Senin, 20 Februari 2012

puisi syukur (bukan kesombongan)

titik kecil itu memang pernah ingin jadi garis
ia inginkan hadirnya lebih nyata layaknya kelopak berwarna yang menyita sorot mata

debu itu pernah berharap jadi batu
walau berusaha sesolid pasirpun belum jua mampu

tetesan itu berusaha sama dengan laut
walau usaha tebaik hanya jadi genangan dalam alur yang kusut

namun usaha tetaplah usaha
walau mungkin tak banyak, tetap ada yang bermakna

kala melongok ke hadapan, tenyata titik masih lebih beruntung dari garis yang terhapus gurat sang waktu

waktu berimaji dalam ironi, debu pun bisa leluasa dari batu yang hanya bergeming dalam tunggunya akan hampa

pun saat berurai harapan,
tetes menguak bebas dalam kenikmatannya mengatur kelenturannya bertutur

mungkin langkah baru sedikit
usaha pun belum besar
pencapaian pun kecil saja

tapi, adalah bijak menyadari diri perlu bertindak
perlu jua tawa walau belum jumawa
dah tentu ada syukur yang bukan hanya terpekur dalam pembelaan bodoh bertajuk "apa adanya"

sore ini langkah harus lanjut
malam nanti tenaga tak boleh susut
pagi esok tetap semanga walau berkeringat
siangnya pun tetap bertahan walau dalam tekanan
....

Monday, 20 February 2012 at 14:33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar