya dalam kupasan internasional. tapi untuk sekup domestik, sepertinya bola mulai miring ke “pantai” nih. ada apa dengan bola? tak bisa berimbangkah? mungkin saya akan mengharamkan lipatan ole nasional lebih lama, walau berharap sebaliknya.
tapi ada hal yang saya haramkan kini dari BOLA kala membaca ruang2 opini pembaca utamanya yang menyangkut bola nasional. entah kenapa sejak november lalu kegiatan mengkritisi pssi benar2 jadi bagian dalam rubrik yang ada. yang melulu ditampilkan adalah penghujat pimpinan pssi kini dan suara2 pembaca yang ditampilkan melulu soal penyalahan atas pssi dan mengecilkan segala kegiatannya.
“membentuk timnas yang berisi pemain ipl salah, tapi ketika merangkul pemain isl disebut pssi tak konsisten (bukannya itu langkah rekonsiliasi?). ikut al nakba yang artinya kita mengakui eksistensi palestina di dunia internasional pun disalahkan seolah itu turnamen tak berarti. prestasi2 timnas junior selalu dikecilkan, timnas senior dihujat, dll. djohar disalahkan dan kata2 harus mundur berulang disajikan.” semua yang dalam kutipan di atas lucunya bukanlah tulisan bola, tapi isi surat pembaca dan opini2 yang tampil. seolah bola memang tetap independen dan tak memihak dalam tulisan2nya, cerdik.
tapi dalam pemilihan opini jelas bola tak banyak memberi ruang untuk pendukung pssi seperti saya yang cukup banyak di dunia internet, tengok saja opini2 yang berkembang secara sadar di kompasiana, kaskus, atau forum detik.
apa sudah begitu berbedanya tingkat pemahaman pembaca media cetak dengan media online sampai2 corong yang ada bisa bak bumi dan langit?
bola kini tetap adalah referensi no 1 saya, utamanya dalam kupasan internasional. tapi untuk sekup domestik, sepertinya bola mulai miring ke “pantai” nih. ada apa dengan bola? tak bisa berimbangkah? mungkin saya akan mengharamkan lipatan ole nasional lebih lama, walau berharap sebaliknya.
04 June 2012 | 18:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar