sudah beberapa bulan ini diri mencoba memahami dan mengapresiasi apa
yang disebut stand up comedy atau dalam bahasa kita baik disebut komedi
berdiri, tapi belum juga keingetan membungkusnya dalam sebuah catatan
kecil.
kelihatannya ini memang sebuah tren sesaat, karena tiba2 saja
booming kala kompas tv dan metro tv memberi celah untuk mengeksplorasi
jenis hiburan baru ini. tapi, dari kaskus, jauh sebelum komedi berdiri
jadi tren, ternyata saya diingatkan bahwa kita sudah mengenalnya sejak
lama. warkop dki dari kaset2 lawakan awalnya adalah bukti bahwa komedi
berdiri sudah ada sejak lama.
apa sih komedi berdiri? ini sebuah bentuk aksi panggung yang lawas
kok, artisnya (yang dewasa ini disebut komik) hanya perlu bermonolog.
dalam monolog itulah lelucon dihadirkan. tak bergrup? bisa saja, warkop
toh bergrup jua mementaskan aksi ini. hanya saja tak ada bloking dan
mobilitas berarti di panggung. lazimnya mereka bicara dengan berdiri di
hadapan microphone dalam menyajikan materi2 mereka. jadi, tak seperti
bagito show hingga ovj yang mementaskan cerita beralur dengan lelucon,
para komik hanya bermonolog dengan alur cerita yang tak harus mengalir.
mereka bisa bercerita, berpidato, berkampanye, bahkan berceramah. aksi
juga bisa ditunjang mimik dan gerak sekenanya.
singkatnya, komedi berdiri sudah lama ada, vakum, dan kini bangkit
lagi. ingat acara anekaria safari di tvri waktu kecil dulu, selain aksi
panggung para musisi, pelawak juga dapat slot khusus untuk mengocok
perut dengan gaya komedi berdiri (bukan pentas drama atau lenong) dalam
waktu beberapa saat. vakum? jelas, karena tak ada lagi slot lawak dalam
acara pentas seni anak muda dasawarsa ini.
kini kebangkitan dimulai. bukan lagi warkop atau almarhum taufik
savalas yang mengisi. ada raditya dhika, panji, mo sidik, sammy, cah
lontong, abdel, temon, hingga mongol yang kini jadi pembawa tongkat
estafet.
pesan untuk penikmat, kosongkan diri dalam menikmati. dengar saja
dan jangan protes ketika kita menertawakan diri sendiri, bahkan agama
atau ras, ini cuma hiburan.
Friday, 27 January 2012 at 13:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar