
Karim Benzema akankah bersinar di Brazil nani
Bicara timnas top dunia, Prancis
akan jadi salah satu yang diperhitungkan. Bukan hanya karena pernah
juara, namun talenta hebat masih menghinggapi timnas ini dari waktu ke
waktu.
Banyak pengamat lawas selalu bicara kehebatan Platini sebagai ikon Prancis, namun buat penulis, yang lebih ikonik adalah Zinadine Zidane. Yah, era Zidane tentu lebih cerah di mana Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 direngkuh dengan begitu perkasa.
Dari sisi nama besar, kita mungkin akan
ingat pada deretan nama besar Djorkaeff, Cantona, Ginola, Petit, Blanc,
Barthez, Wiltord, Pires, atau sang pelatih kini, Didier Deschamps.
Nama-nama itu tentu akan mengingatkan pada masa jaya Prancis yang penuh
ancaman.
Bagaimana kini? Prancis belum hilang juga kok bahayanya, yakinlah itu. Nama-nama sebesar Franck Ribery, Karim Benzema, Hugo Lloris, dan Patrick Evra
akan dipadu nama menjanjikan seperti Oliver Giroud, Paul Pogba, atau
Bacari Sagna. Belum lagi nama-nama Koscielny, Varane, atau Sissoko.
Menarik dicermati keputusan Deschamps
sejauh ini yang seakan meninggalkan Samir Nasri dan Erick Abidal.
Mungkin kisah ini seperti ditinggalnya Erick Cantona dan David Ginola dalam masa jaya mereka dulu.
Merunut pada capaian di gelaran lalu di Piala Dunia
Afsel 2010, semoga cerita pembelotan Evra dkk tak lagi terjadi
menyangkut loyalitas pada pelatih. Tanpa perpecahan tim, kualitas
Prancis memang belum mumpuni secaram kolektif. Keunggulan pada beberapa
individulah yang banyak memberi keuntungan pada Prancis pada prestasi
sejauh ini.
Di Grup E nanti Prancis akan menjalani
putaran raund robin ini dengan kesempatan memperbaiki kolektivitas tim.
Lawan semacam Swiss, Ekuador, dan Honduras relatif mudah di atas kertas.
Namun bila dapat lolos, putaran play off akan sangat berbahaya bagi
Prancis. Tim Ayam Jantan ini harus menunjukkan jalunya dengan lebih
efektif demi ledakan yang lebih hebat.
Mari kita nanti kekuatan baru junior sang dewa Zinedine Zidane ini dengan harap permainan cepat nan indah plus ngotot dari Franck Ribery cs. (ds-ejr).
Skuad Prancis
Kiper: Hugo Lloris (Tottenham), Steve Mandanda (Marseille), Mickael Landreau (Bastia)
Belakang: Mathieu Debuchy (Newcastle), Bacary Sagna (Arsenal), Laurent Koscielny (Arsenal), Mamadou Sakho (Liverpool), Raphael Varane (Real Madrid), Eliaquim Mangala (Porto), Patrice Evra (Manchester United), Lucas Digne (PSG)
Tengah: Yohan Cabaye
(PSG), Clement Grenier (Lyon), Blaise Matuidi (PSG), Rio Mavuba
(Lille), Paul Pogba (Juventus), Moussa Sissoko (Newcastle), Mathieu
Valbuena (Marseille)
Depan: Karim Benzema (Real Madrid), Olivier Giroud (Arsenal), Antoine Griezmann (Real Sociedad), Franck Ribery (Bayern Munich), Loic Remy (QPR)
Standby: Remy Cabella
(Montpellier), Maxime Gonalons (Lyon), Alexandre Lacazette (Lyon), Loic
Perrin (Saint-Etienne), Stephane Ruffier (Saint-Etienne), Morgan
Schneiderlin (Southampton), Benoit Tremoulinas (Bordeaux)
Selasa, 27 Mei 2014 22:00
http://football-indonesia.net/piala-dunia/prancis-wajah-baru-nan-misterius-179.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar