
Kala liganya mulai ditinggalkan, cerita timnasnya tetap memesona, tengok saja di perhelatan Piala Eropa
dua tahun silam. Tim ini sering limbung kala diunggulkan, namun
mendadak perkasa saat tak diperhitungkan. Siapa sangka Prancis bisa
dirontokkan lewat kutukan adu penalti delapan tahun silam, namun siapa
juga bisa menyangka akan ada empat gol di gawang tim paling kuat
pertahanannya sedunia di kala final piala eropa lalu? Tim ini memang
tak dapat diprediksi.
Italia kini memang sudah bisa keluar dari momok adu penalti. Kehadiran Buffon
di bawah mistar tentu akan melegakan setiap fans. Kecekatannya akan
sangat menyamankan para aktor di depannya, terutama Pirlo yang akan
tetap jadi aktor utama. Siapa nyana kalau nama ini masih akan tetap
menyengat hingga era ini? Amuk Balotelli, Cassano, dan mungkin Giuseppe Rossi akan sangat menarik untuk ditunggu saat Piala Dunia Brazil 2014 nanti bergulir.

Cesare Prandelli – Pelatih Italia
Yang jelas, Italia kini bukan lagi aktor
kotor. Mereka sudah menjelma menjadi tim bertabur bintang pejuang
selepas era Totti. Tak ada lagi cerita amarah sang pangeran Roma. Jua
tak perlu pesona Del Piero di lapangan hijau, atau erangan diving
Inzaghi pemancing penalti. Cesare Prandelli akan sangat bertumpu pada kolektivitas. Tak ada one man show
model Roberto Baggio di era ini. Piala Eropa 2012 adalah buktinya.
Betapa tim ini bisa memorak-porandakan Jerman dua tahun lalu lewat gol
dari Balotelli. Saat itu tak ada aksi mengemis pinalti atau memanaskan
suasana dengan emosi. Kolektivitas dan siap menusuk setiap saat jadi
pelengkap label catenaceo yang sudah lama melekat.
Italia mungkin tak bisa terlalu jumawa melihat popularitas Liga Italia yang
payah, namun ada alasan yang akan membuatnya sangat berbahaya di Brazil
kali ini. Usia uzur Pirlo dan Buffon tentu menggandakan semangat Si
Biru untuk mencari bintang kelima mereka demi menyusul sang tuan rumah
gelaran ini. Namun sebelum semua itu terjadi kita akan menyaksikan
bentrok hebat antara Italia kontra Uruguay yang sama perkasa, plus
bentrok atas Inggris yang akan sangat sayang bila dilewatkan. Kosta Rika
sematalah yang mungkin akan jadi santapan awal tim bintang empat ini.
Mungkinkah Italia akan jadi juara asal
Eropa pertama di tanah Latin. Mungkinkah akan ada bintang kelima di
seragam Italia di 2018 nanti. Saya rasa mungkin saja. Saat ini tanpa
megabintang Italia banyak dianggap biasa dalam gelaran empat tahunan
ini. Dan Jerman 2006 sudah menyajikan itu, juara saat mereka tak terlalu
diperhitungkan. (ds-ejr).
Skuad ItaliaKiper: Gianluigi Buffon (Juventus), Mattia Perin (Genoa), Salvatore Sirigu (Paris Saint Germain)
Belakang: Ignazio
Abate (Milan), Andrea Barzagli (Juventus), Leonardo Bonucci (Juventus),
Giorgio Chiellini (Juventus), Matteo Darmian (Torino), Mattia De
Sciglio (Milan), Christian Maggio (Napoli), Gabriel Paletta (Parma),
Manuel Pasqual (Fiorentina), Andrea Ranocchia (Inter)
Tengah: Alberto
Aquilani (Fiorentina), Antonio Candreva (Lazio), Daniele De Rossi
(Roma), Claudio Marchisio (Juventus), Riccardo Montolivo (Milan), Thiago
Motta (Paris Saint-Germain), Marco Parolo (Parma), Andrea Pirlo (Juventus), Romulo (Hellas Verona), Marco Verratti (Paris Saint-Germain)
Depan: Mario Balotelli
(Milan), Antonio Cassano (Parma), Alessio Cerci (Torino), Mattia Destro
(Roma), Ciro Immobile (Torino), Lorenzo Insigne (Napoli), Giuseppe
Rossi (Fiorentina)
Rabu, 21 Mei 2014 9:48
http://football-indonesia.net/piala-dunia/italia-bukan-lagi-aktor-kotor-89.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar