nb: notes ini ditulis as a friend, jangan anggap saya sedang mengajar ketika memposting ini.
toeti heratih dalam pelatihan penulisan dan nh dini dalam temu
sastrawan pernah menyarankan untuk menulis dalam situasi "sakit". maka
rasa "sakit" itulah yang jadi alasan saya terus berkoar sejak tadi.
entah kenapa ada hentakan musik yang terus membahana di telinga.
bukan lagu rohani (murni karena ego mungkin), bukan juga entakan pop
sheila on 7, d'masiv, kerispatih, atau slank, bahkan bukan pula cari
alamat by ayu tingting. sebuah entakan musik yang memberi semangat di
telinga ini adalah lagu lama era 2007 lalu milik baon cikadap berjudul
(maaf) k*nt*l. sebenarnya saya ingin menulisnya tanpa sensor * untuk o,
namun saya tahu pembaca picik akan menembak saya dari sudut itu.
rasanya kata2 kasar yang keras itu pas tenan untuk menghamburkan emosi yang sempat dibakar.
ini tidak seperti pilihan judul cerpen putu wijaya yang (maaf lagi)
"m*m*k". penyensoran huruf e kini saya lakukan! ini bukan tentang bicara
kebenaran yang terselubung. mungkin inilah sebab dee dan ayu utami
harus menerima kritik soal vulgarisme kata dari toeti heratih. ternyata
penggunaan kata yang keras, kotor, dan berkonotasi kampungan itu memang
punya khasiat dalam meluapkan emosi. mungkin jua itu sebabnya lagu2 punk
sebegitu bebasnya. toh orang barat juga biasa berujar sh*t atau f*ck
kala meluapkan emosi.
tak tahu pula pernahkah deny sakrie pernah memberi penilaian pada
baon cikadap, yang jelas sebagai pemilik "darah muda" di era non-rhoma
irama, kini beat2 lagu baon, 8-ball, segitiga, atau kungpow chicken
rasanya benar2 menggelora. jadi merindukan drive d: di kompi kantor tuk
membahanakan lagu2, yang mungkin bagi kaum religius teramat kotor dan
kata yang merasa dirinya terdidik lagu sampah, di telinga. entah di cd
case mana back up lagu itu, yang jelas ponsel dan laptop saya tak
menyimpannya.
beat itu masih membahana, kotor, tapi biarlah (toh hanya untuk sesaat saja):
"ah set dah k*nt*l sama lo semua, ng*nt*t ng*nt*t sama lo semua"
met siang deh!
Friday, 7 October 2011 at 13:08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar