Secercah Harap dari Senayan

Kemarin sore, di lowongnya waktu, saya dan istri menghabiskan sore di SUGBK. Mengitari stadion megah itu, saya terkesima dengan adanya latihan yang di gelar di stadion utama. Timnas PSSI berlatih di sana rupanya.
Menyedihkan memang bila melihat kuantitas pemain yang hanya 17 orang dalam hitungan saya. Ada 2 kiper yang berlatih (Wahyu dan Endra), 7 orang pemain berompi hijau, 7 orang pemain berompi biru, dan seorang Bambang Pamungkas yang berlatih kebugaran sendiri di sisi lapangan (entah apa karena BP cedera atau memang telat datang, sepenglihatan saya dia tak bergabung di sesi games.
Secara kuantitas, jumlah pemain memang tak mumpuni. Pemain yang ada bahkan tak bermain satu lapangan penuh karena kurangnya pemain. Tapi, secercah harap muncul kala sesi games dimulai.
Nil Maizar saya lihat membagi dua tim dalam permainan hijau lawan biru. Awalnya mereka menggunakan satu lapangan penuh dan berlatih menyusun pernyerangan tim hijau dari kaki kiper Endra, ke bek Diego, ke sayap Okto, lalu dilambungkan ke tengah untuk diselesaikan penyerang Irvan Bachdim. Tim hijau pun harus bersiap bertahan apabila serangan gagal, karena tim biru siap menyerang balik cepat lewat Andik atau Elie.
Permainan lalu makin seru ketika sesi games setengah lapangan dilakukan. Di sinilah harapan yang secercah itu muncul. Kuantitas memang minim, tapi kualitas tak bisa dikatakan lemah. Dengan serunya saya bisa menikmati kekuatan tendangan Taufik, kecepatan Andik dan Okto, gocekan Irvan Bachdim yang ciamik, kesangaran Valentino, naluri serang Elie Aiboy, dan kokohnya Diego Michels.
Bambang Pamungkas memang belum saya lihat bergabung menampakkan pesonanya, namun 25 November nanti dia pasti siap. Syamsidar yang pergi juga saya rasa akan tercover oleh Endra dan Wahyu yang sesungguhnya hanya kalah pengalaman semata.
Singkatnya, ada kepercayaan untuk saya kalau timnas ini punya potensi dalam keterbatasan yang ada. Apa pun itu harus diapresiasi keseriusan mereka semua dalam bingkai perjuangan demi negara. Bila masih ada yang mengejek sesungguhnya sangat ter-la-lu!
Garudaku, berjuanglah dengan mengerahkan semua potensi yang ada.
“ke Rawamangun naik patas
jangan lupa bawa daun saga
gerbong timnas menang terbatas
tapi berjuanglah hingga batas tenaga”
http://qodoq2000.blogspot.com/

03 November 2012 | 04:50