
Jago kandang dari Latin.
Bicara tentang tim lain dari daratan
Amerika Latin, nama Ekuador adalah yang paling tak punya daya tarik.
Kita tak akan menemui taburan bintang macam Argentina atau Brazil.
Pun individu kualitas tinggi model Alexis Sanche di Chile, Radamel
Falcao di Colombia, atau Luis Suarez di Uruguay tak akan ditemui di
skuad Tricolor ini. Tak ada profil tunggal yang akan memikat mata
kitauntuk saat ini. Nama satu-satunya yang familiar adalah Antonio Valencia
yang kita kenal di Manchester United, namun untuk saat ini nama itu tak
semenarik deret bintang Latin lainnya. Yang mungkin membuat kita
tertahan sejenak adalah nama klub asal beberapa pemain yang berbunyi
Barcelona. Tapi jangan tertipu, itu adalah nama klub lokal Ekuador.
Tapi kita tak boleh meremehkan anak asuh
Reinaldo Rueda ini. Dengan tim miskin bintang itu, keberhasilan mereka
menembus Brazil 2014 adalah sebuah prestasi tinggi. Demi sampai ke sana
mereka sudah berhadapan dengan nama besar tim latin lainnya dan sukses
dalam persaingan. Kelolosan Ekuador juga ditunjang keberhasilan mereka
meraup 22 dari kemungkinan 24 poin yang dikonteskan di kandang.
Satu-satunya tim yang sukses menahan mereka adalah Argentina. Jadi,
patut diperhitungkan bukan?
Tapi status jago kandang itu memang
harus dipikirkan ulang tim tiga warna ini bila bersaing di Brazil bulan
depan. Di satu sisi, mereka akan jauh dari fans. Namun letak Brazil yang
masih tetangga Ekuador harusnya dapat dimaknai mereka sebagai sebuah
aksi di rumah sendiri.
Dari studi kepustakaan, nama Jefferson
Montero perlu mendapat perhatian khusus. Ajang ini akan jadi ruang pamer
yang tepat baginya dan seluruh punggawa Ekuador untuk unjuk gigi dan
menjual potensi mereka.
Grup yang cenderung ringan dengan adanya duo Honduuras dan Swiss
yang tak bisa terlalu jumawa di hadapan Ekuador membuat peluang terbuka
bagi mereka di Grup E. Satu-satunya yang mungkin jadi laga berat adalah
saat berhadapan dengan Prancis yang adalah mantan juara.
Menarik, sekali lagi menarik, menyaksikan perjuangan tim yang mungkin akan kita cap terlemah dari Latin di awal turnamen. Itulah input mereka, kita tunggu saja outputnya.(ds-ejr).
Skuad Ekuador
Kiper: Maximo Banguera (Barcelona, Ecuador), Adrian Bone (El Nacional), Alexander Dominguez (Liga de Quito)
Belakang: Gabriel
Achilier (Emelec), Walter Ayovi (Pachuca), Oscar Bagui (Emelec),
Frickson Erazo (Flamengo), Jorge Guagua (Emelec), John Narvaez (Emelec),
Juan Carlos Paredes (Barcelona, Ecuador), Cristian Ramirez (Fortuna Duesseldorf)
Tengah: Michael Arroyo
(Atlante), Segundo Castillo (Al Hilal), Carlos Gruezo (Stuttgart),
Renato Ibarra (Vitesse Arnhem), Fidel Martinez (Tijuana), Edison Mendez
(Santa Fe), Oswaldo Minda (Chivas USA), Christian Noboa (Dynamo Moscow),
Pedro Quinonez (Emelec), Luis Saritama (Barcelona, Ecuador), Antonio
Valencia (Manchester United)
Depan: Jaime Ayovi
(Tijuana), Felipe Caicedo (Al-Jazira), Angel Mena (Emelec), Jefferson
Montero (Morelia), Cristian Penilla (Barcelona, Ecuador), Joao Rojas (Cruz Azul), Enner Valencia (Pachuca), Armando Wila (Universidad Catolica).
Minggu, 25 Mei 2014 20:45
http://football-indonesia.net/piala-dunia/ekuador-tim-semenjana-dari-latin-162.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar