Rabu, 01 Februari 2012

teman lebih kental dari saudara?? bullshit!!

3 januari 2011, sebuah kecelakaan menyadarkan saya akan arti penting dari keluarga. senang melihat saya yang terbaring tanpa daya dikelilingi orang2 yang menyayangi saya.
bapa yang sering saya bantah benar2 menemani saya saat operasi. pria yang seorang diabetasi itu rela tak tidur untuk menunggu saya keluar dari ruang operasi hingga pukul 8 pagi.
mama yang sering saya lawan tak kenal lelah melayani saya dalam 2 bulan masa perawatan tak bisa berjalan. nenek yang menakjubkan itu bersedia merawat bayi raksasa kesayangannya.
kakak saya menopang setiap kebutuhan pengobatan saya. ibu muda itu harus punya dana lebih dari kebutuhan seharusnya.
adik saya yang sempat gontok2an selama hampir 4 bulan malah jadi kaki saya yang mengantar saya setiap saat saya perlu diantarkan.
kekasih yang kini jadi istri pun harus bolak-balik rumah saya-kantornya-dan kantor saya tuk membereskan segala kebutuhan dan administrasi dalam masa perawatan.
lae/ipar saya yang sibuk sebagai seorang aparat negara juga tak kalah sibuk membantu saya mengurusi persiapan pernikahan yang terbengkalai karena kaki saya yang tak dapat dilangkahkan.
camer yang kini jadi mertua bahkan rela berlelah menyiapkan keperluan pernikahan dan punya akses tuk tahu kemajuan kondisi calon menantunya.
bere/keponakan saya jua tahu kalau tulang/pamannya sakit dan ikut merawat saya bersama neneknya.
keluaga besar dari tulang, amangboru, dan keluarga bapatua gonta-ganti datang menjenguk.
jadi, apa bisa saya bilang keluarga saya kalah kental dari wujud persahabatan. saya jua tak kurang perhatian kawan. mereka membantu saya di masa itu jua. saya tak menafikan bila teman2 juga ada membantu saya. merekalah temanku para guru yang menghimpun bantuan untuk keperluan pengobatan, jua para korektor yang 2 bulan menghandle tugas saya tanpa datang keluhan. teman kampus dan gereja jua datang menjenguki, teman main hadir tanpa diundang.
keluarga dan teman memang sama bergunanya. tapi, saya takkan bingung bila ditanya mana yang prioritas: keluarga, itulah utamanya, teman berikutnya!

kenapa begitu?
karena keluarga bertanggung jawab pada anggotanya, teman sunah
karena keluarga yang selalu punya kepedulian, teman sunah
karena keluarga ialah tempat pulang, teman cuma singgah
karena keluarga adalah badan, teman adalah aksesorinya
karena keluarga tak punya kosa kata "mantan", teman melegalkannya

jadi, bodoh sekali bila demi teman kau korbankan keluarga, amat-amat-dan amat bodoh. sayangi keluargamu dulu, temanmu akan jadi pelengkapnya.
 
Sunday, 1 January 2012 at 23:49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar