Minggu, 06 Juli 2014

Piala Dunia : Perempat Final – Argentina Vs Belgia – Mengubah Situasi Berimbang

Berusaha meninggalkan Belgia.
Berusaha meninggalkan Belgia.
Sabtu (5/7) malam WIB di Estadio Nacional, Brasilia, Brazil, laga bertabur bintang akan menghiasi perempat final Piala Dunia Brazil 2014 antara Argentina melawan Belgia. Laga di bawah kepemimpinan wasit Italia Nicola Rizzoli ini akan mempertemukan dua tim yang punya cerita lama yang penting bagi keduanya.
Antara Argentina dan Belgia sejarah punya catatan saling mengalahkan. Pada Piala Dunia Spanyol 1982, di mana era emas sesi pertama Belgia dimulai, Belgia sukses menekuk Argentina dengan skor 1-0 lewat gol Erwin Vandenbergh di Grup 3 fase pertama. Kala itu Diego Maradona dan Daniel Passarella kalah bersaing dan hanya jadi runner up Belgia di grup itu.
Selanjutnya di Piala Dunia Meksiko 1886 kedua tim bertemu di fase yang lebih krusial, semifinal. Belgia yang sedang hebat-hebatnya di masa Enzo Scifo ditaklukkan 0-2 lewatdua gol Maradona yang kemudian membawa Argentina menjuarai gelaran kala itu.
Di perhelatan selanjutnya keduanya eksis namun tak pernah lagi bertemu. Terakhir keduanya tampil di piala dunia yang sama adalah pada gelaran Korea Selatan-Jepang 2002. Kala itu Belgia unggul secara pencapaian atas Argenina. Argentina gugur di fase grup, Belgia bersama aksi Marc Wilmots melaju hingga 16 besar sebelum digebuk juara kala itu, Brazil, 2-0. Setelahnya Belgia lenyap dari peredaran dan baru kembali lagi di Brazil 2014 ini.
Bicara Argentina, kita semua tahu deretan pemain top dari Latin yang satu ini. Tak pernah berhenti menelurkan bintang, dunia kini tengah dalam pesona Lionel Messi. Putra Argentina itu tiga kali jadi pemain terbaik dunia dalam empat tahun terakhir. Di Brazil 2014 ini juga Messi sedang menebar pesonanya yang sempat di ragukan dalam gelaran piala dunia sebelumnya yang tak memberinya kesempatan bersinar.
Messi kini menjadi kapten Argentina untuk misi merebut trofi ketiga mereka di piala dunia. Namun untuk ke sana perjuangan berat sungguh harus dilakukan. Selepas final terakhir yang mereka rasakan di Piala Dunia Italia 1990, Argentina kerap kesulitan mendekati empat besar.
Takluk dari Rumania di 16 Besar Amerika 1994, kalah atas Belanda di perempat final Prancis 1998, gagal di fase grup Koea Selatan Jepang 2002, terakhir mereka dua kali disikat Jerman di perempat final di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010. Itulah pencapaian buruk yang harus diubah Messi cs dalam asuhan Alejandro Sabella kini.
Menghadapi lawan sekelas Belgia, Argentina memang unggul secara kualitas dan pengalaman. Isi gerbong Tim Tango juga solid dengan deret nama beken Zabaleta, Demichelis, Gago, Mascherano, Di Maria, Higuain, Lavezzi, dan Aguerro juga akan membesarkan peluang Messi cs menembus fase ini. Namun jangan pula meremehkan Belgia.
Sekembalinya dari masa “hibernasi”, Rode Duivels yang diasuh striker haus gol Marc Wilmots juga tampil dengan bintang-bintang yang berseliweran di liga Eropa. Kiper Courtois tengah dalam euforia hebat. Selain baru jebol dua kali saja di Brazil 2014 ini, pencapaiannya bersama Atletico Madrid musim lalu sungguh buat dunia kagum pada kecemerlangannya. Nama familier lain yang bisa kita temui adalah Kompany, Vertonghen, Vermaelen, Witsel, Fellaini, De Bruyne, Mirallas, Lukaku, Mertens, dan Eden Hazard yang cemerlang bersama Chelsea.
Maka lengkaplah bila laga dua tim ini kita sebut bertabur bintang kelas dunia. Kedua tim ini berimbang pula dalam raihan di Brazil 2014. Bumbu ini akan semakin menyedapkan persaingan antar keduanya. Dengan menyapu kemenangan 2-1 atas Bosnia Herzegovina, 1-0 dari Iran, serta 3-2 atas Nigeria; Argentina punya bekal sempurna sembilan poin. Namun Belgia juga sama. Hazard dkk seara berurutan menyapu bersih Grup H dengan menumpas Aljazair 2-1, dan memupus harapan Rusia dan Korea Selatan dengan skor sama 1-0.
Perimbangan lain adalah pencapaian di 16 besar lalu. Baik Argentina maupun Belgia seakan baru menemui lawan sesungguhnya yang memaksa pertempuran 120 menit digelar. Walau sama-sama tak sampai menggelar drama adu penalti, namun kesulitan yang dihadapi bisa dibayangkan perimbangannya. Argentina selamat dengan gol Di Maria di saat terakhir untuk menang 1-0, sementara Belgia harus ketar-ketir menahan keunggulan 2-1 mereka atas Amerika Serikat.
Mencermati faktor teknis dan nonteknis, tak banyak yang bisa Football-Indonesia.net uraikan selain perimbangan. Dengan dua tim sama-sama masih kesulitan menyuburkan lini depannya plus keberuntungan yang terus memayungi, sangat menarik menanti siapakah yang akan tertawa di akhir laga. Baik Messi maupun Hazard tentu akan jadi sorot utama di laga ini. Perimbangan permainan berujung adu penalti sangat mungkin di laga ini. Karenanya faktor kesiapan eksekutor dan kecekatan penjaga gawang sungguh diperlukan.
Prediksi FI: Argentina 1-Belgia 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar