Kamis, 26 Januari 2012

bebal = lebay

"makin banyak kita belajar, makin bodoh kita rasanya", kalimat itu benar, tapi jangan disalahartikan dengan "maka jangan belajar, biar jangan bodoh". biar bagaimanapun yang belajar akan lebih pandai dari yang tidak (jangan salah artikan pandai dengan sukses).
kalimat awal tadi saya pahami dari contoh sederhana saja: sepakbola! bukan tentang permainan atau strategi, tapi hanya dari kemampuan menganalisis bak komentator. dulu, saat sma saya kira saya sudah teramat tahu tentang sepakbola dunia, siapapun anda, saya siap berdebat tentang persepakbolaan tanah air maupun jagat raya. berbekal membaca tabloid bola yang terbit hanya jari jumat saja waktu itu, saya merasa paham dan bisa bercerita banyak tentang semua bintang sepakbola. kadang saya merendahkan para komentator liga inggris di sctv, komentator liga italia semisal bung rayana di rcti, atau komentator liga indonesia di antv atau tvri bandung/nasional kala kesalahan info mereka sampaikan. saya sudah merasa tahu hanya dengan membaca "bola".
kini satu dekade berlalu dari masa sma, kini gelimangan media tak henti menghujam diri akan kehausan informasi, saya pikir tak perlu saya daftarkan nama2 media itu. namun, rasanya saya masih dan malah makin merasa tak tahu banyak ketika mencoba membahas piala dunia waktu lalu. rasanya informasi sudah menghujam dengan deras dan terekam sempurna, tapi rasanya makin kosong dan perlu lebih banyak lagi usaha tuk tahu.
tapi, kalau bicara dengan mereka yang gak ada usaha untuk tahu, jelas saya lebih tahu, untuk yang ini ada kebanggaan.
sudahlah, tadinya saya ingin bicara lebih lanjut tentang keingintahuan yang bebal sama dengan lebay, tapi.... udah deh segini aja. gak juga saya ganti judulnya. iseng aja nulis di minggu pagi, happy sunday all!

Sunday, 1 August 2010 at 08:20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar