tersebutlah sebuah negeri yang punya tim sepakbola yang kuat. tim itu
bisa menjuarai turnamen regionnya tanpa kesulitan. walaupun belum pernah
juara sebelumnya, dengan bekal pelatih asing mereka menyiapkan diri.
pemainnya adalah para aktor yang hebat. selain jago main bola, mereka
juga bisa main drama. jadi walau bisa juara, kalau diganjar uang besar
dan diperintah pengurus, tim ini bisa mengalah di partai final. bukan
karena jelek, tapi karena uang hadiah juara lebih kecil dari uang saku
pengurus bola negeri itu bila skenario berjalan.
ketika kembali ke level klub, para pemain timnas tadi mengembangkan
bakat yang diajarkan pengurus tingkat pusat. mereka jadi pemain hebat di
klubnya, tapi bersedia main mata dengan pengurus klub lain di
pertandingan liga asalkan bayaran pas. pemain-pemain inilah jagoan di
negeri dongeng.
para pengurus tak kalah hebat. mereka adalah organisator hebat yang bisa
dibuktikan dengan karier politik yang hebat pula. keluar masuk penjara
tak mencoreng wajahnya, malah bersama orang-orang seide mereka mengurus
sepakbola negeri dongeng. turnamen dijadikan ajang judi antarmereka.
bila ada kepentingan tertentu di liga pertandingan bisa diatur hasilnya.
setiap tim yang mau punya prestasi harus punya kemampuan lebih dari
sekadar hebat karena bisa saja digagalkan pengurus kalau mau lewat
tangan-tangan wasit atas dalih offside, penalti, dan kartu merah.
liga pun sebagai keseharian organisasi dijalankan dengan
pengkotak-kotakan. suporter dipelihara permusuhannya agar tak ada
kesatupaduan demi tak adanya pemberontakan. tim-tim yang ada dibenturkan
dan diperas atas nama komisi disiplin.
para pengurus level klub juga ambil untung atas situasi. mereka bisa
memainkan anggaran daerah atas dalih pembiayaan tim. uang kontrak pemain
bisa dibayarkan setengah atas deal dengan pemain, sisanya buat makan.
pembiayaan tim bisa dihemat tapi bonnya dimarkup asal selamat.
penghasilan tiket dan sponsor jua hilang begitu saja.
maka jagoaan datang demi perubahan, tapi…
saya keburu terbangun dari mimpi itu.
27 November 2012 | 12:38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar