“timnas diberangkatkan pagi ini. mereka tim abal-abal.
skuad kali ini adalah tim dari liga tanpa penonton, tim abal-abal! punggawanya tim kelas tarkam. tim ini tak punya peluang sama sekali. tim ini jelek, tak ada bintangnya. pelatnas saja kurang orang buat diseleksi. tim ini pasti gagal, sama gagalnya sama si djohar. abal-abal, maaf: abual-abual, eh lebih serius lagi: ABUAL-ABUAL, CUIH!!!!”
lead saya di atas adalah ringkasan sumpah serapah para isl lovers di akun facebook “suporter isl” yang tertaut dengan akun facebook saya. sepertinya saya tertaut sejak lama, sebelum rusuh dualisme seperti ini. sebagai salah satu suporter setia psms medan maka saya bergabung di akun itu, dan ternyata sekarang isinya full hujuatan pada pssi dan timnasnya. manakala saya buka home fb saya-karena lagi rajin ngepost-ini akun selalu nampak update status.
yah, saya bisa mengaminkan ucapan mereka biar puas, tapi malas juga remove akun itu, biar saja (itung” buat referensi). timnas yang berangkat memang memprihatinkan. menpora saja tak menganggap tim ini berisi pemain terbaik, walau saya heran pemain terbaik versinya itu siapa aja sih maksudnya?
tim ini tanpa bintang…. tapi, tunggu dulu. definisi kebintangan itu apa sih? firman utina bintang yah? tapi kok anak kecil yang balbalan di depan kontrakan saya selalu meneriakkan dirinya itu bepe yah, gak ada tuh yang khatam nyebut firman, bustomi, egi, made wirawan, hamka, dll.
bukannya bepe malah ikutan timnas?
pemain liga tarkam? coba cek tarkam di sekitar cinere-depok-pdk cabe, justru pemain-pemain isl tuh yang sering jadi cabutan klub peserta, gak percaya: tunggu aja 17-an tow piala pemuda tahun depan.
pelatihnya lokal, payah. tapi, tunggu dulu. nil ini dapat kerjaan loh, bukan minta kerjaan macam si riedl itu. mantan pemain timnas juga, riedl pernah main di timnas juga gak yah waktu muda?
singkatnya, timnas sudah diejek sebelum jalan. yang positif adalah, sisi pahitnya sudah dapat terbayang kalau skenario gagal yang berlaku, sudah dirasa malah. nah kini coba kita balik. maju!
skuad kali ini adalah tim dari liga tanpa penonton, tim abal-abal! punggawanya tim kelas tarkam. tim ini tak punya peluang sama sekali. tim ini jelek, tak ada bintangnya. pelatnas saja kurang orang buat diseleksi. tim ini pasti gagal, sama gagalnya sama si djohar. abal-abal, maaf: abual-abual, eh lebih serius lagi: ABUAL-ABUAL, CUIH!!!!”
lead saya di atas adalah ringkasan sumpah serapah para isl lovers di akun facebook “suporter isl” yang tertaut dengan akun facebook saya. sepertinya saya tertaut sejak lama, sebelum rusuh dualisme seperti ini. sebagai salah satu suporter setia psms medan maka saya bergabung di akun itu, dan ternyata sekarang isinya full hujuatan pada pssi dan timnasnya. manakala saya buka home fb saya-karena lagi rajin ngepost-ini akun selalu nampak update status.
yah, saya bisa mengaminkan ucapan mereka biar puas, tapi malas juga remove akun itu, biar saja (itung” buat referensi). timnas yang berangkat memang memprihatinkan. menpora saja tak menganggap tim ini berisi pemain terbaik, walau saya heran pemain terbaik versinya itu siapa aja sih maksudnya?
tim ini tanpa bintang…. tapi, tunggu dulu. definisi kebintangan itu apa sih? firman utina bintang yah? tapi kok anak kecil yang balbalan di depan kontrakan saya selalu meneriakkan dirinya itu bepe yah, gak ada tuh yang khatam nyebut firman, bustomi, egi, made wirawan, hamka, dll.
bukannya bepe malah ikutan timnas?
pemain liga tarkam? coba cek tarkam di sekitar cinere-depok-pdk cabe, justru pemain-pemain isl tuh yang sering jadi cabutan klub peserta, gak percaya: tunggu aja 17-an tow piala pemuda tahun depan.
pelatihnya lokal, payah. tapi, tunggu dulu. nil ini dapat kerjaan loh, bukan minta kerjaan macam si riedl itu. mantan pemain timnas juga, riedl pernah main di timnas juga gak yah waktu muda?
singkatnya, timnas sudah diejek sebelum jalan. yang positif adalah, sisi pahitnya sudah dapat terbayang kalau skenario gagal yang berlaku, sudah dirasa malah. nah kini coba kita balik. maju!
21 November 2012 | 16:03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar