ramai urusan sepakbola dalam negeri tak henti mengisi hari. bila di
akhir 2010 lalu kita ramai bicara soal optimisme juara, kini yang ramai
adalah perebutan kursi pengurus federasi, bukan perebutan 11 tempat
terhormat di lapangan hijau.
sudah bosan kita bicarakan sebabnya
penolakan terhadap nurdin dan kroni korupnya, yang buat gemas adalah
nyamannya para "penjahat" itu bersembunyi dengan pegangan federasi
dunia.
masih ingat betapa hiperbolisnya nurdin pada rapat dengan
wakil rakyat tentang ancaman keselamatannya, juga betapa apatisnya
dengan kesimpulan publik pada surat dari federasi dunia saat mengecam
seorang jurnalis dengan anak kalimat "kamu bisa baca nggak". dengan
dalih semua sesuai aturan federasi dunia juga anak buah nurdin yang
solid (beda dengan pemain binaan di lapangan hijau) mati-matian membela
sang ketua yang mungkin telah lama jadi keran uangnya. pelajaran bagus
buat para pemain di lapangan hijau (yang sering kalah sebelum bertanding
lawan tim negara lain): contohlah para pengurus pssi yang tak gentar
melawan para penghalang, jangankan orang dalam, aparat negara juga bisa
di-counter attack.
contoh soliditas anak buah nurdin juga bisa
diapresiasi positif bahwa mereka tak melupakan jasa sang pemimpin kala
sudah dipojokkan. beberapa hal di atas bisa jadi hikmah, tapi tentu
jangan dicontoh bidang korup tempat soliditas mereka tadi diberlakukan.
semalam
datang berita, fifa sang federasi dunia yang jadi pegangan nurdin malah
memukul jatuh harapan kroni nurdin dengan dasar "mantan narapidana".
dari sudut agama memang kita wajib memaafkan kesalahan seorang terpidana
yang sudah membayar kesalahannya dengan menjalankan hukuman, tapi atas
nama aturan (yang selama ini juga dijadikan pegangan nurdin) yah sudah
tidak mungkin lagi. sori din, kali ini ente pensiun.
lucu sekali
kalau si nurdin ini berbangga akan maju jadi ketua aff (federasi asean)
atau exco di afc (federasi asia), blatter saja sudah mencekalnya di
tanah merah putih, apalagi tingkat internasional. bye nurdin, juga
besoes, sampai jumpa lagi!!
Wednesday, 9 March 2011 at 09:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar