Selasa, 31 Januari 2012

drama tak berujung

mungkin pada murid2 saya pernah mengeluhkan pembodohan dalam sinetron di televisi negeri ini. cerita yang dibuat2 bahkan bisa berlanjut hingga sesi ke-6 semisal "tersanjung", bahkan kini disaingi "cinta fitri". dengan contoh saya itu sebagai penguat pernyataan, saya mungkin pernah melukai hati salah seorang murid yang justru tiap hari saat ini berkibar di televisi dalam sinetronnya dengan gagah.
saya tak hendak mencabut pernyataan saya itu karena ternyata alumni didikan saya itu kini justru lebih baik nasibnya dibanding saya di dunia peran atau malah isi kantong. sungguh maksud saya bukan itu. saya berbangga atas kapasitas pemuda tersebut, yang saat ini bisa saya acungi jempol atas prestasinya dalam berkesenian. kembali pada kritik, yang mau saya bicarakan adalah lakon tanpa ujung atau cerita yang dibuat2 demi tuntutan rating dan share adalah sebuah "kerajinan", bukan kesenian. cerita tanpa ujung pun hanya salah satu faktor pembodohan. masih banyak lagi faktor lain semisal kesenjangan properti, ketiadaan eksplorasi peran atas lakon, mimik yang berlebiham (padahal bukan panggung teater), dan banyak hal lainnya.
singkat kata, sinetron itu komoditas yang beracun, tak saya rekomendasikan buat dinikmati (tapi untuk mama saya, suka2 deh, orang tv-nya punya mama yah).
tapi beberapa pekan ini saya yang terpaksa harus menghabiskan waktu dengan televisi menyadari adanya wujud serupa dalam bentuk nyata. drama tanpa ujung di dunia fiksi itu kini punya wujud nyata dalam kehidupan sehari2, berlakon "mafia".
atas nama mafia ini muncul kata2 ikutan yang menjadi pelengkap frase yang memunculkan lakon2 tak berujung ceritanya: mafia hukum, mafia peradilan, mafia pajak, mafia sepakbola, mafia.... akh payah deh. cerita yang tersaji kadang lebih menyita perhatian ketimbang narasi andrea hirata atau imajinasi deskriptif pramoedya ananta toer. dengan melihat sebuah berita politik di negara ini anda akan terlelap dalam emosi, menanti kelanjutan, terus... terus... terus..., hingga lelah karena ujungnya tak pernah jelas. pusing saya...

Wednesday, 23 February 2011 at 02:08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar