Wasit Ravshan Irmanov asal Usbekistan
akan bertugas sebagai pemimpin di partai seru penutup perempat final
Piala Dunia Brazil 2014 antara Belanda melawan kejutan terbesar Kosta
Rika. Laga di Arena Fonte Nova, Salvador, Brazil, ini akan digelar pada
Minggu (7/7) dinihari WIB.
Di laga yang kami labeli “Meraih Mimpi”
ini kedua tim berusaha menggapai capaian mereka yang lebih baik dari
sebelumnya. Buat Belanda memang perempat final bukan pencapaian
istimewa. Dengan dasar tiga kali gagal di grand final maka tak ada hal
besar selain “juara” yang jadi mimpi utama mereka.
Di gelaran Brazil 2014 ini Belanda
memang sempat diragukan akan meraih hasil sebaik di Afsel 2010 lalu,
namun perlahan tapi pasti hasil yang didapat memberi harapan meraih
final keempat dan menyempurnakan mimpi mereka. Tiga kali predikat runner
up tentu sangat memuakkan bagi Belanda.
Di Piala Dunia Jerman Barat 1974
kegagalan itu pertama kali terjadi. Di era Johan Cruijff itu Belanda
harus melepas juara pada tuan rumah Jerman Barat yang sudah sempat
mereka tingalkan satu gol di awal pertandingan. Kalah dari tuan rumah di
babak final terjadi kembali empat tahun berselang di Piala Dunia
Argentina 1978. Di sini, Mario Kempes yang jadi pembuyar mimpi Van de
Kerkhof bersaudara cs.
Yang ternutakhir adalah aksi Andres
Iniesta yang meruntuhkan mimpi kapten Belanda Giovanni Van Bronckhorst
untuk pensiun dengan hasil manis di Piala Dunia Afrika Selatan 2010
lalu. Kala itu gol tiga menit sebelum habisnya masa perpanjangan waktu
terasa sangat pahit bagi Belanda. Maka laga kali ini adalah sebuah jalan
menuju kesempatan final keempat yang hendak diwujudkan Tim Oranye yang
diasuh Louis Van Gaal ini dan itu semua tidak mudah.
Adalah Kosta Rika sang pembunuh raksasa
yang kini berdiri mengadang laju Orenje untuk meraih mimpinya. Kosta
Rika sendiri tengah dalam masa terbaik mereka. Sebuah pencapaian
terbesar telah mereka raih dengan lolos ke perempat final ini. Namun
mengingat kesempatan sangat jarang datang dua kali, kondisi yang sudah
“kepalang basah” di delapan besar ini akan dimaksimalkan demi pencapaian
lebih tinggi lagi: semifinal, final, bahkan juara!
Ticos-julukan Kosta Rika-bukan sedang
berdebut di Brazil 2014 ini. Sebelumnya mereka telah tiga kali tampil,
namun selain ledakan di debut mereka pada Piala Dunia Italia 1990 di era
Cayasso-Gonzalez yang sampai 16 besar, tak ada lagi pencapaian istimewa
yang membuat nama Kosta Rika lekat di benak pencinta sepakbola dunia.
Di Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002 memang Kosta Rika sempat
menggeliat walau tersingkir di fase grup kala Paolo Wanchope dkk saat
itu kalah produktif dengan Turki di Grup C untuk jadi runner up Brazil.
Terakhir di Piala Dunia Jerman 2006 Ticos sungguh hanya jadi penggembira
dengan deret kekalahan atas Jerman, Ekuador, dan Polandia di Grup A.
Atas dasar pencapaian itu maka banyak
yang sebelumnya memangdang sebelah mata Kosta Rika di Brazil 2014.
Apalagi Kosta Rika dapat tempat terburuk dengan diimpit tiga juara dunia
di Grup D. Namun apa mau dikata, sang kuda hitam justru bersinar dengan
terang. Tanpa diduga Kosta Rika yang kini bersenjatakan Joel Campbell
dan Bryan Ruiz malah begitu digdaya dengan menelan Uruguay 3-1 dan
Italia 1-0 untuk lolos langsung hanya lewat dua laga. Di laga terakhir
grup, Kosta Rika yang juga punya pesona dalam sosok penjaga gawang
Keylor Navas menahan imbang Inggris 0-0 untuk menjuarai Grup D. Pada
laga 16 besar lalu Yunani memang sempat mengacaukan mulusnya langkah
Kosta Rika dengan gol penyama kedudukan 1-1 di akhir waktu normal laga,
namun keberuntungan masih menaungi dalam adu penalti.
Kini raksasa besar Eropa bernama Belanda
akan jadi lawan yang disongsong Kosta Rika. Belanda sendiri punya
faktor keberuntungan pula di laga 16 besar lalu. Memulai turnamen dengan
ledakan besar yang menghantam juara bertahan Spanyol 5-1, Belanda
seakan tanpa penghalang kala menelan Australia 3-2 dan Chile 2-0 untuk
jadi juara Grup B. Namun kesulitan menghampiri di 16 besar melawan
Meksiko. Buntunya lini serang plus hebatnya kiper Meksiko Ochoa sungguh
membuat frustrasi Orenje. Untunglah di saat akhir ada keberuntungan dari
aksi menawan Sneijder dan ketenangan Huntelaar yang membuat Belanda
membalik ketertinggalan satu gol jadi kemenangan 2-1 di laga tanpa
perpanjangan waktu.
Kini dua tim yang sama-sama dinaungi
kemampuan dan keberuntungan ini akan saling bentrok. Atas dasar nilai
historis Belanda kemungkinan bisa mendikte Kosta Rika yang dibesut oleh
Jorge Luis Pinto ini. Namun dunia tentu tak melupakan raksasa- raksasa
Eropa yang lebih besar dari Belanda telah KostabRika singkirkan
sebelumnya. Tentu ada nilai tertentu yang dipahami Ticos dalam
menghadapi tim asal Eropa dengan semua pengalaman mereka.
Football-Indonesia.net membayangkan aksi
seru kala Keylor Navas dibombardir oleh Robben, Van Persie, Sneijder,
Kuyt, atau Huntelaar. Mampukah para jago Orenje itu menaklukkan Navas
atau akan sealot saat mereka membongkar Ochoa yang nyaris tanpa celah.
Laga ini diprediksi ketat dan juga punya kemungkinan berujung adu
tendangan penalti. Siapa di antara keduanya yang sukses mengejar mimpi?
Prediksi FI: Belanda 1-Kosta Rika 0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar