
Tim Cahill, Australia, mewakili Asia di Piala Dunia
Kali ini pembahasan masuk pada wakil
Asia yang terakhir, tapi tak murni Asia. Dari nama saja, jelas ini
negara dari bagian benua di luar Asia. Namun Australia
telah mendaftarkan diri dan diterima dengan baik oleh AFC, sang
stakeholder persepakbolaan Asia, sebagai anggotanya. Maka Negeri Kanguru
ini resmi berburu tiket ke Brazil lewat zona asia yang sesungguhnya sudah penuh sesak.
Di zona Oseania, Australia adalah raja
yang kesepian. Seolah tanpa lawan, bila bukannya meremehkan tiap ajang,
tentu merekalah yang akan meraup semua trofi regional di sana. Selain
terlalu sepi di sana, kuota “0,5 atau setengah” yang di dapat zona
Oseania atas 32 slot peserta piala dunia tentu merugikan mereka karena
harus melawan negara kuat dari Conmebol, Concacaf, atau AFC yang kepepet
karena kehabisn tiket (biasanya slot paruhan akhir juga dari zona-zona
itu).
Sesekali Australia memang sanggup lolos,
namun karena perjuangan yang tak kompetitif harus melawan tim terluka
yang telah menghadapi kompetisi raihan tiket lebih serius, moral
Socceroos seringkali tak nyetel di waktu yang tepat. Jadi, berkompetisi
di Asia lebih kompetitif. Tengok saja wakil Oseania yang jadi juara di
kualifikasi-Selandia Baru-harus jadi bulan-bulanan Meksiko yang kepepet
untuk bisa berangkat ke Brazil.
Australia sendiri bukan tim biasa-biasa saja. Para pemainya yang banyak berkiprah di Eropa
banyak memberi kontribusi untuk nama besar mereka di kancah
persepakbolaan. Tentu kita dapat mengingat Mark Viduka, Mark Bosnich,
atau Harry Kewell yang adalah senjata maut mereka dalam beberapa tahun
ke belakang sebagai referensi.
Namun untuk saat ini Australia tak terlalu bisa berbangga diri dengan apa yang menjadi isi perutnya. Mark Bresciano dan Tim Cahill
adalah yang tersisa dari deret nama pemain besar yang saat ini dimiliki
pelatih Ange Postecoglou. Walau banyak nama lain berseliweran di Eropa,
mereka tak terlalu difavoritkan di gelaran kali ini.
Memang piala dunia bukanlah ajang
prestasi buat mereka yang baru keempat kalinya ini lolos ke putaran
final. Di Grup B juga telah menanti lawan yang tidak main-main. Mungkin
hile bisa mereka anggap setara sekilas, tapi hadirnya Belanda dan
Spanyol akan menjadikan Socceroos tim terlemah di grup ini. Tapi
kompetisi tetapm kompetisi. Ada harapan untuk maju bila daya juang
berpadu dengan keberuntungan. Mari kita sambut kiprah Tim Cahill dkk di
Brazil. Semoga wakil baru Asia ini tak jadi lumbung gol lawan seperti Arab Saudi di Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002. (ds-ejr).
Skuad Australia
Kiper: Mat Ryan (Club
Brugge/Belgium), Mitch Langerak (Borussia Dortmund /Germany), Eugene
Galekovic (Adelaide United), Mark Birighitti (Newcastle Jets)
Belakang: Ivan Franjic (Brisbane Roar), Matthew Spiranovic (Western Sydney
Wanderers), Curtis Good (Newcastle United/England), Bailey Wright
(Preston North End/England), Jason Davidson (Heracles
Almelo/Netherlands), Luke Wilkshire (Dynamo Moscow/Russia), Alex
Wilkinson (Jeonbuk Motors/Korea Republic), Ryan McGowan (Shandong
Luneng/China PR)
Tengah: Mile Jedinak (Crystal Palace/England), Mark Milligan (Melbourne Victory), James Holland (Austria Vienna/Austria), Massimo Luongo (Swindon Town/England),
Adam Sarota (FC Utrecht/Netherlands), Oliver Bozanic
(Luzern/Switzerland), Matt McKay (Brisbane Roar), Mark Bresciano (Al
Gharafa/Qatar), Josh Brillante (Newcastle Jets)
Depan: Tim Cahill (New York
Red Bulls/USA), Josh Kennedy (Nagoya Grampus/Japan), Tom Rogic
(Melbourne Victory), Dario Vidosic (Sion/Switzerland), Tommy Oar (FC
Utrecht/Netherlands), James Troisi (Melbourne Victory), Ben Halloran
(Fortuna Dusseldorf/Germany), Adam Taggart (Newcastle Jets, Matthew
Leckie (FSV Frankfurt/Germany)
Jumat, 30 Mei 2014 14:09
http://football-indonesia.net/piala-dunia/australia-kekuatan-oseania-berwajah-bukan-asia-207.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar