Saudara- saudari sekalian, tidak ada
yang lebih membanggakan dalam hidup saya selain berdiri di sini
dihadapan Anda semua. Anda adalah orang-orang yang selalu bekerja keras,
mengorbankan waktu dan tenaga, menyumbangkan pikiran dan gagasan serta semangat untuk mewujudkan jalan kebaikan dan perubahan bagi Indonesia
Anda semua adalah pembuat sejarah dan sejarah baru sedang kita buat.
Itulah yang menjadi alasan mengapa saya dan pak JK berdiri di sini
Apresiasi kepada semua yang menjaga nilai-nilai keagamaan, di masjid,
di gereja, di vihara, di pura, serta mereka yang konsisten melestarikan
nilai-nilai adat nusantara
Saya dan Pak JK berdiri di sini bukan karena nafsu untuk berkuasa apalagi dengan menghalalkan segala cara.
Kami berdemokrasi untuk mendengar. Kami datang untuk ikut menyelesaikan
masalah, bukan menambah masalah. Kami hadir untuk ikut memberi rasa
damai, bukan jadi pemicu konflik.
Saudara-saudari, kita
berkumpul untuk membulatkan tekad, menyatukan hati dan bekerja keras
sebagai tanggung jawab untuk melakukan perubahan demi kebaikan Indonesia
dengan cara-cara bermartabat.
Kita berkumpul di sini sebagai
bagian dari demokrasi yang memastikan partisipasi seluruh rakyat untuk
menentukan masa depan bangsa, penghormatan pada hak azasi manusia,
berjuang untuk keadilan dan memelihara keberagaman serta perdamaian.
Kita menolak segala bentuk intimidasi, kebohongan dan kecurangan yang mencuri hak rakyat untuk menentukan masa depan Indonesia.
Sebarkan kebaikan…! Rakyat tidak perlu percaya pada fitnah dan
kebohongan. Kita semua telah dihantam fitnah dan kebohongan, tapi kita
tak pernah tumbang karena kita bekerja tulus untuk Republik tercinta.
Kita semua adalah penyala harapan untuk Indonesia. Kekuatan kita adalah
pada kerelaan. Anda rela bersatu padu, berdiri tegak, bekerja keras
menyuarakan pesan tegas bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk
perubahan.
Saya dan Pak JK sekali lagi berterima kasih pada
seluruh relawan, pemuka agama, tokoh masyarakat, aktifis, pekerja seni,
petani, nelayan, buruh, guru, pegawai negeri , mahasiswa – pelajar, dan
seluruh lapisan masyarakat untuk menyatukan tekad mengawal proses pemilu
Presiden ini demi tercapainya cita-cita bersama.
Buat generasi
muda, adik- adik saya… Kalian pemilik masa depan Indonesia. Ijinkan
kakakmu ini mengajak kalian semua untuk ikut menentukan arah Indonesia
Jalan tinggal selangkah lagi. Jaga TPS Anda…!
Saya dan pak Jk berjanji jika Anda memberi kehormatan luar biasa pada
kami untuk menjadi Presiden dan wakil Presiden, maka kami akan bekerja
keras setiap hari untuk Anda, dan untuk anak-anak Anda.
Salam perdamaian, Salam 2 jari…!
Senin, 07 Juli 2014
Minggu, 06 Juli 2014
Testimoni Seorang Relawan Jokowi-JK
Repost dari urai awal saya di Kompasiana, 07 July 2014 | 06:42

Suasana Sabtu sore di SUGBK
Sabtu siang kemarin saya dan beberapa teman dari media massa tempat saya pernah bekerja menyempatkan diri membuang semua atribut dunia pers untuk hadir di kampanye Jokowi-JK di SUGBK dalam Konser 2 jari yang megah. Tak ada tuntutan pekerjaan di dalam kehadiran di SUGBK, semua semata karena kami punya sosok jagoan yang sama dalam Pilpres 2014: Jokowi-JK.
Sebelum kami berkumpul, hanya berkat urai selama ini di sosmed semata kami menginventaris rekan yang sehaluan untuk bersama hadir mendukung Jokowi-JK. Coba saling kontak, kami berjanji untuk berkumpul di depan TVRI sebelum masuk bersama menghadiri kampanye terakhir Jokowi-JK di Jakarta.
Sekitar pukul 15.30 setelah saling bertemu kami semua masuk stadion terbesar di Indonesia tersebut. Sempat celingak-celinguk, kami disambut orasi menggebu dari Surya Paloh. Setelahnya deretan artis menghibur kami dengan lagu-lagu yang mereka gubah sedemikian rupa untuk mendukung Jokowi-JK. Saya tertegun saat /rif menyendungkan “Radja” untuk ketiga kalinya secara langsung dalam hidup saya. Dua kali sebelumnya “Radja” itu saya saksikan di pensi kala SMA dulu.
Saya heboh sendiri kala deretan artis yang berikutnya muncul dan secara yakin mereka menyatakan dukungan penuh pada sang alon yang diusung. Rupanya mereka ini tak takut kehilangan job ataupun kesempatan bila haluan politiknya diketahui masyarakat. Semuanya dengan berani berikrar mendukung Jokowi, dan secara pasti menyatakan tak dibayar di penampilan mereka sabtu sore ini.
Artis yang muncul sore itu tampak sekali sedang beraksi tanpa pesanan tertentu. Semua bicara lepas dan tak hendak menutupi apapun. Saya seru sendiri saat “kompatriot” sekampus saya Jiung berkelakar kecil dengan Indra Bekti. Walau sedikit “alay” Indra Bekti cukup menyemarakkan suasana Sabtu sore itu. Lucu lagi saat Soleh Solihun berkelakar tentang sindiran kubu lawan yang menggunakan diksi “lapak sebelah”. Gaul pisan eui, persis bahasa kaum Kaskus. Sedikit kekanakan namun cerdas kala Bekti mengajak semua yang hadir mengunggah foto di akun sosmed masing-masing dengan alasan supaya kubu lawan percaya dan tak mengolok-olok foto kita hasil “sotosop”, hahahaha…. Deret artis berikutnya juga tampil apa adanya. Geli sendiri lihat aksi Dimas Djay yang muncul di mistar lampu panggung dengan nekad sambil beberapa kali foto selvi.
Wew, mereka tak takut yah tampilkan wajah politik mereka, ups adinda saya di SMA, Giring Nidji, juga ikutan…. Wew, sambil mendukung asik juga dihibur para artis top yang tak munafik. Kenyataan ini mendebarkan saya yang bukan siapa-siapa yang selama ini malu-malu menunjukkan orientasi politik saya, walaupun jelas saya beberapa kali menulis dukungan atas Jokowi.
Acara berjalan dengan semarak dan seakan lancar dengan aksi para artis yang berseliweran dengan segala komentar dan puja-puji pada calon yang didukung. Setelah orasi singkat Puan Maharani dan pidato Muhaimin Iskandar plus tausiah dari seorang pemuka agama yang tak saya ingat namanya maka tampillah Slank dengan pesona mereka yang dinanti banyak yang hadir sore tadi.
Sungguh berdebar dada saya penuh semangat kala Slank membuka penampilannya dengan Mars Slankers yang sungguh membakar jiwa “rela” kami hadir mendukung Jokowi. Lirik itu sungguh hebat: “Di sini tempat cari senang, salah tempat kalau mau cari uang, di sini orang-orang penuh kreativitas….”
Sepertinya Slank benar-benar merencanakan aksinya dengan hebat sebagai pembuka penampilan Jokowi. Lagu kedua “Virus” seakan mengajak masyarakat untuk mau mencoba mengenal Jokowi dan mendukungnya dengan tulus. Lalu muncullah Jokowi di lagu fenomenal yang dinanti, “Salam Dua Jari”. Lagu ringan yang menarik ini mengiringi Jokowi menemui puluhan ribu massa pendukungnya yang tumpah ruah di lapangan yang rumputnya ditutupi lapisan fiber itu. Sementara massa di tribun menyambut dengan aksi ombak berulang kali.
Tibalah momen itu, pertama kalinya bapak kurus yang saya dukung untuk jadi presiden ketujuh RI itu muncul di hadapan saya. Masuk sambil berlari dengan mengacungkan dua jarinya seperti seorang striker yang baru mencetak gol, Jokowi muncul dengan penuh semangat dibalut kesederhanaan wajahnya. Persis berhadapan lurus di depan saya yang berdiri di depan pagar yang mengurung kameraman di tengah lapangan, seolah Jokowi betul-betul bicara dengan saya walau terpaut jarak puluhan meter.
Pesona sang pemimpin itu betul-betul merasuk saat dia membacakan maklumatnya. Walau saya tahu itu pasti disusun tim khusus, namun jelas sekali bila maklumat itu sebuah citra asli Jokowi. Salamnya dalam pembuka yang menyatakan kehormatannya berdiri di depan kami dan berterima kasih pada kerelaan semua yang hadir seakan membayar setiap usaha yang pernah kami semua lakukan (sekecil apapun). Secara personal seakan Jokowi menghargai semua yang pernah saya lakukan. Sisi romantis hati saya berujar, “Jadi Bapak menghargai tulisan saya beberapa kali itu juga yah dengan ucapan itu. Sungguh terbayar dengan harga puluhan kali lipat semua yang saya tulis tanpa pesanan khusus itu. Hadir di depan Anda sore ini juga saya tak mengharapkan sepeserpun uang dari timses, bahkan keluar uang buat beli bensin sendiri, dan Bapak mengucapkan terima kasih untuk semua kerelaan itu, dahsyat!!”
Kutipan lain dari maklumat cerdas itu adalah saat Jokowi mengatakan, “Untuk adikku para generasi muda, izinkan kakakmu ini berjuang balablabla…….” Wew, betul-betul membakar rasa persaudaraan bagi semua relawan yang hadir. Entah itu disusun orang sesantun Anies Baswedan atau siapapun, yang jelas sebagai pengajar bahasa Indonesia selama 10 tahun saya bisa katakan gaya bahasa yang dipakai sungguh jempolan. Tak panjang dan heboh, namun cukup membakar hati.
Menutup maklumatnya dengan ajakan tak melakukan segala cara demi kemenangan tapi mengajak kami terus berdoa dan punya pengharapan, Jokowi pergi meninggalkan panggung dengan mengacungkan dua jari tanda kemenangan. V for victory terjadi, setidaknya buat kami para relawan, Jokowi telah memenangkan hati kami.
Panpel seakan tak ingin semua dilangsungkan secara membabi buta, Alwi Syihab menutup acara denga tausiyah dan doanya untuk siap menang dan siap kalah di 9 Juli nanti. Dan saya ingat doa itu. Menang artinya pekerjaan besar menanti buat pimpinan dukungan kami, namun kekalahan akan dijalani tetap dengan besar hati untuk kedamaian negeri ini, Indonesia.
Acara bubar sembari menanti saat berbuka puasa. Air mineral, dua potong roti, dan sebiji kurma dibagikan relawan di pintu keluar stadion untuk takjil. Kami bisa berkeliling SUGBK sambil menanti saat berbuka puasa dan melihat beberapa panggung kecil yang bertebaran di luar stadion terus mementaskan aksi relawan lain dalam nyanyi orasi atau foto bersama. Sungguh sore yang seru.
Namun kehebatan Jokowi belum berhenti sampai di sana. Tiba di rumah, televisi sudah menanti dengan debat akhir para capres. Sunggu saya salut dengan stamina Jokowi sepanjang hari ini yang masih penuh konsentrasi di debat itu.
Saya menonton debat pertama, ketiga, dan Sabtu malam kemarin. Sekali lagi sebagai guru bahasa Indonesia dan korektor/editor bahasa saya yakin sekali pada kejujuran dan kehebatan Jokowi dalam setiap pernyataannya. Anda boleh mendebat tentang isi ucapannya, namun jelas dia bicara hal yang konkret dan tak bias-normalis untuk pencitraan.
Setelah tampil mengejutkan di debat pertama, hebat dengan urai panser dan drone di debat ketiga, di debat akhir ini Jokowi menunjukkan aksi hebatnya bersama Jusuf Kalla. Nampak jelas bahwa lawan tak sesiap mereka dalam materinya. Kalau bisa saya jadi penilai, tanpa embel-embel relawan Jokowi atau Prabowo, guru bahasa Indonesia dari manapun pasti sama: Jokowi-JK menang lomba debat malam itu.
Mementahkan tudingan lawan hanya dengan “Bapak salah dengar” dan pertanyaan ngaco Hatta Rajasa soal kalpataru jelas sebuah langkah taktis yang memukul telak pasangan lawan yang seolah tak punya amunisi. Saya bertanya-tanya, apa kubu Prabowo-Hatta tak punya tim untuk mempersiapkan debat ini?
Kebesaran Jokowi muncul saat dia seolah menurunkan tempo saat JK dengan telak memukul pasangan lawan dengan tudingan “mafia-maling” yang tak bisa ditampik. Namun sayang Pak Prabowo tak menghargai aksi mengalihkan pembicaraan demi turunnya tensi oleh Jokowi dan malah menyerang balik dengan mencoba membuka kelemahan Megawati. Astaga, ini Jokowi yang jadi lawan, bukan Megawati.
Jusuf kalla (JK) juga pasangan yang hebat untuk Jokowi. Terbukti dia tak bisa didikte Prabowo-Hatta soal kontrak karya dan apapun itu. Soal Tangguh juga dikuasai ternyata dan langsung memukul balik ucapan Hatta dengan persetujuannya untuk investigasi soal Newmont yang tentu jadi aib menko perekonomian yang adalah….. Hahahay.
Okelah saya sudahi cerita saya yang harus menunggu lama buat saya unggah. Semoga semua sadar siapa yang lebih pantas. Siapa yang jelas lebih santun (Jokowi). Siapa yang lebih banyak bekerja (Jokowi). Siapa yang lebih banyak mengalah (Jokowi). Siapa yang lebih banyak diam kala difitnah (jokowi). Siapa yang lebih menguasai lapangan (Jokowi). Dan siapa yang lebih pantas jadi presiden (Jokowi).
Penutup dari saya. Semua sudah diusahakan. Semua sudah dikerjakan. Saya berdoa untuk kemenangan Jokowi-JK pada Tuhan. Ini bukan karena saya mengangap Jokowi malaikat atau apa, tidak. Tak karena benci Prabowo, tidak (yang saya benci adalah cara-cara tim suksesnya yang arogan walau kubu lawan juga bisa tohok balik kubu saya dengan cerita yang sama). Semua semata karena saya menghargai prestasi, langkah, dan kerja nyata seorang Jokowi selama ini. Tak sepeserpun saya dibayar, tak ada perjanjian yang akan menguntungkan saya bila Jokowi jadi presiden. Semua hanya karena saya lebih percaya Indonesia akan lebih baik ditangan Jokowi.
Bedoa pada Tuhan wahai semua relawan dan Pak Pak Jokowi. Kita semua telah berusaha. Tinggal menyerahkannya pada Tuhan. Tuhan tak bisa dicurangi. Tuhan tahu apa yang terbaik. Dan bila memang Pak Jokowi harus kalah sekalipun, itu hanya karena Tuhan yang berkehendak. Biar kita siap untuk sakitnya kekalahan sekalipun. Setidaknya kita sudah mencoba. Semoga Indonesia bijak memilih pemimpinnya.
Jadi, tak boleh ada anarki 9 Juli nanti. Semua harus bisa menahan diri. Berdoa-berdoa-berdoa. Untuk calon presidenmu dan untuk negeri ini.
Testimoni Seorang Relawan Jokowi-JK

Suasana Sabtu sore di SUGBK
Sabtu siang kemarin saya dan beberapa teman dari media massa tempat saya pernah bekerja menyempatkan diri membuang semua atribut dunia pers untuk hadir di kampanye Jokowi-JK di SUGBK dalam Konser 2 jari yang megah. Tak ada tuntutan pekerjaan di dalam kehadiran di SUGBK, semua semata karena kami punya sosok jagoan yang sama dalam Pilpres 2014: Jokowi-JK.
Sebelum kami berkumpul, hanya berkat urai selama ini di sosmed semata kami menginventaris rekan yang sehaluan untuk bersama hadir mendukung Jokowi-JK. Coba saling kontak, kami berjanji untuk berkumpul di depan TVRI sebelum masuk bersama menghadiri kampanye terakhir Jokowi-JK di Jakarta.
Sekitar pukul 15.30 setelah saling bertemu kami semua masuk stadion terbesar di Indonesia tersebut. Sempat celingak-celinguk, kami disambut orasi menggebu dari Surya Paloh. Setelahnya deretan artis menghibur kami dengan lagu-lagu yang mereka gubah sedemikian rupa untuk mendukung Jokowi-JK. Saya tertegun saat /rif menyendungkan “Radja” untuk ketiga kalinya secara langsung dalam hidup saya. Dua kali sebelumnya “Radja” itu saya saksikan di pensi kala SMA dulu.
Saya heboh sendiri kala deretan artis yang berikutnya muncul dan secara yakin mereka menyatakan dukungan penuh pada sang alon yang diusung. Rupanya mereka ini tak takut kehilangan job ataupun kesempatan bila haluan politiknya diketahui masyarakat. Semuanya dengan berani berikrar mendukung Jokowi, dan secara pasti menyatakan tak dibayar di penampilan mereka sabtu sore ini.
Artis yang muncul sore itu tampak sekali sedang beraksi tanpa pesanan tertentu. Semua bicara lepas dan tak hendak menutupi apapun. Saya seru sendiri saat “kompatriot” sekampus saya Jiung berkelakar kecil dengan Indra Bekti. Walau sedikit “alay” Indra Bekti cukup menyemarakkan suasana Sabtu sore itu. Lucu lagi saat Soleh Solihun berkelakar tentang sindiran kubu lawan yang menggunakan diksi “lapak sebelah”. Gaul pisan eui, persis bahasa kaum Kaskus. Sedikit kekanakan namun cerdas kala Bekti mengajak semua yang hadir mengunggah foto di akun sosmed masing-masing dengan alasan supaya kubu lawan percaya dan tak mengolok-olok foto kita hasil “sotosop”, hahahaha…. Deret artis berikutnya juga tampil apa adanya. Geli sendiri lihat aksi Dimas Djay yang muncul di mistar lampu panggung dengan nekad sambil beberapa kali foto selvi.
Wew, mereka tak takut yah tampilkan wajah politik mereka, ups adinda saya di SMA, Giring Nidji, juga ikutan…. Wew, sambil mendukung asik juga dihibur para artis top yang tak munafik. Kenyataan ini mendebarkan saya yang bukan siapa-siapa yang selama ini malu-malu menunjukkan orientasi politik saya, walaupun jelas saya beberapa kali menulis dukungan atas Jokowi.
Acara berjalan dengan semarak dan seakan lancar dengan aksi para artis yang berseliweran dengan segala komentar dan puja-puji pada calon yang didukung. Setelah orasi singkat Puan Maharani dan pidato Muhaimin Iskandar plus tausiah dari seorang pemuka agama yang tak saya ingat namanya maka tampillah Slank dengan pesona mereka yang dinanti banyak yang hadir sore tadi.
Sungguh berdebar dada saya penuh semangat kala Slank membuka penampilannya dengan Mars Slankers yang sungguh membakar jiwa “rela” kami hadir mendukung Jokowi. Lirik itu sungguh hebat: “Di sini tempat cari senang, salah tempat kalau mau cari uang, di sini orang-orang penuh kreativitas….”
Sepertinya Slank benar-benar merencanakan aksinya dengan hebat sebagai pembuka penampilan Jokowi. Lagu kedua “Virus” seakan mengajak masyarakat untuk mau mencoba mengenal Jokowi dan mendukungnya dengan tulus. Lalu muncullah Jokowi di lagu fenomenal yang dinanti, “Salam Dua Jari”. Lagu ringan yang menarik ini mengiringi Jokowi menemui puluhan ribu massa pendukungnya yang tumpah ruah di lapangan yang rumputnya ditutupi lapisan fiber itu. Sementara massa di tribun menyambut dengan aksi ombak berulang kali.
Tibalah momen itu, pertama kalinya bapak kurus yang saya dukung untuk jadi presiden ketujuh RI itu muncul di hadapan saya. Masuk sambil berlari dengan mengacungkan dua jarinya seperti seorang striker yang baru mencetak gol, Jokowi muncul dengan penuh semangat dibalut kesederhanaan wajahnya. Persis berhadapan lurus di depan saya yang berdiri di depan pagar yang mengurung kameraman di tengah lapangan, seolah Jokowi betul-betul bicara dengan saya walau terpaut jarak puluhan meter.
Pesona sang pemimpin itu betul-betul merasuk saat dia membacakan maklumatnya. Walau saya tahu itu pasti disusun tim khusus, namun jelas sekali bila maklumat itu sebuah citra asli Jokowi. Salamnya dalam pembuka yang menyatakan kehormatannya berdiri di depan kami dan berterima kasih pada kerelaan semua yang hadir seakan membayar setiap usaha yang pernah kami semua lakukan (sekecil apapun). Secara personal seakan Jokowi menghargai semua yang pernah saya lakukan. Sisi romantis hati saya berujar, “Jadi Bapak menghargai tulisan saya beberapa kali itu juga yah dengan ucapan itu. Sungguh terbayar dengan harga puluhan kali lipat semua yang saya tulis tanpa pesanan khusus itu. Hadir di depan Anda sore ini juga saya tak mengharapkan sepeserpun uang dari timses, bahkan keluar uang buat beli bensin sendiri, dan Bapak mengucapkan terima kasih untuk semua kerelaan itu, dahsyat!!”
Kutipan lain dari maklumat cerdas itu adalah saat Jokowi mengatakan, “Untuk adikku para generasi muda, izinkan kakakmu ini berjuang balablabla…….” Wew, betul-betul membakar rasa persaudaraan bagi semua relawan yang hadir. Entah itu disusun orang sesantun Anies Baswedan atau siapapun, yang jelas sebagai pengajar bahasa Indonesia selama 10 tahun saya bisa katakan gaya bahasa yang dipakai sungguh jempolan. Tak panjang dan heboh, namun cukup membakar hati.
Menutup maklumatnya dengan ajakan tak melakukan segala cara demi kemenangan tapi mengajak kami terus berdoa dan punya pengharapan, Jokowi pergi meninggalkan panggung dengan mengacungkan dua jari tanda kemenangan. V for victory terjadi, setidaknya buat kami para relawan, Jokowi telah memenangkan hati kami.
Panpel seakan tak ingin semua dilangsungkan secara membabi buta, Alwi Syihab menutup acara denga tausiyah dan doanya untuk siap menang dan siap kalah di 9 Juli nanti. Dan saya ingat doa itu. Menang artinya pekerjaan besar menanti buat pimpinan dukungan kami, namun kekalahan akan dijalani tetap dengan besar hati untuk kedamaian negeri ini, Indonesia.
Acara bubar sembari menanti saat berbuka puasa. Air mineral, dua potong roti, dan sebiji kurma dibagikan relawan di pintu keluar stadion untuk takjil. Kami bisa berkeliling SUGBK sambil menanti saat berbuka puasa dan melihat beberapa panggung kecil yang bertebaran di luar stadion terus mementaskan aksi relawan lain dalam nyanyi orasi atau foto bersama. Sungguh sore yang seru.
Namun kehebatan Jokowi belum berhenti sampai di sana. Tiba di rumah, televisi sudah menanti dengan debat akhir para capres. Sunggu saya salut dengan stamina Jokowi sepanjang hari ini yang masih penuh konsentrasi di debat itu.
Saya menonton debat pertama, ketiga, dan Sabtu malam kemarin. Sekali lagi sebagai guru bahasa Indonesia dan korektor/editor bahasa saya yakin sekali pada kejujuran dan kehebatan Jokowi dalam setiap pernyataannya. Anda boleh mendebat tentang isi ucapannya, namun jelas dia bicara hal yang konkret dan tak bias-normalis untuk pencitraan.
Setelah tampil mengejutkan di debat pertama, hebat dengan urai panser dan drone di debat ketiga, di debat akhir ini Jokowi menunjukkan aksi hebatnya bersama Jusuf Kalla. Nampak jelas bahwa lawan tak sesiap mereka dalam materinya. Kalau bisa saya jadi penilai, tanpa embel-embel relawan Jokowi atau Prabowo, guru bahasa Indonesia dari manapun pasti sama: Jokowi-JK menang lomba debat malam itu.
Mementahkan tudingan lawan hanya dengan “Bapak salah dengar” dan pertanyaan ngaco Hatta Rajasa soal kalpataru jelas sebuah langkah taktis yang memukul telak pasangan lawan yang seolah tak punya amunisi. Saya bertanya-tanya, apa kubu Prabowo-Hatta tak punya tim untuk mempersiapkan debat ini?
Kebesaran Jokowi muncul saat dia seolah menurunkan tempo saat JK dengan telak memukul pasangan lawan dengan tudingan “mafia-maling” yang tak bisa ditampik. Namun sayang Pak Prabowo tak menghargai aksi mengalihkan pembicaraan demi turunnya tensi oleh Jokowi dan malah menyerang balik dengan mencoba membuka kelemahan Megawati. Astaga, ini Jokowi yang jadi lawan, bukan Megawati.
Jusuf kalla (JK) juga pasangan yang hebat untuk Jokowi. Terbukti dia tak bisa didikte Prabowo-Hatta soal kontrak karya dan apapun itu. Soal Tangguh juga dikuasai ternyata dan langsung memukul balik ucapan Hatta dengan persetujuannya untuk investigasi soal Newmont yang tentu jadi aib menko perekonomian yang adalah….. Hahahay.
Okelah saya sudahi cerita saya yang harus menunggu lama buat saya unggah. Semoga semua sadar siapa yang lebih pantas. Siapa yang jelas lebih santun (Jokowi). Siapa yang lebih banyak bekerja (Jokowi). Siapa yang lebih banyak mengalah (Jokowi). Siapa yang lebih banyak diam kala difitnah (jokowi). Siapa yang lebih menguasai lapangan (Jokowi). Dan siapa yang lebih pantas jadi presiden (Jokowi).
Penutup dari saya. Semua sudah diusahakan. Semua sudah dikerjakan. Saya berdoa untuk kemenangan Jokowi-JK pada Tuhan. Ini bukan karena saya mengangap Jokowi malaikat atau apa, tidak. Tak karena benci Prabowo, tidak (yang saya benci adalah cara-cara tim suksesnya yang arogan walau kubu lawan juga bisa tohok balik kubu saya dengan cerita yang sama). Semua semata karena saya menghargai prestasi, langkah, dan kerja nyata seorang Jokowi selama ini. Tak sepeserpun saya dibayar, tak ada perjanjian yang akan menguntungkan saya bila Jokowi jadi presiden. Semua hanya karena saya lebih percaya Indonesia akan lebih baik ditangan Jokowi.
Bedoa pada Tuhan wahai semua relawan dan Pak Pak Jokowi. Kita semua telah berusaha. Tinggal menyerahkannya pada Tuhan. Tuhan tak bisa dicurangi. Tuhan tahu apa yang terbaik. Dan bila memang Pak Jokowi harus kalah sekalipun, itu hanya karena Tuhan yang berkehendak. Biar kita siap untuk sakitnya kekalahan sekalipun. Setidaknya kita sudah mencoba. Semoga Indonesia bijak memilih pemimpinnya.
Jadi, tak boleh ada anarki 9 Juli nanti. Semua harus bisa menahan diri. Berdoa-berdoa-berdoa. Untuk calon presidenmu dan untuk negeri ini.
Baca Ceritan Sepakbola Lain dari Saya dan Rekan di football-indonesia.net
Kalau Piala Dunia Afsel 2010 lalu ada review lengkap tiap laga plus preview, tahun ini semua saya limpahkan di web kami http://football-indonesia.net/
Jadi baca saja yang tak saya repos di blog ini di web tersebut.
Sekali lagi kunjungi kami di http://football-indonesia.net/
Jadi baca saja yang tak saya repos di blog ini di web tersebut.
Sekali lagi kunjungi kami di http://football-indonesia.net/
Piala Dunia : Perempat Final – Belanda Vs Kosta Rika – Meraih Mimpi
Sabtu, 5 Juli 2014 0:46 · Comments Off
Wasit Ravshan Irmanov asal Usbekistan
akan bertugas sebagai pemimpin di partai seru penutup perempat final
Piala Dunia Brazil 2014 antara Belanda melawan kejutan terbesar Kosta
Rika. Laga di Arena Fonte Nova, Salvador, Brazil, ini akan digelar pada
Minggu (7/7) dinihari WIB.
Di laga yang kami labeli “Meraih Mimpi”
ini kedua tim berusaha menggapai capaian mereka yang lebih baik dari
sebelumnya. Buat Belanda memang perempat final bukan pencapaian
istimewa. Dengan dasar tiga kali gagal di grand final maka tak ada hal
besar selain “juara” yang jadi mimpi utama mereka.
Di gelaran Brazil 2014 ini Belanda
memang sempat diragukan akan meraih hasil sebaik di Afsel 2010 lalu,
namun perlahan tapi pasti hasil yang didapat memberi harapan meraih
final keempat dan menyempurnakan mimpi mereka. Tiga kali predikat runner
up tentu sangat memuakkan bagi Belanda.
Di Piala Dunia Jerman Barat 1974
kegagalan itu pertama kali terjadi. Di era Johan Cruijff itu Belanda
harus melepas juara pada tuan rumah Jerman Barat yang sudah sempat
mereka tingalkan satu gol di awal pertandingan. Kalah dari tuan rumah di
babak final terjadi kembali empat tahun berselang di Piala Dunia
Argentina 1978. Di sini, Mario Kempes yang jadi pembuyar mimpi Van de
Kerkhof bersaudara cs.
Yang ternutakhir adalah aksi Andres
Iniesta yang meruntuhkan mimpi kapten Belanda Giovanni Van Bronckhorst
untuk pensiun dengan hasil manis di Piala Dunia Afrika Selatan 2010
lalu. Kala itu gol tiga menit sebelum habisnya masa perpanjangan waktu
terasa sangat pahit bagi Belanda. Maka laga kali ini adalah sebuah jalan
menuju kesempatan final keempat yang hendak diwujudkan Tim Oranye yang
diasuh Louis Van Gaal ini dan itu semua tidak mudah.
Adalah Kosta Rika sang pembunuh raksasa
yang kini berdiri mengadang laju Orenje untuk meraih mimpinya. Kosta
Rika sendiri tengah dalam masa terbaik mereka. Sebuah pencapaian
terbesar telah mereka raih dengan lolos ke perempat final ini. Namun
mengingat kesempatan sangat jarang datang dua kali, kondisi yang sudah
“kepalang basah” di delapan besar ini akan dimaksimalkan demi pencapaian
lebih tinggi lagi: semifinal, final, bahkan juara!
Ticos-julukan Kosta Rika-bukan sedang
berdebut di Brazil 2014 ini. Sebelumnya mereka telah tiga kali tampil,
namun selain ledakan di debut mereka pada Piala Dunia Italia 1990 di era
Cayasso-Gonzalez yang sampai 16 besar, tak ada lagi pencapaian istimewa
yang membuat nama Kosta Rika lekat di benak pencinta sepakbola dunia.
Di Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002 memang Kosta Rika sempat
menggeliat walau tersingkir di fase grup kala Paolo Wanchope dkk saat
itu kalah produktif dengan Turki di Grup C untuk jadi runner up Brazil.
Terakhir di Piala Dunia Jerman 2006 Ticos sungguh hanya jadi penggembira
dengan deret kekalahan atas Jerman, Ekuador, dan Polandia di Grup A.
Atas dasar pencapaian itu maka banyak
yang sebelumnya memangdang sebelah mata Kosta Rika di Brazil 2014.
Apalagi Kosta Rika dapat tempat terburuk dengan diimpit tiga juara dunia
di Grup D. Namun apa mau dikata, sang kuda hitam justru bersinar dengan
terang. Tanpa diduga Kosta Rika yang kini bersenjatakan Joel Campbell
dan Bryan Ruiz malah begitu digdaya dengan menelan Uruguay 3-1 dan
Italia 1-0 untuk lolos langsung hanya lewat dua laga. Di laga terakhir
grup, Kosta Rika yang juga punya pesona dalam sosok penjaga gawang
Keylor Navas menahan imbang Inggris 0-0 untuk menjuarai Grup D. Pada
laga 16 besar lalu Yunani memang sempat mengacaukan mulusnya langkah
Kosta Rika dengan gol penyama kedudukan 1-1 di akhir waktu normal laga,
namun keberuntungan masih menaungi dalam adu penalti.
Kini raksasa besar Eropa bernama Belanda
akan jadi lawan yang disongsong Kosta Rika. Belanda sendiri punya
faktor keberuntungan pula di laga 16 besar lalu. Memulai turnamen dengan
ledakan besar yang menghantam juara bertahan Spanyol 5-1, Belanda
seakan tanpa penghalang kala menelan Australia 3-2 dan Chile 2-0 untuk
jadi juara Grup B. Namun kesulitan menghampiri di 16 besar melawan
Meksiko. Buntunya lini serang plus hebatnya kiper Meksiko Ochoa sungguh
membuat frustrasi Orenje. Untunglah di saat akhir ada keberuntungan dari
aksi menawan Sneijder dan ketenangan Huntelaar yang membuat Belanda
membalik ketertinggalan satu gol jadi kemenangan 2-1 di laga tanpa
perpanjangan waktu.
Kini dua tim yang sama-sama dinaungi
kemampuan dan keberuntungan ini akan saling bentrok. Atas dasar nilai
historis Belanda kemungkinan bisa mendikte Kosta Rika yang dibesut oleh
Jorge Luis Pinto ini. Namun dunia tentu tak melupakan raksasa- raksasa
Eropa yang lebih besar dari Belanda telah KostabRika singkirkan
sebelumnya. Tentu ada nilai tertentu yang dipahami Ticos dalam
menghadapi tim asal Eropa dengan semua pengalaman mereka.
Football-Indonesia.net membayangkan aksi
seru kala Keylor Navas dibombardir oleh Robben, Van Persie, Sneijder,
Kuyt, atau Huntelaar. Mampukah para jago Orenje itu menaklukkan Navas
atau akan sealot saat mereka membongkar Ochoa yang nyaris tanpa celah.
Laga ini diprediksi ketat dan juga punya kemungkinan berujung adu
tendangan penalti. Siapa di antara keduanya yang sukses mengejar mimpi?
Prediksi FI: Belanda 1-Kosta Rika 0
Piala Dunia : Perempat Final – Argentina Vs Belgia – Mengubah Situasi Berimbang
Sabtu, 5 Juli 2014 0:38 · Comments Off

Berusaha meninggalkan Belgia.
Sabtu (5/7) malam WIB di Estadio
Nacional, Brasilia, Brazil, laga bertabur bintang akan menghiasi
perempat final Piala Dunia Brazil 2014 antara Argentina melawan Belgia.
Laga di bawah kepemimpinan wasit Italia Nicola Rizzoli ini akan
mempertemukan dua tim yang punya cerita lama yang penting bagi keduanya.
Antara Argentina dan Belgia sejarah punya catatan saling mengalahkan. Pada Piala Dunia Spanyol 1982, di mana era emas sesi pertama Belgia dimulai, Belgia sukses menekuk Argentina dengan skor 1-0 lewat gol Erwin Vandenbergh di Grup 3 fase pertama. Kala itu Diego Maradona dan Daniel Passarella kalah bersaing dan hanya jadi runner up Belgia di grup itu.
Selanjutnya di Piala Dunia Meksiko 1886 kedua tim bertemu di fase yang lebih krusial, semifinal. Belgia yang sedang hebat-hebatnya di masa Enzo Scifo ditaklukkan 0-2 lewatdua gol Maradona yang kemudian membawa Argentina menjuarai gelaran kala itu.
Di perhelatan selanjutnya keduanya eksis namun tak pernah lagi bertemu. Terakhir keduanya tampil di piala dunia yang sama adalah pada gelaran Korea Selatan-Jepang 2002. Kala itu Belgia unggul secara pencapaian atas Argenina. Argentina gugur di fase grup, Belgia bersama aksi Marc Wilmots melaju hingga 16 besar sebelum digebuk juara kala itu, Brazil, 2-0. Setelahnya Belgia lenyap dari peredaran dan baru kembali lagi di Brazil 2014 ini.
Bicara Argentina, kita semua tahu deretan pemain top dari Latin yang satu ini. Tak pernah berhenti menelurkan bintang, dunia kini tengah dalam pesona Lionel Messi. Putra Argentina itu tiga kali jadi pemain terbaik dunia dalam empat tahun terakhir. Di Brazil 2014 ini juga Messi sedang menebar pesonanya yang sempat di ragukan dalam gelaran piala dunia sebelumnya yang tak memberinya kesempatan bersinar.
Messi kini menjadi kapten Argentina untuk misi merebut trofi ketiga mereka di piala dunia. Namun untuk ke sana perjuangan berat sungguh harus dilakukan. Selepas final terakhir yang mereka rasakan di Piala Dunia Italia 1990, Argentina kerap kesulitan mendekati empat besar.
Takluk dari Rumania di 16 Besar Amerika 1994, kalah atas Belanda di perempat final Prancis 1998, gagal di fase grup Koea Selatan Jepang 2002, terakhir mereka dua kali disikat Jerman di perempat final di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010. Itulah pencapaian buruk yang harus diubah Messi cs dalam asuhan Alejandro Sabella kini.
Menghadapi lawan sekelas Belgia, Argentina memang unggul secara kualitas dan pengalaman. Isi gerbong Tim Tango juga solid dengan deret nama beken Zabaleta, Demichelis, Gago, Mascherano, Di Maria, Higuain, Lavezzi, dan Aguerro juga akan membesarkan peluang Messi cs menembus fase ini. Namun jangan pula meremehkan Belgia.
Sekembalinya dari masa “hibernasi”, Rode Duivels yang diasuh striker haus gol Marc Wilmots juga tampil dengan bintang-bintang yang berseliweran di liga Eropa. Kiper Courtois tengah dalam euforia hebat. Selain baru jebol dua kali saja di Brazil 2014 ini, pencapaiannya bersama Atletico Madrid musim lalu sungguh buat dunia kagum pada kecemerlangannya. Nama familier lain yang bisa kita temui adalah Kompany, Vertonghen, Vermaelen, Witsel, Fellaini, De Bruyne, Mirallas, Lukaku, Mertens, dan Eden Hazard yang cemerlang bersama Chelsea.
Maka lengkaplah bila laga dua tim ini kita sebut bertabur bintang kelas dunia. Kedua tim ini berimbang pula dalam raihan di Brazil 2014. Bumbu ini akan semakin menyedapkan persaingan antar keduanya. Dengan menyapu kemenangan 2-1 atas Bosnia Herzegovina, 1-0 dari Iran, serta 3-2 atas Nigeria; Argentina punya bekal sempurna sembilan poin. Namun Belgia juga sama. Hazard dkk seara berurutan menyapu bersih Grup H dengan menumpas Aljazair 2-1, dan memupus harapan Rusia dan Korea Selatan dengan skor sama 1-0.
Perimbangan lain adalah pencapaian di 16 besar lalu. Baik Argentina maupun Belgia seakan baru menemui lawan sesungguhnya yang memaksa pertempuran 120 menit digelar. Walau sama-sama tak sampai menggelar drama adu penalti, namun kesulitan yang dihadapi bisa dibayangkan perimbangannya. Argentina selamat dengan gol Di Maria di saat terakhir untuk menang 1-0, sementara Belgia harus ketar-ketir menahan keunggulan 2-1 mereka atas Amerika Serikat.
Mencermati faktor teknis dan nonteknis, tak banyak yang bisa Football-Indonesia.net uraikan selain perimbangan. Dengan dua tim sama-sama masih kesulitan menyuburkan lini depannya plus keberuntungan yang terus memayungi, sangat menarik menanti siapakah yang akan tertawa di akhir laga. Baik Messi maupun Hazard tentu akan jadi sorot utama di laga ini. Perimbangan permainan berujung adu penalti sangat mungkin di laga ini. Karenanya faktor kesiapan eksekutor dan kecekatan penjaga gawang sungguh diperlukan.
Prediksi FI: Argentina 1-Belgia 0
Antara Argentina dan Belgia sejarah punya catatan saling mengalahkan. Pada Piala Dunia Spanyol 1982, di mana era emas sesi pertama Belgia dimulai, Belgia sukses menekuk Argentina dengan skor 1-0 lewat gol Erwin Vandenbergh di Grup 3 fase pertama. Kala itu Diego Maradona dan Daniel Passarella kalah bersaing dan hanya jadi runner up Belgia di grup itu.
Selanjutnya di Piala Dunia Meksiko 1886 kedua tim bertemu di fase yang lebih krusial, semifinal. Belgia yang sedang hebat-hebatnya di masa Enzo Scifo ditaklukkan 0-2 lewatdua gol Maradona yang kemudian membawa Argentina menjuarai gelaran kala itu.
Di perhelatan selanjutnya keduanya eksis namun tak pernah lagi bertemu. Terakhir keduanya tampil di piala dunia yang sama adalah pada gelaran Korea Selatan-Jepang 2002. Kala itu Belgia unggul secara pencapaian atas Argenina. Argentina gugur di fase grup, Belgia bersama aksi Marc Wilmots melaju hingga 16 besar sebelum digebuk juara kala itu, Brazil, 2-0. Setelahnya Belgia lenyap dari peredaran dan baru kembali lagi di Brazil 2014 ini.
Bicara Argentina, kita semua tahu deretan pemain top dari Latin yang satu ini. Tak pernah berhenti menelurkan bintang, dunia kini tengah dalam pesona Lionel Messi. Putra Argentina itu tiga kali jadi pemain terbaik dunia dalam empat tahun terakhir. Di Brazil 2014 ini juga Messi sedang menebar pesonanya yang sempat di ragukan dalam gelaran piala dunia sebelumnya yang tak memberinya kesempatan bersinar.
Messi kini menjadi kapten Argentina untuk misi merebut trofi ketiga mereka di piala dunia. Namun untuk ke sana perjuangan berat sungguh harus dilakukan. Selepas final terakhir yang mereka rasakan di Piala Dunia Italia 1990, Argentina kerap kesulitan mendekati empat besar.
Takluk dari Rumania di 16 Besar Amerika 1994, kalah atas Belanda di perempat final Prancis 1998, gagal di fase grup Koea Selatan Jepang 2002, terakhir mereka dua kali disikat Jerman di perempat final di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010. Itulah pencapaian buruk yang harus diubah Messi cs dalam asuhan Alejandro Sabella kini.
Menghadapi lawan sekelas Belgia, Argentina memang unggul secara kualitas dan pengalaman. Isi gerbong Tim Tango juga solid dengan deret nama beken Zabaleta, Demichelis, Gago, Mascherano, Di Maria, Higuain, Lavezzi, dan Aguerro juga akan membesarkan peluang Messi cs menembus fase ini. Namun jangan pula meremehkan Belgia.
Sekembalinya dari masa “hibernasi”, Rode Duivels yang diasuh striker haus gol Marc Wilmots juga tampil dengan bintang-bintang yang berseliweran di liga Eropa. Kiper Courtois tengah dalam euforia hebat. Selain baru jebol dua kali saja di Brazil 2014 ini, pencapaiannya bersama Atletico Madrid musim lalu sungguh buat dunia kagum pada kecemerlangannya. Nama familier lain yang bisa kita temui adalah Kompany, Vertonghen, Vermaelen, Witsel, Fellaini, De Bruyne, Mirallas, Lukaku, Mertens, dan Eden Hazard yang cemerlang bersama Chelsea.
Maka lengkaplah bila laga dua tim ini kita sebut bertabur bintang kelas dunia. Kedua tim ini berimbang pula dalam raihan di Brazil 2014. Bumbu ini akan semakin menyedapkan persaingan antar keduanya. Dengan menyapu kemenangan 2-1 atas Bosnia Herzegovina, 1-0 dari Iran, serta 3-2 atas Nigeria; Argentina punya bekal sempurna sembilan poin. Namun Belgia juga sama. Hazard dkk seara berurutan menyapu bersih Grup H dengan menumpas Aljazair 2-1, dan memupus harapan Rusia dan Korea Selatan dengan skor sama 1-0.
Perimbangan lain adalah pencapaian di 16 besar lalu. Baik Argentina maupun Belgia seakan baru menemui lawan sesungguhnya yang memaksa pertempuran 120 menit digelar. Walau sama-sama tak sampai menggelar drama adu penalti, namun kesulitan yang dihadapi bisa dibayangkan perimbangannya. Argentina selamat dengan gol Di Maria di saat terakhir untuk menang 1-0, sementara Belgia harus ketar-ketir menahan keunggulan 2-1 mereka atas Amerika Serikat.
Mencermati faktor teknis dan nonteknis, tak banyak yang bisa Football-Indonesia.net uraikan selain perimbangan. Dengan dua tim sama-sama masih kesulitan menyuburkan lini depannya plus keberuntungan yang terus memayungi, sangat menarik menanti siapakah yang akan tertawa di akhir laga. Baik Messi maupun Hazard tentu akan jadi sorot utama di laga ini. Perimbangan permainan berujung adu penalti sangat mungkin di laga ini. Karenanya faktor kesiapan eksekutor dan kecekatan penjaga gawang sungguh diperlukan.
Prediksi FI: Argentina 1-Belgia 0
Piala Dunia : Perempat Final – Brazil Vs Kolombia – Pertaruhan Harga Diri Latin
Jumat, 4 Juli 2014 7:36 · Comments Off

Julio Cesar (abu-abu) akankah kembali menjadi pahlawan Brazil melawan Kolombia
Estadeo Castelao, Fortaleza, Brazil
adalah tempat dunia menyorotkan perhatiannya pada pertarungan besar
saling bunuh antartim Latin di perempat final Piala Dunia Brazil 2014.
Adalah sang tuan rumah Brazil dengan sejuta pesona dan faktor nonteknis
yang menjadi bumbu kisah mereka yang akan mempertaruhkan segala asanya
melawan tim kejutan Kolombia. Wasit Spanyol Carlos Velasco akan
bertindak sebagai pengadil di laga ini.
Bicara soal Brazil, siapa yang tak
mengenal negeri ini menyangkut sepakbolanya. Mereka punya Pele,
Socrates, Zico, Romario, Bebeto, Ronaldo, Dunga, Denilson, Rivaldo,
Ronaldinho, Kaka, Robinho, Fabiano, dan deret bintang lainnya yang
bahkan membuat nama sebesar Jardel atau Elber tak jadi legenda saking
hebatnya talenta sepakbola negeri itu. Tanpa bertanding di negerinya
sendiri pun Brazil adalah sebuah kekuatan yang ditakuti lawan dan
dipuja-puji publik seantero dunia.
Soal pencapaian, jangan ditanya. Tim
Selecao adalah satu-satunya negara dengan lima bintang di emblem mereka
yang menandai pencapaian mereka di sepanjang sejarah piala dunia. Namun
selepas juara dengan mengalahkan Jerman di Korea Selatan-Jepang 2002
lalu, perempat final adalah pencapaian akhir Brazil di Jerman 2006 dan
Afrika Selatan 2010. Kekalahan 0-1 atas Prancis dan 1-2 atas Belanda
pada 2006 dan 2010 harus dijadikan cambuk bagi diri para punggawa Brazil
untuk memeroleh pencapaian lebih tinggi di rumah sendiri.
Namun soal mengulangi kisash indah 12
tahun silam atau melebihi langkah perempat final Brazil perlu upaya
lebih lagi. Bertumpu pada satu nama Neymar di lini depan saja, Brazil
seakan mengulang kisah Luis Fabiano di Afsel 2010 lalu. Belum ada sosok
alternatif yang bisa jadi jalan tengah manakala terjadi kebuntuan.
Seakan Brazil kini jadi Brazil minim bintang dibanding era lalu. Wajar
memang bila sebuah regenerasi ala pelatih Scholari ini punya gayanya
sendiri, namun pencapaian mereka sungguh mengkhawatirkan sebagai tim
unggulan.
Hampir buntu dan perlu triger dari
hadiah penalti kala melawan Kroasia di partai pembuka saat menang 3-1,
Brazil nampak buntu menghadapi tim dengan presing ketat Meksiko dan
berakhir 0-0. Walau beroleh kemenangan besar 4-1 kontra Kamerun, laga
ketiga Brazil tak banyak dibicarakan karena terjadi atas tim tanpa
harapan lolos ke 16 besar. Terakhir di perdelapan final Fred cs hanya
menang adu keberuntungan dari titik putih melawan Alexis Sanchez cs kala
bermain dengan tim penuh semangat Chile. Banyak yang merasa Brazil tak
layak menang di laga itu sesungguhnya.
Namun inilah Brazil, tim masternya
turnamen dunia. Kali ini yang menjadi lawan adalah negeri tetangganya,
Kolombia. Melihat kisah Kolombia sejauh ini, publik Brazil bisa jumawa
dengan pencapaian mereka. Sungguh Kolombia bukan apa-apa dibanding
Brazil.
Kolombia baru lima kali lolos ke putaran
final piala dunia. Kala Brazil jadi juara untuk kedua kalinya di Chile
1962, Kolombia baru berdebut dan hanya jadi juru kunci Grup 1. Francisco
Zuluagha dkk saat itu jadi pahlawan Kolombia hanya atas dasar bisa
tampil di Chile semata. Kolombia juga harus menunggu lama untuk kembali
lagi pada Italia 1990. Di era itu Carlos Valderrama cs punya pencapaian
terhebat mereka, lolos ke 16 besar. Di Amerika Serikat 1994 dan Prancis
1998 Kolombia kembali hanya beredar di fase grup. Setelahnya, Kolombia
tak pernah ambil bagian.
Brazil 2014 ini adalah ajang kembalinya
Kolombia ke level utama sepakbola dunia setelah menghilang 16 tahun
lamanya. Di bawah asuhan Jose Pekerman, Mario Yepes cs sesungguhnya tak
terlalu diperhitungkan. Kehilangan bintang utama mereka di fase
kualifikasi yang juga bermain memikat di eropa Radamel Falcao adalah
awal kisahnya. Dengan keberadaan Falcao saja predikat Kolombia hanya
kuda hitam, bagaimana bila tanpa sang bintang?
Kolombia beruntung berada di grup lunak
bersama lawan yang relatif setara kekuatannya. Melawan Yunani Juan
Cuadrado dkk berpesta 3-0. Menghadapi Pantai Gading, Fredy Guarin cs
menang 2-1 dan memastikan tiket 16 besar. Lalu melawan Jepang Jackson
Martinez mengajak Kolombia berpesta 4-1 untuk menyamai pencapaian
Valderrama di Italia 1990. Berbekal denga tiga kemenangan yang membuat
tim seakan sudah “nyetel” tak ada kesulitan buat Kolombia menelan
Uruguay dengan dua gol dari sang bintang utama di Brazil 2014: James
Rodriguez.
Lenyapnya nama Falcao ternyata jadi
berkah tersendiri bagi playmaker murni Kolombia ini. Pesona Kolombia
terpancar atas lima gol yang sudah ditoreh pemain termahal Ligue 1
Prancis itu saat dibeli Monaco dari Porto.
Melawan Brazil di perempat final yang
artinya sudah mencapai langkah lebih maju Kolombia sepanjang masa,
Kolombia diunggulkan atas dasar pesona mereka di empat pertandingan yang
dirain dengan hasil sempurna. Inilah kebanggaan Kolombia yang patut
dicemaskan publik Brazil. Mungkinkah tim yang sedang on fire ini
menjadikan Brazil sebagai mangsa mereka selanjutnya di era emas ini?
Fans Brazil bisa saja berkilah kalau
pencapaian Kolombia diraih atas tim semenjana. Namun perlu diingat pula
bahwa Brazil juga menemui tim semenjana lainnya di time line mereka
namun senantiasa kesulitan. Menarik menyaksikan dua tim Lati yang
sama-sama menyingkirkan tim Latin lainnya di 16 besar ini. Keduanya
memang sudah sering bertemu di ranah Conmebol dengan keunggulan mutlak
bagi Brazil. Namun jangan bicara masa lalu dalam pertandingan, saat ada
era hebat di Kolombia, maka mudahnya peluang masih 50:50 sebelum laga
ini digelar.
Bicara nilai historis memang Brazil
unggul, namun Football-Indonesia.net tak menemukan sinkronisasi
historisme Brazil dengan pengalaman para punggawanya. Bukankah deret
anak muda Brazil dalam diri Oscar, Neymar, David Luiz, dll jua baru
berdebut di piala dunia? Faktor tuan rumah juga bisa jadi bumerang bila
malah mengintimidasi para atlet di lapangan. Kolombia sendiri juga tak
lepas dari faktor nonteknis. Euforia delapan besar tak boleh memengaruhi
mereka secara negatif. Menarik menyaksikan laga ini pada Sabtu (5/7)
dinihari WIB.
Prediksi FI
Brazil 0-Kolombia 1
Piala Dunia : Perempat Final – Prancis Vs Jerman – Duel Para Raja yang Telah Digariskan
Jumat, 4 Juli 2014 7:24 · Comments Off

Tim Nasional Jerman
Dua juara dunia yang banyak dapat
dukungan khalayak akhirnya bertemu di perempat final Piala Dunia Brazil
2014. Sejak hasil undian grup disebarkan plus jalan para peserta
dijabarkan dalam bagan pertandingan pascaputaran grup, raja di Grup E
dan Grup G sudah diyakini adalah Prancis dan Jerman. Dengan perhitungan
lawan di fase 16 besar yang relatif tak punya sejarah dan tanpa drama
berarti, akhirnya skenario umum itu tercipta, keduanya akan bentrok di
perempat final yang akan digelar di Estadio Maracana, Rio de Janeiro,
Brazil pada Jumat (4/7) malam WIB.
Bentrok dua raja sepakbola dunia asal
Eropa ini sungguh dinantikan banyak pihak. Prancis yang seolah
melenggang mulus sejak fase grup akan bersua lawan sesungguhnya di laga
ini. Sementara bagi Jerman, beberapa rintangan yang sudah dihadapi akan
jadi bekal menghadapi laga dahsyat ini.
Prancis memang terkesan santai saja
dalam beberapa laga yang mereka jalani. Membekap Honduras 3-0 lalu Swiss
5-2, Les Blues baru tertahan oleh Ekuador, itupun dengan hasil imbang
tanpa gol 0-0. Di perempat final anak asuh Didier Deschamp menjalani
laga yang tak terlalu merepotkan saat membenamkan Nigeria 2-0. Sejauh
ini gawang Hugo Lloris hanya dua kali bergetar. Karim Benzema dkk juga
terbilang produktif dengan 10 gol yang sudah mereka hasilkan di gawang
para lawannya.
Namun semua itu belum berarti apa-apa
karena laga kompetitif di depan mata sungguh patut dapat perhatian tiap
punggawa Tim Ayam Jantan. Jerman yang jadi lawan adalah spesialis
turnamen yang sudah biasa dan konsisten melenggang hingga semifinal
bahkan final dalam beberapa gelaran terakhir.
Selepas meraih juara untuk terakhirnya
pada Italia 1990 dengan masih bernama Jerman Barat, Der Panzer relatif
satabil di fase knock out. Di Amerika Serikat 1994 Jerman memang
dikalahkan Bulgaria 2-1 di perempat final, pun sama di Prancis 1998 kala
ditelan Kroasia 0-3. Namun itulah nasib tersial Jerman. Kelanjutannya
Jerman jadi runner up Brazil di Korea Selatan-Jepang 2002. Walau terjadi
sedikit kemunduran, Prancis perlu waspada karena tim asuhan Joachim Low
itu jadi semifinalis di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010.
Di Brazil 2014 ini memang Jerman baru
cemerlang di partai pembuka. Selepas mengempas Portugal 4-0, Thomas
Muller dkk tak terlalu ciamik kala ditahan imbang 2-2 oleh Ghana dan
hanya menang 1-0 atas Amerika Serikat. Di 16 besar lalu kemenangan 2-1
atas Aljazair juga baru didapat dalam pertandingan sepanjang 120 menit.
Namun melihat gelagatnya, Prancis harus hati-hati. Jerman punya semangat
lebih kala berhadapan dengan tim besar yang banyak diramalkan akan jadi
lawan tangguh dan sedang bergelora. Kita bisa melongok bagaimana Nani
dan Cristiano Ronaldo dibuat melongo di partai pembuka Grup G lalu.
Jangan lupakan juga bagaimana Mesut Ozil cs menghancurkan Argentina 4-0
empat tahun silam di fase perempat final.
Prancis perlu mengambil sikap tertekan
saat berhadapan dengan Jerman. Adakalanya Jerman justru lepas
peruntungan saat diunggulkan di atas kertas. Contohnya adalah semifinal
Piala Eropa lalu kala Phillip Lahm cs dihantam Italia yang non-unggulan
kala itu.
Piala dunia sendir bagai rollercoster
bagi Prancis sejak absen di Amerika 1994. Dimulai dengan jadi juara di
rumah sendiri pada Prancis 1998 yang memberi mereka mahkota tertinggi di
kala Deschamp turut bermain menemani Zidane dan Djourkaeff, Les Blues
malah terbenam di dasar Grup A Korea Selatan-Jepang 2002, di bawah
Denmark, Sinegal, dan Uruguay. Prancis kembali meroket di Jerman 2006
dengan tampil di final walau kalah dalam adu penalti pasca-insiden
tandukan Zidane. Namun di Afsel 2010 lalu lagi-lagi Prancis terjerembab
kala di tempatkan di Grup A pula, di bawah Uruguay, Meksiko, dan tuan
rumah Afsel dibalut cerita pemberontakan Evra cs pada pelatih kala itu.
Bila laju rollercoster itu sesuai trek, harusnya Brazil 2014 ini akan
ada efek ledakan baru bagi Karim Benzema cs untuk meledak menyamai
pencapaian era Zidane atau kembali melewati karier Platini.
Semua cerita itu adalah bumbu laga yang
akan dipimpin Nestor Pitana yang berasal dari Argentina Jumat malam.
Yang jelas kecepatan pemain Prancis dalam diri Cabaye, Sissoko, atau
Pogba harus benar-benar bisa memberi manfaat bagi Benzema dan Giroud
yang akan berusaha membongkar pertahanan Jerman yang lumayan solid.
Sementara umpan pendek ala Ozil dan Muller juga akan tontonan yang
mungkin memanjakan pilihan Podolski, Gotze, atau Klose di laga ini.
Khusus untuk Klose, akankah ada pemecahan rekor di laga ketat ini?
Walau kemungkinan imbang hingga fase adu
keberuntungan penalti sangat besar terwujud, Football-Indonesia.net
memprediksi Jerman akan unggul secara pengalaman. Walau pencapaian
mutakhir memberi nilai baik pada Prancis, jelas Panzer punya kualitas
pengalaman sedikit unggul atas Blues. Kita nantikan bersama saja aksi
duo pembunuh asa-asa terakhir Afrika ini. (ds-ejr)
Prediksi FI
Prancis 0-Jerman 1
Piala Dunia : 16 Besar – Belgia Vs Amerika Serikat, Usaha Mengembalikan Pencapaian Masa Lalu
Selasa, 1 Juli 2014 11:14 · Comments Off

Tim Setan Merah hadapi Amerika Serikat malam ini
Laga terakhir putaran 16 besar Piala
Dunia Brazil 2014 menjadi arena tebar pesona bagi dua tim kuda hitam
dunia, Belgia dan Amerika Serikat. Laga di Salvador, Brazil, pada Rabu
(2/7) dinihari WIB nanti ini akan dipimpin wasit asal Aljazair, Djamel
Haimoudi.
Brazil, Kolombia, Belanda, Kosta Rika,
Prancis, dan Jerman adalah negara-negara yang timnasnya sudah nyaman di
posisi delapan besar Brazil 2014 saat ini. Konstelasi itu terdiri atas
tiga negara asal benua Amerika dan tiga negara dari Eropa. Melihat
Argentina diunggulkan atas Swiss; maka adalah pas porsinya bila Belgia
menjadi pelengkap empat Amerika dan empat Eropa di delapan besar.
Namun semua urai di atas tak terlalu
penting bagi kedua negara yang berlaga. Belgia dan Amerika Serikat punya
misi masing-masing untuk setidaknya menggapai prestasi demi menyamai
atau bila mungkin melebihi pencapaian masa lalu.
Belgia sebagai juara Grup H memang baru
kembali lagi ke piala dunia sejak Korea Selatan-Jepang 2002 lalu. Namun
seluruh dunia tahu kalau tim ini kembali dengan predikat bertabur
bintang. Masa yang hilang sekitar 12 tahun itu ternyata dijadikan saat
membina punggawa muda Belgia untuk sebuah era emas yang baru.
Era keemasan Belgia dimulai di era Jan
Ceulemans dkk menggebrak dunia di Piala Dunia Meksiko 1986 dengan jadi
semifinalis. Setelah itu Belgia jadi tim yang menakutkan bagi lawan
hingga julukan Rode Duivels atau Setan Merah tidak terasa berlebihan
hingga ditutup era Luc Nilis dan Marc Wilmots pada 2002. Namun
setelahnya Belgia seakan tak punya daya.
Kini Wilmots yang jadi pelatih kembali
dengan pemuda-pemuda bernilai tinggi yang tersebar di klub-klub top
Eropa milik Belgia. Dengan kekuatan baru itu Belgia jadi kuda hitam
utama di Brazil 2014 ini. Walau belum terlalu memesona, kemenangan
berderet ataas Aljazair 2-1, Rusia 1-0, dan Korea Selatan 1-0 jadi
sebuah cerita sempurna sebagai awal ledakan mereka. Kini Vincent Company
cs akan berjuang melawan kuda hitam piala dunia lainnya, Amerika
Serikat.
Amerika Serikat yang dihadapi Belgia
bukan tim sembarangan. Walau tak didukung materi bintang, dalam dua
dekade ini Amerika selalu berhasil menjaga eksistensinya. Setidaknya ada
beberapa cerita yang bisa menunjukkan kalau The Yanks bukan tim
“numpang lewat” di tiap gelarannya.
Tanpa London Donovan yang sebelumnya
jadi ikon, pelatih Jurgen Klinsmann berhasil memberdayakan pasukannya
untuk bersaing di grup kompetitif. Menghadapi Ghana mereka unggul 2-1.
Hampir lolos langsung di laga kedua, Portugal menahan ledakan Amerika
2-2. Walau kalah 0-1 di laga akhir melawan Jerman, ketatnya hasil
menunjukkan bila Amerika bukan tim sembarangan.
Amerika sebelumnya pernah merasakan
semifinal Piala Dunia, namun sudah lama sekali yakni pada Piala Dunia
Uruguay 1930. Meretas jalan kembali ke pebcapaian itu memang sungguh
berat, namun dari laga inilah diupayakan hal tersebut. Maka aksi Clint
Dempsey yang kini jadi tumpuan bersama kiper Tim Howard diharap mampu
menahan laju senjata muda menakutkan milik Belgia.
Football-Indonesia memprediksi hasil
ketat di laga ini. Hasil imbang berujung adu penalti juga dimungkinkan
atas dasar samanya motivasi. Adu antara skill Belgia melawan pengalaman
Amerika sungguh memesona di laga ini.
Prediksi FI
Belgia 1-Amerika Serikat 0
Piala Dunia : 16 Besar – Argentina Vs Swiss, Lionel Messi atau Alpine Messi?
Selasa, 1 Juli 2014 11:07 · Comments Off

Argentina siap hadapi Swiss
Gelaran 16 Besar Piala Dunia Brazil 2014
hampir selesai. Sudaha enam tim mempati kursi delapan besar. Hari ini
empat tim akan memperebutkan dua tempat tersisa. Di Sao Paolo pada
Selasa (1/7) malam WIB ini argentina akan menghadapi Swiss dalam
kepemimpinan wasit Swedia, Jonas Eriksson.
Secara peringkat FIFA, laga ini sangat
menjanjikan persaingan tingkat tinggi karena yang bertarung adalah
peringkat 5 melawan peringkat 6 dari 200 lebih negara anggotanya. Bisa
dibayangkan betapa serunya laga ini di atas kertas. Namun secara
historis memang Argentina tetap menjadi unggulan dunia.
Argentina lolos ke 16 besar dengan bekal
tiga kemenangan, namun semuanya dilalui dengan skor tipis. Melawan
Bosnia Herzegovina Tim Tango unggul 2-1, kemudian Lionell Messi cs
unggul 1-0 atas Iran. Terakhir anak asuh Alejandro Sabella itu menang
3-2 atas Nigeria. Jadi raja di fase grup sudah diperkirakan publik
sepakbola dunia menjadi predikat Argentina di Brazil 2014. Namun,
ketatnya hasil yang mereka raih seolah menimbulkan pertanyaan, begitu
kompetitifkah laga-laga di Grup F lalu? Atau Argentina yang memang belum
tampil 100%?
Yang jelas Argentina beruntung punya
Lionel Messi. Pemain Terbaik Dunia tiga kali berturut-turut (2010, 2011,
dan 2012) itu seakan menjawab keraguan publik Argentina akan
nasionalisme. Disebut tak berkontribusi banyak bagi negerinya, empat gol
Messi di fase grup jadi kampanye yang baik bagi Messi menunjukkan
kapabilitasnya. Kini gawang Swiss jadi mangsa baru bagi rasa laparnya.
Swiss sendiri bukanlah tim yang
“nyelonong” ke 16 besar. Dua kemenangan mereka toreh di putaran grup.
Menghadapi Ekuador di laga perdana, sebuah aksi comeback dimainkan Swiss
lewat aksi Admir Mehmedi dan Haris Seferovic. Cerita comeback jelas
menunjukkan mental pantang menyerah sebuah tim. Di laga kedua Swiss
memang seolah terlambat bangun karena sempat dimenamkan Prancis dengan
lima gol, namun dua gol tetap mereka ciptakan sebagai geliat dalam
keterpojokan lewat Blerim Dzemaili dan Granit Xhaka sehingga hanya kalah
2-5. Terakhir dalam pertaruhan final menuju 16 besar sang bintang
meledak. Yap, Xherdan Shaqiri mengamuk dengan hattricknya yang
menenggelamkan Honduras 3-0.
Kehebatan Shaqiri inilah yang akan jadi
senjata utama Swiss menghadapi Argentina. Publik Swiss memang
berekspektasi tinggi atas gelandang Bayern Munchen ini. Dengan julukan
Alpine Messi atau Messi dari Pegunungan Alpen, gelandang serbabisa ini
diharapkan membongkar pertahanan Argentina demi mimpi menyamai
pencapaian terbaik di perempat final yang terakhir mereka rasakan 60
tahun silam.
Pertarungan dua Messi di laga ini bisa
jadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi dunia malam nanti.
Football-Indonsia.net tetap menjagokan Argentina di laga ini.
Bagaimanapun trennya adalah para juara grup yang melaju ke delapan besar
Brazil 2014 ini. Walau tak menafikan kekuatan Gokhan Inler, Valon
Behrami, atau Stephan Lichtsteiner yang diasuh orang sekelas Ottmar
Hitzfeld, Argentina tetap memesona dengan deret senjatanya yang belum
meledak. Kita tentu masih menunggu daya ledak Ezequeil Lavezzi, Sergio
Aguero, Gonzalo Higuain atau Angel di Maria.
Prediksi FI
Argentina 3-Swiss 0
Piala Dunia : 16 Besar – Jerman Vs Aljazair, Laga Sesungguhnya
Senin, 30 Juni 2014 12:03 · Comments Off

Miroslav Klose dan Thomas Muller
Laga keenam babak 16 besar Piala Dunia
Brazil 2014 malam ini akan mempertemukan Jerman dengan Aljazair di Porto
Alegre, Brazil, pada Selasa (1/7) dinihari WIB. Laga ini akan dipimpin
wasit Sandro Meira Ricci yang berasal dari Brazil.
Bagi kedua tim laga ini seolah barulah
ujian sesungguhnya karena pada putaran grup keduanya seolah masih bisa
menggantung nasibnya ke sana-sini. Kali ini di fase knock out tak ada
yang bisa menyelamatkan atau menyingkirkan diri mereka selain kemauan
diri dan lawan di hadapan tentunya.
Jerman yang hebat di partai pertama
seolah mengendurkan uratnya di dua partai tersisa dan belum kembali ke
level permainan mereka yang sesungguhnya. Menang atas Portugal 4-0
memang menjumawakan. Namun hasil 2-2 kontra Ghana dan 1-0 atas Amerika
seolah bukan Jerman yang dinanti penggila sepakbola di dunia. Kenyataan
bahwa mereka tak terjepit hal mematikan membuat Joachim Low seakan puas
dengan tampilan seadanya tim.
Yang jelas upaya menerapkan false nine
ala Spanyol tidaklah sukses karena Low pada akhirnya mengembalikan
posisi penyerang utama pada Podolski dan Klose ketimbang Gotze di laga
akhir melawan Amerika. Menghadapi laga ini Muller cs tak bisa main-main.
Sedikit kesalahan, walau menghadapi tim yang dikecilkan banyak orang,
bisa menamatkan perjalanan Jerman di Brazil 2014 ini dengan hasil
menyedihkan. Yang pasti, Jerman harus mengeluarkan kemampuan
sesungguhnya di laga ini.
Sementara bagi Aljazair, walau
perjuangan hidup mati telah mereka mulai, Islam Slimani cs baru akan
bertemu raksasa sepakbola dunia di laga ini. Belgia yang mengalahkan
mereka 1-2 belum punya hal historis sebesar Der Panzer. Korea Selatan yang mereka pecundangi
4-2 juga bukan kekuatan utama dunia. Pun hasil imbang 1-1 kontra Rusia
hanyalah pengalaman mereka dalam menghadapi situasi terjepit.
Musuh di hadapan kini adalah negara yang
telah tiga kali jadi juara dunia. Jerman juga adalah tim spesialis
turnamen, yang biasa melaju hingga puncak bagan fase lnock off.
Bermateri pemain kelas dunia dan topskor Piala Dunia Afsel 2010 pula.
Mampukah kejutan baru Afrika ini masuk ke lapangan dengan kenyamanan dan
tak kalah sebelum bertanding?
Banyak yang mengira wakil Afrika yang
satu ini salah jalan dan hanya beruntung masuk 16 besar. Karenanya ada
anggapan bahwa laga ini akan berjalan timpang. Maka inilah kesempatan
bagi pelatih Vahid Halihodzic memutarbalikkan semua anggapan itu.Bersama
dengan kapten Madjid Bougherra, sang pelatih harus bisa menanamkan pada
seluruh punggawa The Desert Warriors kalau masuk ke fase ini artinya
mereka equal dengan setiap lawan tak peduli raksasa atau juara dunia.
Menarik menantikan aksi Slimani cs yang
akan bertarung di malam Ramadhan kali ini. Akankah Panser bisa
dijinakkan Laskar Padang Gurun? Football-Indonesia.net
memperkirakan laga seru akan terjadi. Namun pengalaman dan kualitas
mungkin lebih unggul sedikit ketimbang spirit tinggi dan hasrat di laga
ini.
Prediksi FI
Jerman 2- Aljazair 0
Piala Dunia : 16 Besar – Prancis Vs Nigeria, Ayam Jantan Menyambut Elang
Senin, 30 Juni 2014 11:39 · Comments Off
Pertandingan kelima dan keenam dari
delapan partai 16 besar Piala Dunia Brazil 2014 yang digelar hari ini
akan mempertemukan empat tim yang tak punya kaitan dengan Benua Amerika.
Di partai pembuka hari ini, Juara Grup E Prancis yang merupakan
representasi Eropa akan bertanding dengan runner up Grup E Nigeria.
Adapun Nigeria merupakan representasi Afrika.
Tim Ayam Jantan Prancis yang sempat
ditahan Ekuador di laga akhir putaran grup harus mengembalikan ritme
emosi mereka pada naluri kemenangan. Yah, grafik penampilan Prancis
seolah menurun karena hasil 0-0 melawan Enner Valencia cs di laga lalu.
Padahal sebelumnya Benzema cs sukses mematuk Honduras dan Swiss dengan
hasil meyakinkan, 3-0 dan 5-2.
Memang laga lalu kontra Ekuador bisa
dikatakan tak terlalu menentukan karena Les Blues sudah menapakkan satu
kakinya di 16 besar dan hanya mungkin gagal dengan sebuah skenario
hampir mustahil. Bisa dimengerti kalau Prancis menghadapi Ekuador tidak
dengan sepenuh hati.
Namun kondisi nyaman cenderung santai
itu harus segera direvolusi Didier Deschamps agar Karim Benzema dkk
bisa “nyetel” di laga knock out yang tanpa ampun ini.
Sementara Tim Elang Super Nigeria tengah
dalam masa beruntung. Tak terlalu mengesankan di fase grup, kenyataan
sudah lolos ke 16 besar tentu ingin dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apalagi
kini Nigeria menjadi ujung asa Afrika bersama Aljazair. Banyak yang
memperkirakan duo Afrika ini akan terbunuh malam ini karena lawan yang
dihadapi adalah raksasa Eropa: Prancis dan Jerman.
Di fase grup Nigeria sangat kesulitan
mengembangkan potensinya. Di laga perdana Iran yang punya pertahanan
begitu sulit membuntukan Obi Mikel cs. Skor 0-0 jadi akhir cerita. Di
laga kedua kontra Bosnia Herzegovina memang Nigeri bisa mengepakkan
sayapnya. Namun skor tipis 1-0 yang jadi catatan akhir. Terakhir saat
ujian sesungguhnya kontra Argentina cakar mereka dipatahkan oleh aksi
Messi 2-3 yang untungnya disertai kekalahan Iran di laga lain yang
menyelamatkan tim asuhan Stephen Keshi ini.
Kali ini di Brasillia pada Senin (30/6)
malam WIB yang menjadi lawan Nigeria adalah Prancis yang punggawanya
punya kekuatan campuran struktup pembinaan optimal khas Eropa dipadu
bakat-bakat besar keturunan Afrika. Segala daya harus dioptimalkan
Emmanuel Emenike demi membobol gawang Prancis yang dijaga Hugo Lloris
demi lolos ke babak delapan besar.
Melihat nasib para runner up grup yang
bertumbangan di 16 besar, maka Nigeria berharap jadi yang pertama
meruntuhkan mitos baru di Brazil 2014 itu. Pun Prancis punya kans untuk
ditahan bahkan dikalahkan dengan melihat aksi mereka yang belum menemui
ujian sepanjang putaran piala dunia ini.
Prancis sendiri memang terkesan baru
pemanasan di laga-laga grup. Kita tunggu saja aksi kedua tim ini saat
berlaga di pertandingan yang dipimpin wasit Amerika Mark Geiger ini.
Football-Indonesia.net memprediksikan hasil ketat di laga ini atas dasar
kehati-hatian dua tim ini menghadapi pentingnya setiap kesempatan di
fase knock out.
Prediksi FI
Prancis 1-Nigeria 0
Piala Dunia : 16 Besar – Kosta Rika Vs Yunani, Antara Kejutan dan Keberuntungan
Minggu, 29 Juni 2014 12:44 · Comments Off

Keylor Navas, kiper Kosta Rika ini baru kebobolan satu gol
Laga keempat babak 16 besar pada Senin
(30/6) dinihari WIB akan mempertemukan dua tim yang tak disangka-sangka
di Recife, Brazil. Tim yang diduga terlemah di Grup D Piala Dunia Brazil
2014 yang justru keluar sebagai juara grup Kosta Rika akan berhadapan
dengan tim penuh “demigod” beruntung Yunani.
Kosta Rika bisa dikatakan adalah kejutan
terbesar Brazil 2014. Tak diperhitungkan sejak awal, Joel Cambell cs
malah membalik faktor historis dengan sebuah fakta. Dengan jumawa mereka
merontokkan dua kali juara dunia Uruguay 3-1, menundukkan empat kali
juara dunia Italia 1-0, dan menahan Inggris yang sudah sekali merasakan
manisnya madu juara piala dunia 0-0.
Tak hanya jadi juara di grup neraka,
pertahanan mereka juga sungguh perkasa karena belum bisa ditembus tiga
lawannya di grup dalam open play sekalipun. Satu-satunya gol yang masuk
ke gawang kiper yang bermain di klub Levante, Keylor Navas, terjadi
lewat penalti Edinson Cavani.
Jadi, tak akan salah bila Kosta Rika
lebih diunggulkan di laga ini. Toh juga sejauh dua laga 16 besar lainnya
yang sudah bermain representasi juara grup terus yang jadi pemegang
tiket 8 besar. Kita bisa menantikan aksi Bryan Ruis menggeliat di
pertahanan Yunani malam ini.
Bagaimana dengan Yunani? Tim ini lebih
baik dikatakan beruntung ketimbang mengejutkan. Digadang-gadang akan
menguasai Grup C atas dasar representasi Eropa yang kita ketahui lebih
terpola pembinaan sepakbolanya, Tim Kapal Perompak ini malah
terseok-seok sejak awal. Dibantai Kolombia 0-3, Yunani beruntung kala
Jepang tak berhasil memanfaatkan momentum keunggulan jumlah pemain dalam
laga imbang 0-0 yang menjaga asa Yunani memasuki partai ketiga. Di
partai melawan Pantai Gading, yunani yang terpojok merasakan
keberuntungan khas manusia setengah dewa (demigod)-nya saat memperoleh
hadiah penalti saat keadaan imbang di akhir laga.
Dengan kemenagan tipis 2-1 Samaras
membawa Yunani ke 16 besar hanya berbekal dua gol dari fase grup. Bila
Belanda adalah tim tersubur, maka Yunani adalah tim tergersang di antara
para peserta di 16 besar. Maka meremehkan Yunani adalah hal yang lazim
melihat fakta yang ada.
Namun kita perlu juga mengingat hal yang
sama dengan Yunani di Piala Eropa Portugal 2004. Kala itu tim Negeri
Para Dewa asuhan Otto Rehagel juga tidak diperhitungkan sepanjang
turnamen. Namun berkat permainan defensif dan serangan balik berbungkus
keberuntungan Yunani berturut-turut melewati Ceko, Prancis, dan
menggulung Portugal untuk kedua kalinya di partai final.
Maka perlu disimak, akankah semanga 10
tahun silam akan diperlihatkan Giorgos Karagounis cs di laga ini?
Kembalinya kapten mereka itu dari suspensi kartu merah juga tentu akan
jadi semangat tersendiri bagi Yunani.
Menarik membicarakan dua kata ini:
kejutan atau keberuntungan. Football-Indonesia sendiri memprediksi
pertandingan yang dipimpin wasit Australia Ben Williams ini akan ketat
dan mungkin seru hingga perpanjangan waktu atau adu penalti.
Prediksi FI
Kosta Rika 1-Yunani 0
Piala Dunia : 16 Besar – Belanda Vs Meksiko, Hebatnya Serangan Melawan Kuatnya Pertahanan
Minggu, 29 Juni 2014 11:53 · Comments Off

Robin van Persie kembali ke line up Belanda
Laga ketiga dari delapan partai 16 besar
Piala Dunia Brazil 2014 akan mempertemukan dua tim dengan karakter
berbeda. Juara Grup B Belanda yang tercatat sebagai tim tersubur
sepanjang putaran grup akan bersaing dengan runner up Grup A Meksiko
yang punya catatan defensif terbaik di Fortaleza, Brazil, pada Minggu
(29/6) malam WIB.
Belanda sejauh ini sudah menciptakan 10
gol hasil kemenangan 5-1 atas Spanyol, 3-2 atas Australia, dan 2-0 atas
Chile. Raihan ini jadi yang tersubur sepanjang putaran grup, walau kini
Kolombia yang sudah bermain di 16 besar dinihari tadi mengungguli dengan
11 gol. Aksi Arjen Robben dan Robin van Persie yang masing-masing telah
mencipta tiga gol patut diwaspadai Meksiko.
Sementara Meksiko adalah salah satu dari
dua tim berperthanan terbaik karena sejauh ini baru sekali menerima gol
di gawang, itupun dirasakan baru pada menit akhir pertandingan ketiga
saat menggulung Kroasia 3-1. Sebelumnya gawang Meksiko aman di laga
kontra Kamerun yang berkesudahan 1-0 dan menahan gempuran Brazil dengan
hasil imbang 0-0.
Maka bisa dikatakan bentrok ini akan
memberi gambaran pada pencinta sepakbola akan keefektifan dari hebatnya
serangan atau defensifnya pertahanan. Laga ini sendiri adalah laga 16
besar pertama yang tak melibatkan tim Amerika Latin. Meksiko yang dari
zona Amerika Utara atau Concacaf akan jadi wakil benua Amerika untuk
menghadapi tamu mereka dari Erops (UEFA), Belanda.
Sebagai tim berciri ofensif dan
defensive, Belanda dan Meksiko juga member bukti khusus bahwa mereka
bisa tampil sebaliknya manakala mau. Pertahanan Tim Oranye yang digalang
para pemain Feyenoord yang banyak dikatakan orang sungguh rapuh khas
tim ofensif ternyata berhasil menjaga keperawanan gawangnya pada laga
terakhir kontra Chile.
Pun Meksiko. Miskin kreasi gol khas tim
defensif bisa mereka mentahkan dengan mencetak tiga gol di satu laga
saat melawan Kroasia. Tiap lini juga bisa berkreasi manakala kita
temukan Rafael Marquez bisa bersama Javier Chicharito Hernandez
menciptakan gol.
Menarik ditunggu siapa yang lebih unggul
dalam laga ini, Oranye atau Sombrero, juga siapa yang akan bersorak
atau menangis, Robben-Persie atau kiper Guillermo Ochoa? Football-Indonesia
sendiri lebih berat pada efektifitas serangan ketimbang pertahanan
dalam usaha menembus delapan besar. Kita nantikan saja laga yang akan
dipimpin wasit Portugal Pedro Proenca ini malam nanti.
Prediksi FI
Belanda 2-Meksiko 0
Piala Dunia : 16 Besar – Kolombia Vs Uruguay, Duel Tanpa Bintang Utama
Sabtu, 28 Juni 2014 11:39 · Comments Off

Uruguay tanpa Luis Suarez
Akhirnya laga Kolombia-Uruguay di 16 besar
pada Sabtu (29/6) dinihari WIB akan digelar dengan seimbang. Laga
antar-Latin jilid dua di Piala Dunia Brazil 2014 ini tak akan disertai
bintang utama di dua sisi. Bila Kolombia sudah kehilangan Radamel Falcao
yang gagal pulih hingga saat Brazil 2014 dibuka, bintang Uruguay Luis Suarez
hilang karena aksi brutalnya yang menggigit pemain Italia di laga
terakhir. Sembilan laga resmi FIFA bersama tim Uruguay ditambah 4 bulan
menjadi hukuman baginya.
Kolombia sendiri sepertinya tak
terpengaruh dengan hilangnya Falcao. Diperkirakan akan kesulitan, Mario
Yepes dkk malah mengemas poin sempurna sembilan di putaran grup. Siapa
nyana kalau Yunani, Pantai Gading, dan Jepang akan mereka lalui dengan
mulus. Kemenangan 3-0, 2-1, dan 4-1 secara berurut ditorehkan James
Rodriguez cs untuk sejajar dengan Belanda, Argentina, dan Belgia.
Sementara Uruguay hadir di 16 besar
dengan comeback ciamik. Gagal di laga perdana melawan Kosta Rika tanpa
dukungan Suarez, mereka bangkit di dua laga sisa dengan Suarez sebagai
motor. Hebatnya kebangkitan itu dilalui dengan melahap dua juara dunia:
Italia dan Inggris. Namun masalahnya muncul di Suarez tadi. Melakukan
tindakan irasional dengan menggigit Chielini di tengah tegangnya laga,
walau wasit tak ambil pusing, FIFA menghukum sang bintang dengan sanksi
yang mengusirnya dari Brazil 2014.
Uruguay seakan mengalami de javu dengan
Afsel 2010 lalu. Kala itu Suarez mengulurkan tangannya untuk menghalangi
laju bola Ghana yang meluncur ke gawang di menit akhir laga. Uruguay
lolos ke semifinal dengan sanksi bagi Suarez. Tanpa Suarez di semifinal
uruguay pun ditelan Belanda.
Kini Uruguay akan tampil tanpa Suarez.
Mampukah Uruguay mengadang laju kenang kolombia tanpa Suarez? Laga yang
berlangsung di Maracana ini dan akan dipimpin wasit Belanda Bjoern
Kuipers ini tambah berat bagi Uruguay karena Diego Lugano masih dibekap
cedera. Selain Cavani, Uruguay mungkin memerlukan keberuntungan kepala
Diego Godin di laga ini.
Menarik disaksikan aksi Cuadrado,
Gutierrez, atau Bacca dari Kolombia membongkar tim lawan yang penuh
masalah. Perlu diketahui kalau Kolombia punya kekuatan dengan banyaknya
armada mereka yang bisa mencetak gol. Sejauh ini tercatat ada enam
skorer di kubu Kolombia atas sembilan gol mereka. James Rodriguez yang
sudah punya tiga gol adalah yang terbaik, lalu diikuti Jackson Martinez
dengan dua gol, serta masing-masing satu gol dari Pablo Armero, Juan
Quadrado, Juan Quintero, dan Teofilo Gutierrez.
Sementara pertahanan mereka juga baru
bobol dua kali sejauh ini. Akankah aura positif kemenangan yang sedang
bergelora di kubu Los Cafeteros mendobrak perolehan terbaik mereka di
piala dunia yang baru sebatas 16 besar pada Piala Dunia Italia 1990?
Football Indonesia
mengunggulkan Kolombia di laga ini. Dengan semua pencapaian dan faktor
nonteknis, Kolombia lebih yenang menghadapi laga ini. Namun tak
disangsikan kalau Uruguay juga berpotensi keluar dari tekanan, termasuk
menepis jink tanpa Suarez.
Prediksi Football Indonesia
Kolombia 3-Uruguay 1
Piala Dunia : 16 Besar – Brazil Vs Chile, Duel Setanah Jilid Satu
Sabtu, 28 Juni 2014 11:26 · Comments Off

Neymar (10 masih menjadi tumpuan Brazil hadapi Chile
Laga 16 besar Piala Dunia
Brazil 2014 pada Sabtu (28/6) ini sungguh akan membunuh para wakil
Amerika Latin. Banyak dibicarakan kesuksesannya, tenyata antartim Latin
harus saling bunuh atas dasar hasil putaran Grup. Di laga pertama, duel
sesama Latin akan mempertemukan Brazil-Chile pada pukul 23.00 WIB malam
ini. Setelahnya duel Latin lainnya akan mempertemukan Kolombia melawan
Uruguay.
Brazil sebagai juara di Grup A tampil
kurang meyakinkan. Berhadapan dengan Kroasia banyak yang mengecilkan
aksi Neymar dkk karena faktor wasit Jepang yang terlalu mudah memberi
penalti untuk membunuh ketatnya laga. Terbukti saat menghadapi Meksiko
yang tanpa kontroversi wasit Brazil tak terlalu leluasa mengeluarkan
kemampuannya. Terakhir saat melawan Kamerun Seleao menggila, namun hal
itu terjadi atas tim yang tak lagi termotivasi. Maka Brazil belum lagi
menunjukkan kualitas mereka hingga laga 16 besar ini.
Akan halnya Chile yang sudah memulai
persaingan sejak kualifikasi, putaran final di Brazil ini dilalui dengan
benar-benar baik. Di laga pertama Arturo Vidal cs sukses menggulung
Australia. Di laga kedua permainan super Chile keluar saat mereka
mematikan harapan juara bertahan Spanyol. Walau di laga akhir Belanda
membungkam La Roja, Alexis Sanchez tak kehilangan pujian sebagai salah
satu tim terbaik di Brazil 2014 ini.
Maka saat keduanya bertemu, publik
sepakbola dibingungkan dengan pilihan. Di satu sisi Brazil adalah tuan
rumah yang penuh talenta berpotensi, namun bisa dikatakan belum teruji
masalah. Di sisi lain Chile adalah pembunuh raksasa yang sudah
membuktikan diri, walau dengan pasukan minim bintang bila dibandingkan
lawan di laga yang akan dipimpin wasit Inggris Howard Webb ini.
Kemungkinan Luis Felipe Scolari tetap
memakai format 4-2-3-1 untuk menghadapi Sampaoli yang menerapkan
3-4-1-2. Menarik disaksikan laga di belo Horizente antara Brazil yang
dipimpin Thiago Silva di lapangan melawan Claudio Bravo.
Football-Indonesia.net
memprediksi tuan rumah unggul di laga ini. Faktor kedekatan geografis
yang punya nilai historis kedigdayaan Brazil atas Chile bisa diterapkan
di laga ini. Namun Chile bisa saja menahan semua gempuran dengan
mengandalkan serangan balik atau menunggu keberuntungan ditentukan adu
penalti.
Prediksi Football Indonesia
Brazil 2-Chile 1
Prediksi Piala Dunia : Grup H – Aksi Para Kuda Hitam
Kamis, 12 Juni 2014 11:46 · Comments Off

Aksi para kuda hitam
Grup yang terakhir kita bahas ini
tentu sedikit banyak memberi rasa penasaran pada para penonton. Siapakah
yang akan jadi numor satu dan dua dari grup yang diisi empat kekuatan
yang digadang-gadang sebagai kuda hitam dalam gelaran kali ini. Nama
besar Belgia dan Rusia mungkin diunggulkan sebagai representasi Eropa,
namun “konsistensi” tak dimiliki keduanya. Untuk kata itu, Korea Selatan
yang lebih baik. Dan satu tim lagi yang menjaga eksistensinya adalah
Aljazair.
Belgia adalah kekuatan yang banyak
diperbincangkan. Meredup sejak era Mark Wilmots pensiun, kini si empunya
nama kembali ke gelanggang dengan label pelatih dan membawa gerbong
penuh bintang muda dalam kekuatan Setan Merah di Brazil 2014.
Football-Indonesia.net sudah membicarakan kekuatan ini secara khusus
sebelumnya. Nama Eden Hazard adalah identitas paling dicari dari tim ini
di piala dunia ini.
Nama berikutnya adalah Beruang Merah
Rusia. Tim ini memang besar dan berbahaya, namun kekuatan mereka kini
relatif tidak dapat menjaga konsistensi permainannya. Kita tentu
mengingat aksi mereka di Ukraina-Polandia 2012 yang pada akhirnya
menenggelamkan mereka dalam posisi unggulan. Dalam besutan Fabio Capello
tentu kekuatan tim ini diharapkan akan makin penuh variasi dan tentu
saja tidak labil. Pavlichenko tentu berkesempatan berkarya di Brazil
2014.
Korea Selatan sebagai kekuatan berikutnya di grup ini sesungguhnya adalah yang paling konsisten menjaga eksistensi mereka dalam setiap gelaran piala dunia. Inilah yang dapat dibanggakan Tim negeri Gingseng ini dari ketiga lawan yang akan mereka hadapi. Namun piala dunia ini akan berat bagi mereka mengingat tak ada nama besar dan senioritas Park Jisung bersama mereka kali ini.
Korea Selatan sebagai kekuatan berikutnya di grup ini sesungguhnya adalah yang paling konsisten menjaga eksistensi mereka dalam setiap gelaran piala dunia. Inilah yang dapat dibanggakan Tim negeri Gingseng ini dari ketiga lawan yang akan mereka hadapi. Namun piala dunia ini akan berat bagi mereka mengingat tak ada nama besar dan senioritas Park Jisung bersama mereka kali ini.
Terakhir ada nama Aljazair yang ikut
serta. Pengalaman mereka empat tahun silam tentu akan jadi pelajaran
berharga untuk mengulang kesempatan yang berharga di piala dunia. Namun
tim ini tak punya nama besar yang jadi identitas tunggal untuk
menciutkan nyali lawan. Soliditas adalah kunci kekuatan mereka plus
identitas ke-Afrika-annya.
Pertarungan akan dibuka di Belo
Horizente pada 17 Juni. Belgia akan menghadapi Aljazair sebagai partai
perdana. Diprediksikan Belgia akan mengalami sedikit kesulitan dalam
laga awal ini, selain faktor “baru kembali” di ajang ini, kekuatan lawan
juga relatif alot. Prediksi seri adalah yang paling masuk akal atau
mungkin keunggulan tipis bagi Belgia.
Di hari yang sama di Cuiba Korea Selatan
akan berjumpa Rusia. Sama dengan prediksi pertandingan sebelumnya, laga
ini kemungkinan akan berakhir imbang. Kedua tim akan saling pamer
kekuatan mereka sejatinya. Sebagai yang terbaik dari Asia, Korsel tentu
akan unjuk gigi di hadapan Rusia yang biasanya bermain perlahan panas.
Usai menapaki laga adaptasi
masing-masing, laga kedua lima hari kemudian adalah laga panas yang akan
jadi penentu kelolosan. Di Rio de Janeiro (22/6) Belgia akan melakoni
duel sesama eropa melawan Rusia. Laga ini diprediksikan relatif nyaman
bagi Belgia bila ada hasil bagus di partai pertama. Rusia kemungkinan
dapat ditundukkan, walau dengan skor tipis tentunya.
Sementara di Porto Alegre Korea Selatan
diprediksikan akan mengeluarkan segenap kemampuannya untuk menundukkan
Aljazair yang tentunya adalah kekuatan yang paling mungkin ditundukkan
Tim Negeri Gingseng ini. Aljazair kemungkinan akan melawan namun
kualitas tim yang relatif mengandalkan pembinaan tradisional akan
sedikit sulit melawan negeri dengan pembinaan yang lebih tersistem.
Namun kita bisa mengharapkan drama di laga ini.
Maka pertandingan terakhir di saat
bersamaan akan jadi partai yang akan berpengaruh menit demi menitnya.
Kemungkinan keempat tim ini masih memiliki peluang lolos hingga laga
terakhir. Namun Korea Selatan nampaknya akan dapat ditundukkan Belgia di
Sao Paolo, sedangkan Rusia dapat meraung dan menenggelamkan Aljazair di
Curitiba untuk turut lolos ke fase knock off.
Kami memperkirakan Belgia akan menjadi juara grup ini didampingi Rusia. Namun langkah mereka akan sulit karena nampaknya Jerman dan Portugal yang sepertinya bakal menanti mereka adalah para raksasa sepakbola dewasa ini.
Kami memperkirakan Belgia akan menjadi juara grup ini didampingi Rusia. Namun langkah mereka akan sulit karena nampaknya Jerman dan Portugal yang sepertinya bakal menanti mereka adalah para raksasa sepakbola dewasa ini.
Mari kita saksikan bersama setiap laga
yang akan dimulai malam ini (dinihari waktu Indonesia). Pesta akan
dimulai, mari nikmati setiap drama yang terjadi. Mari bersama
menyaksikan sejarah digurat atas nama PIALA DUNIA. (ds-ejr).
Prediksi Piala Dunia : Grup G – Kembali Membicarakan Pesona Eropa
Selasa, 10 Juni 2014 15:00 · Comments Off
Kalau masih ada grup yang seru untuk
dibicarakan karena menyangkut tim faforit, maka Grup G Piala Dunia 2014
ini adalah jawabannya. Kenapa? Karena Grup H yang akan kita bahas
belakangan tak punya tim dengan nama besar. Fakta menunjukkan bahwa dua
tim favorit yang tersisa ada di grup ini. Jerman dan Portugal adalah
yang saya maksud, tentu daya tarik keduanya tak diragukan. Nama lain
yang ikut bersaing adalah Ghana dan Amerika Serikat.
Football-indonesia.net sudah mengulas
keempatnya sebelum ini, namun ada baiknya kami memaparkan sedikit hal
lagi tentang muatan persaingan di sini.
Jerman adalah nama terbesar di sini.
Selain karena mereka adalah negara yang merupakan mantan juara dunia
tiga kali (1954, 1974, dan 1990), tim ini tetap memiliki daya tarik
dengan permainan atraktif dipadu nama besar yang populer. Aksi Klose,
Podolski, Gotse, Lahm, Ozil, Khedira, atau Muller adalah jaminan mutu
bila dimainkan bersama sebagai tim. Dalam gelaran Afrika 2010 lalu tim
ini menempati peringkat ketiga, pun di Piala Eropa 2012 di
Polandia-Ukraina Tim Panser maju hingga empat besar pula.
Nama kedua adalah Portugal. Tim ini
memang bukan mantan juara. Tradisi mereka juga tak terlalu bagus dan
stabil. Namun sejak era emas Figo-Rui Costa lalu di Piala Eropa Portugal
2004, tim ini kerap difavoritkan karena permainannya yang seatraktif
Brazil. Namun era kini berubah. Atraktivitas tak terlalu baik, namun
faktor hadirnya pemain terbaik dunia saat ini di Portugal lewat sosok
Cristiano Ronaldo adalah suatu hal yang besar. One man show atau
kolektif, tim ini akan sangat berbahaya bagi lawan.
Nama berikutnya adalah dua kuda hitam
dari dua konfederasi berbeda. Nama pertama adalah Amerika Serikat. Nama
ini memang baru dua dekade ini eksis dalam persepakbolaan dunia, namun
kehadirannya yang konsisten lambat laun menjadikan mereka familiar
dengan ajang ini. Belum di dunia memang, namun di konfederasinya
perlahan Amerika Serikat mendominasi persaingan. Kehadiran mereka kali
ini memang dipandang sebelah mata karena selain berisi kekuatan kelas
menengah, London Donovan juga tak masuk rombongan.
Terakhir Ghana. Tim ini adalah tim
tersukses Afrika di gelaran terakhir piala dunia. Empat tahun silam tim
ini maju dengan soliditas tinggi hingga perempat final. Hanya ketidak
beruntunganlah yang membuat mereka gagal mengalahkan Uruguay untuk lolos
ke semifinal waktu itu. Kini harapan mereka yang baru harus disemai
dalam persaingan berisi nama kuat dari Eropa.
Sebagaimana persaingan di Grup B, laga di
grup ini sepertinya akan melegitimasi dua tim Eropa saja untuk jadi
yang terkuat. Persis laga Belanda melawan Spanyol, laga sesama eropa
antara Portugal melawan Jerman juga jadi laga pembuka. Laga di Salvador
yang berlangsung pada 16 Juni ini akan sangat menarik. Kedua tim adalah
semifinalis Piala Eropa 2012 lalu. Skor imbang sangat mungkin untuk laga
ini.
Laga selanjutnya di hari yang sama akan
memberi kesempatan Ghana berhadapan dengan Amerika Serikat.Laga di Natal
ini juga punya potensi berakhir imbang. Kedua tim akan sama ngotot
untuk beroleh hasil baik sebelum melawan para unggulan, namun hasil
imbang tetap lebih berpeluang tercipta.
Lima hari kemudian (21/6) Ghana akan
menemui ujian sesungguhnya atas Jerman di Fortaleza. Tentu ini akan jadi
aksi Jerman unjuk kemampuan menyerangnya. Namun Jerman patut waspada
karena Ghana punya kemampuan untuk melawan seperti aksi persaingan
keduanya di Piala Dunia Afsel lalu. Kita akan kembali disuguhi perang
saudara antar Boateng di laga ini. Jerman kemungkinan akan menag di laga
ini.
Keesokan harinya (22/6) giliran Portugal
yang akan mencoba membuka kejayaan di hadapan Amerika Serikat di Manaus.
Laga ini kemungkinan akan dipakai Portugal untuk membiarkan Ronaldo
mengamuk sejadinya.
Kalau skenario di atas berjalan, maka
laga terakhir pada 26 Juni akan jadi laga penentu juara grup. Faktor
jumlah gol akan menjadi penentu tim mana yang akan keluar sebagai
penguasa. Prediksi kami bahwa Jerman yang menghadapi Amerika Serikat di
Reccife dan Portugal berhadapan Ghana di Brasilia akan kembali dikuasai
kedua tim asal Eropa.
Jerman diprediksi akan lolos dengan tujuh
pon, pun Portugal. Juara grup lazimnya akan disandang Jerman. Hasil ini
akan membawa Der Panser dan Portugal menghadapi tim alot yang sama-sama
berpeluang jadi juara dan runner up dari Grup H: Belgia dan Rusia.
Prediksi kami memang terkesan awam, namun
itulah fakta yang palingh mungkin sebagai referensi dari kami untuk
Anda semua. Tunggu saja drama sesungguhnya. (ds-ejr).
Prediksi Piala Dunia : Grup F – Tentang Argentina dan Tim Kelas Dua
Selasa, 10 Juni 2014 11:29 · Comments Off
Setelah membahas Grup E yang terkesan
jomplang, kita akan membahas hal yang sama di Grup F. Di sini Argentina
akan jadi raksasa sendiri yang akan berhadapan dengan tim-tim yang
banyak dikategorikan sebagai tim kelas dua. Suka atau tidak, Iran,
Nigeria, dan Bosnia Herzegovina memang belum bisa menyamai negerinya si
tangan Tuhan, Diego Armando Maradona.
Argentina adalah mantan juara dunia (1978
dan 1986) yang belum juga luntur pesonanya hingga saat ini. Mereka
memang kerap kali digelari juara tanpa mahkota dan kerap sial dalam
ajang yang diikutinya belakangan ini. Namun siapa akan menyangsikan
juara zona Conmebol di kualifikasi lalu ini mengingat deret bintang yang
dimilikinya. Saking banyaknya bintang, terutama di lini depan, Maradona
empat tahun silam menerapkan formasi 4-2-4 yang akhirnya rontok ketika
berhadapan dengan Jerman di Afsel 2010. Namun dengan besutan pelatih
baru, Lionel messi dkk akan kembali dengan penuh ancaman di Brazil bulan
ini.
Kekuatan berikutnya adalah Iran. Tim ini
mungkin baik dibahas bersama Bosnia Herzegovina. Keduanya adalah negara
yang tidak reguler tampil di piala dunia. Sebagai wakil Asia, Iran kali
ini tampil tanpa nama sebesar Ali Daei atau Karim Bagheri. Walau ada
nama beberapa pemain yang berlaga di Inggris, skuat mereka kali ini tak
sekuad Iran di Prancis 1998 lalu. Namun harapan tentu didengungkan oleh
tim yang langkahnya ke Brazil ini pernah diadang timnas Indonesia di
kualifikasi dulu.
Sementara Bosnia Herzegovina akan tampil
perdana dengan aksi bintang utama mereka, Edin Dzeko. Sebagai wakil
Eropa dan representasi Yugoslavia, Dzeko dkk tentu akan bermain dengan
soliditas tinggi sebagaimana Kroasia, Serbia, atau Slovenia yang
sebelumnya telah kita saksikan aksinya di piala dunia satu dekade
terakhir. Namun minimnya pengalaman akan jadi penghalang motivasi mereka
yang mungkin nothing to lose di gelaran ini.
Terakhir, ada nama Nigeria yang
kemungkinan akan jadi kekuatan yang mendekati Argentina. Sejak Olimpiade
Atlanta 1996 memang nama Nigeria mulai diperhitungkan dunia. Medali
emas ajang itu membuka mata dunia atas tim yang baru ikut serta di piala
dunia dua tahun sebelumnya. Namun selepas era Kanu, Oliseh, atau
Babangida, Tim Elang Super ini mengalami kemunduran, bahkan sempat gagal
di kualifikasi Piala Afrika 2012 lalu. Namun upaya positif pembenahan
kemudian membangkitkan Nigeria dan membawa Viktor Moses dkk juara Piala
Afrika 2013 dan lolos ke Brazil 2014 ini.
Argentina dan Bosnia Herzegovina akan
memylai laga di grup ini pada 15 Juni di Rio de Janeiro. Tombak-tombak
tajam Argentina akan bergantian menusuk lini pertahanan Bosnia.
Football-indonesia.net memprediksi akan ada pesta buat pendukung
Argentina di akhir laga ini.
Sehari setelahnya akan bertarung Nigeria
berhadapan dengan Iran di Curtiba (16/6). Iran mungkin dapat mencoba
bertahan di laga ini dengan serangan cepat khas ti Timur Tengah, namun
kekuatan Nigeria akan dapat meredam atau bahkan unggul di laga ini.
Di laga kedua, Nigeria dan Argentina yang
kemungkinan didaya akan bertukar lawan. Di Blo Horizente (21/6)
Argentina akan menggelar pesta keduanya di hadapan pendukung Iran.
Sebagaimana Bosnia, Iran akan sangat terdikte di laga ini. Sebaliknya di
hari yang sama di Cuiba akan terjadi pertarungan sengit antara Nigeria
dan Bosnia Herzegovina. Keduanya akan berusaha tampil baik, karena
kekalahan yang mungkin dialami Bosnia di laga perdana harus
dinetralisir; sementara Nigeria harus mendulang poin karena lawan
terakhir adalah Argentina. Kemungkinan hasil imbang akan tersaji.
Empat hari kemudian atau pada 25 Juni,
pertandingan terakhir digelar keempat tim. Di Porto Alegre Nigeria harus
berusaha menahan setiap tusukan dari Higuain, Di Maria, Aguero, atau
pun Messi. Argentina kemungkinan akan tetap serius di laga ini dan
berusaha menelan 9 poin yang mungkin didulangnya di grup ini. Sementara
di Salvador Iran akan menghadapi laga termudahnya melawan Bosnia
herzegovina. Melihat kemampuan keduanya di atas kertas, Bosnia
berpeluang mengemas tiga poin atau paling tidak seri di laga ini.
Hasil akhir laga ini akan memberi tempat
pada Argentina di puncak dan Nigeria sebagai partner untuk menghadapi
para pemenang dari grup sebelahnya. Kemungkinan Argentina akan bersua
Swiss sebagai runner up Grup E; sementara Nigeria akan ditantang Prancis
untuk maju ke 8 besar.
Tetap menarik setiap partai yang diputar
di grup ini hingga saat akhir, kita bandingkan saja hasil di lapangan
dengan prediksi kami di sini. Selamat menyaksikan. (ds-ejr).
Piala Dunia : Grup E – Antara Prancis dan Para kuda Hitam
Senin, 9 Juni 2014 11:26 · Comments Off

Frank Ribbery gagal tampil di Piala Dunia 2014 untuk Prancis
Grup yang akan kita bahas kali ini akan
menampilkan persebaran kekuatan yang merata bagi tiga tim di samping
satu tim besar bernama Prancis. Mengapa Prancis seakan
memiliki gengsinya tersendiri untuk dibahas? Karena mereka sendirian di
grup ini yang merupakan nama tradisonal persepakbolaan dunia, sementara
Swiss, Ekuador, dan Honduras relatif labil di level dunia.
Prancis jelas diunggulkan dari grup ini.
Mereka punya sejarah bagus dan dipadu dengan skuad yang hebat. Kita
memang tahu kabar terakhir tentang cederanya Ribery akan memengaruhi
kekuatan Prancis, namun deret nama Evra, Benzema, Groud, Sissoko tentu
akan membuat tiga tim lainnya di grup ini sedikit gentar. Kekuatan yang
dibawa Deschamp kali ini juga relatif solid dan tidak diramalkan akan
terpecah seperti di Afsel lalu. Asal mereka tak sengaco di Jepang-Korsel
2002, Prancis akan keluar sebagai juara grup ini menurut para pengamat.
Kemudian nama yang muncul adalah Swiss.
Kekuatan Berhrami cs ini memang lumayan bagus. Walau sempat naik turun
grafiknya, Swiss dikenal dengan tim berpertahanan terbaik sepanjang
penyisihan lalu. Dengan kesegaran asuhan Ottmar Hitzfeld, aksi Stephan
Lichsteiner, Philippe Sanderos, dan Gokhan Inler diperaya dapat bersaing
untuk setidaknya meraih tempat kedua di grup ini.
Berikutnya hadir dua tim dengan predikat
misterius. Ekuador memang punya Valencia yang kita kenal di Manchester
United, namun skuad tim lainnya akan sangat tak familier bagi kita.
Terlebih dengan Honduras, Anda akan kebingungan dengan aksi tim tanpa
bintang asal Amerika Utara ini.
Ekuador sedikit
diremehkan karena mereka lolos dengan predikat jago kandang. Keluar dari
negeri mereka di masa kualifikasi tim ini begitu lunglai. Namun kondisi
di mana Brazil tempat berlaga bisa saja dipandang sebagai kekuatan
karena merekalah tim yang paling mengenal daratan Brazil ketimbang tiga
lainnya.
Bagaimana dengan Honduras?
Tim ini punya potinsi meledak. Kelolosan tim ini juga punya andil untuk
membuat Meksiko (sang raja Amerika Utara) hampir terlempar dari pesta
empat tahunan ini. Jadi, ada kemungkinan ajang ini jadi etalase bagi
para pemain Honduras untuk unjuk gigi.
Pada 15 Juni, Swiss akan menghadapi
Ekuador sebagai pembuka laga grup di Brasilia. Laga ini akan jadi ujian
pas untuk keduanya dalam upaya memikat mata dunia dan membuka peluang.
Seri adalah kemungkinan yang diduga, namun hasil itu akan buruk karena
keduanya mungkin akan dipukul lawan sebesar Prancis di partai
berikutnya. Maka laga ini akan dimanfaatkan dan mengundang keseruan.
Setelah laga di Brasilia beres, Porto
Alegre akan jadi saksi Prancis menghadapi Honduras. Laga ini akan
jomplang bak aksi Goliath vs David, di mana nama besar Prancis akan
sangat diunggulkan. Prancis harus tetap konsentrasi, jangan sampai lakon
Sinegal 12 tahun silam terulang. Prediksi awal, Prancis akan unggul
tipis.
Lima hari kemudian (20/6), Salvador akan
menjadi tuan rumah laga antar-Eropa antara Prancis melawan Swiss. Di
sini Prancis akan berusaha mengunci tiket lolos, sebaliknya Swiss akan
berjuang mati-matian. Penulis memprediksi hasil imbang atau keunggulan
Prancis dengan skor tipis.
Hari yang sama di Curtiba duel tanpa
bintang akan melagakan Honduras dengan Ekuador. Aksi inilah jualan bagi
kedua tim demi mengundang mata dunia untuk memikat. Kemungkinan kedua
tim dapat bermain lepas dan skor imbang kembali dapat terulang bagi
Ekuador.
Kembali selang lima hari, di 25 Juni
laga akhir akan digelar bersamaan. Manaus jadi tuan rumah
Swiss-Honduras, dan Rio de janeiro menggelar Prancis-Ekuador. Swiss dan
Honduras kemungkinan akan menggelar aksi setiap laga tanpa Prancis di
grup ini; permainan terbuka karena kesamaan kekuatan. Hasil imbang
kembali mungkin terjadi.
Sementara laga akhir Prancis akan
dijadikan laga penyolid tim demi menghadapi laga berat di fase knock
off. Prancis kemungkinan akan mendikte Ekuador, dan membawa mereka
menjuarai grup ini.
Juara grup bagi Prancis dalam prediksi
akan membawa mereka menghadapi kemungkinan Nigeria yang jadi runner up
Grup F. Yang menarik adalah memprediksi runner up grup ini. Walau
ketiganya berimbang, Swiss penulis prediksikan jadi yang terdepan. Namun
aksi mereka akan menghadapi ganjalan besar karena juara Grup F dapat
dipastikan adalah Argentina yang jadi raja kesepian di grup itu.
Demikian prediksi football-indonesia.net
atas grup ini, semoga ada aksi drama besar yang bisa membuat semua
prediksi ini gagal demi terciptanya kemenarikan lebih lanjut di pesta
Piala Dunia Brazil 2014 ini. (ds-ejr)
Piala Dunia : Grup D – Neraka Bagi Semua
Minggu, 8 Juni 2014 9:00 · Comments Off

Piala Dunia Grup D
Bila ada grup yang dikatakan paling
kompetitif dalam gelaran Piala Dunia 2014, maka Grup D adalah wujudnya.
Memang satu nama semenjana muncul di grup ini lewat hadirnya Kosta Rika.
Namun tiga nama lainnya adalah jajaran para juara: Italia, Inggris, dan
Uruguay. Ketiganya pernah mencicipi manisnya gelar sebagai juara dunia.
Tim tersukses di grup maut dalam sejarah
adalah Italia. Selain paling banyak meraih gelar piala dunia (4 kali:
1934, 1938,1982, 2006), Tim Azzuri juga adalah yang paling fresh gelar
juaranya di grup ini. Delapan tahun silam Materazzi dkk sukses
membungkam Prancis dengan maestro Zinadine Zidane-nya. Dua tahun silam,
di Piala Eropa Ukraina-Polandia 2012 Italia masih memesona dunia dengan
keluar sebagai runner up.
Kemudian Uruguay yang juga pernah dua
kali juara piala dunia (1930 dan 1950) akan jadi kekuatan berikutnya
yang kita saksikan. Memang gelar mereka sangat jauh dari kata segar,
namun di Piala Dunia Afsel 2010 lalu Luis Suarez dkk kembali menunjukkan
tajinya dan keluar sebagai tim yang melangkah hingga semifinal.
Kekuatan tim ini juga relatif menarik dengan adanya nama besar seperti
Forlan dan Kavani di lini serangnya.
Lalu ada Inggris. Juara Piala Dunia 1966
di negerinya sendiri ini juga patut jadi sorotan. Telah lama negara
yang mengklaim diri sebagai pencetus olahraga ini berniat merebut
kembali legitimasi sebagai nomor satu dunia. Kekuatan Inggris memang
labil, namun skuad mereka yang berisi nama-nama yang familiar-karena
liganya sebagai pemasok tim nasional adalah salah satu yang terbesar di
dunia-akan dengan mudah menggabarkan sekuat apa tim ini.
Terakhir, nama kecil Kosta Rika akan
jadi pelengkap drama di grup ini. Tim ini memang tak punya sebuah daya
tarik khusus, namun sebagai lawan yang misterius tentu Kosta Rika punya
potensi untuk memengaruhi persaingan di grup ini. Singkatnya, tiap
partai di grup ini akan menarik disaksikan.
Sebagai laga pembuka grup, pada 14 Juni,
Kosta Rika akan menghadapi Uruguay di Fortaleza. Di laga ini Edinson
Cavani dkk berpotensi menebar pesona tim dengan banyak striker andal.
Andaikata Kosta Rika tak punya inisiatif bertahan secara ketat, skor
besar kemungkinan terjadi di laga ini untuk keunggulan Uruguay.
Di hari yang sama, di kota Manaus
tersajilah duel besar antara Inggris menghadapi Italia. Dua tim besar
Eropa yang saling hati-hati biasanya menghasilkan skor berimbang.
Sepertinya Steven Gerrard dan Andrea Pirlo akan saling mengunci hingga
laga berakhir.
Lima hari berselang (19/6) Sao Paolo
akan jadi tempat bentrok antara Uruguay melawan Prancis. Diprediksikan
pertandingan akan berlangsung ketat, namun Inggris tentu punya kans
untuk unggul mengingat Suarez kemungkinan dapat dikunci karena aksinya
sudah familiar bagi bek Inggris.
Keesokan harinya (20/6) Italia
kemungkinan akan berpesta atas Kosta Rika. Balloteli dkk berpotensi
menambang gol dari tim tanpa nama Kosta Rika. Kecuali ada arahan untuk
parkir bus, penulis kira skor besar dapat tercipta di Recife.
Di laga akhir yang digelar bersamaan,
akan terjadi sorotan mahadahsyat di kota Natal pada 24 Juni kala Italia
berhadan dengan Uruguay. Segala daya dan upaya akan disajikan kedua tim
demi kelolosan mereka. Namun melihat potensi yang ada, Italia dinilai
siap untuk mematuk Uruguay dengan skor tipis.
Di Belo Horizonte sendiri, partai
Inggris kontra Kosta Rika akan berjalan searah dengan kemungkinan besar
Tim tiga Singa mendikte laga.
Maka prediksi akhir atas grup ini adalah
Inggris dan Italia akan lolos dengan perbedaan selisih gol sebagai
pembeda. Saipa pun yang akhirnya ada di puncak atau jadi runner up
berpotensi lolos ke delapan besar, mengingat lawan di 16 besar akan
datang dari Grup C yang dihuni tim-tim “kemarin sore”.
Menarik dinanti drama kejutan yang akan
menjungkalkan prediksi para pengamat seperti penulis. Selamat menantikan
laga yang akan dimulai kurang dari sepekan lagi ini.
Piala Dunia : Grup C – Saat Tim Menengah Unjuk Gigi
Jumat, 6 Juni 2014 9:11 · Comments Off

Grup C : Kolombia – Jepang – Pantai Gading – Yunani
Kalau ada salah satu grup yang dikatakan
kompetitif namun tidak melibatkan nama besar, Grup C di Piala Dunia
Brazil 2014 ini adalah contohnya. Tak ada sebuah kekuatan tradisional di
sini, juga tak ada tim bekas juara. Kolombia, Yunani, Pantai Gading,
dan Jepang yang jadi peserta memiliki daya tarik baru dan bisa dikatakan
jajaran kuda hitam yang terkumpul dalam satu grup.
Football-Indonesia.net
telah mengurai kekuatan tiap tim di grup ini. Sebagai review singkat,
Kolombia adalah sebuah kekuatan yang tak bisa dikatakan penuh prestasi,
namun kebiasaannya berkompetisi dengan Brazil dan Argentina memberi
sebuah bayangan sekuat apa wakil Amerika Latin satu ini. Sebelum laga
dimulai sesungguhnya ada daya tarik khusus dalam diri Radamel Falcao
bagi Kolombia. Salah satu penyerang top dewasa ini itu sayangnya harus
mendekam di ruang rawat yaang pada akhirnya mengecilkan peluang Tim Biru
Kuning ini.
Sebagai wakil dari Eropa, Yunani
tak memberikan tekanan berarti buat para kompetitor. Selain karena
kehadirannya yang jarang di ajang ini, Tim Perompak ini tak punya
talenta besar yang dapat menarik perhatian dunia. Namun semangat sepuluh
tahun silam saat juara di Eropa memberi kewaspadaan sedikit bagi lawan.
Representasi Afrika di grup ini muncul lewat kehadiran Pantai Gading.
Sebagai kekuatan Benua Hitam, daya juang Didier Drogba dkk ini tentu
menyita perhatian para pesaing. Namun era emas Drogba yang pudar ditelan
usia sepertinya akan jadi kesempatan bagi lawan untuk menunjukkan
aksinya.
Terakhir, kita punya nama Jepang sebagai
wakil Asia di grup ini. Di Asia kini Jepang adalah salah satu kekuatan
utama di mana mereka punya banyak nama yang berseliweran di Eropa.
Kekuatan yang lumayan plus semangat dan gengsi yang kita kenal tinggi
dari Negeri Sakura ini tentu akan sangat menarik diperhatikan.
Di laga pembuka grup, pada 14 Juni, Kolombia dan Yunani akan beradu kekuatan di Belo Horizonte. Setelahnya, Pantai Gading dan Jepang
yang bentrok di Recive. Dua laga ini diprediksikan imbang karena setiap
tim memulai penjajakan atas lawan yang dihadapi. Kalau pun ada
kemungkinan lain, kejutan yang mungkin adalah sengatan Pantai Gading
atas Jepang dengan skor tipis.
Laga kedua bagi seluruh tim akan digelar pada 19 Juni. Di hari itu di Brasilia Kolombia
akan menghadapi Pantai Gading dan setelahnya di Natal Jepang
mengahadapi Yunani. Diperkirakan Pantai Gading akan unggul atas
Kolombia. Kesempatan di era akhir Drogba ini akan dimaksimalkanantai
Gading untuk setidaknya lolos dari grup. Ketiadaan Falcao tentu akan
dimaksimalkan Toure cs untuk unggul. Sementara bagi Jepang, Yunani
adalah jalannya untuk kembali membuka harapan lolos ke babak kedua.
Kemungkinan hasil buruk di laga perdana akan dibalik di laga ini.
Setelah empat pertandingan di grup ini
digelar maka laga terakhir yang digelar bareng akan jadi partai penentu
dan setiap tim diperkirakan masih berpeluang hingga laga ketiga mereka.
Tepat pada 24 Juni pukul 16.00 waktu Brazil Jepang akan menghadapi
Kolombia di Cuiaba dan Pantai Gading menghadapi Yunani di Fortaleza.
Laga ini akan saling memengaruhi dan hingga detik akhir Anda bisa
dipaksa memantau dua pertandingan ini. Jepang dan Pantai Gading
diprediksikan mengambil keuntungan di laga ini.
Hasil akhir dari grup ini diperkirakan
menempatkan Pantai Gading di posisi juara grup diikuti Jepang ke babak
kedua. Melihat kekuatan lawan di Grup D, penulis memprediksikan keduanya
akan menemui sandungan besar. Pantai Gading kemungkinan akan menghadapi
Italia dan Jepang berhadapan dengan Inggris.
Untuk Grup C ini mungkin kekuatan yang
diperbincangkan akan sangat subjektif, namun bisa kita simak dan
saksikan bersama bagaimana kelanjutannya. Yang jelas kekuatan yaang
merata ini memungkinkan mereka yang tak favorit menunjukkan taringnya
satu strip lebih tinggi. (ds-ejr).
Langganan:
Postingan (Atom)