sastra memotret sejarah, atas dasar itu saya berandai2 tentang jakarta:
satu2nya kota yang bisa saya datangi tiap hari selain depok.
sebelum
kuliah, ibukota negeri ini memang hanya saya akrabi dengan materi
sebelah selatannya. itu pun sebatas lebak bulus, pondok labu, blok m,
dan sedikit bayangan tentang pasar minggu. mengetahui seluk-beluk yang
secuil itu saja sudah cukup rumit. mungkin orang kampung saya mengira
"anak jakarta" pasti paham seluk-beluk ibukota. salah! jangankan sejarah
dan riwayat komponen2 ibukota, menyebutkan letak wilayah dalam ibukota
pun saya yakin "anak jakarta" bisa keder.
menikmati kuliah yang amat
jauh untuk pulang pergi dengan kendaraan umum akhirnya membuka sedikit
mata saya akan luasnya ibukota. yang secuil ini saja di globe ternyata
begitu luas, maha besar Tuhan yang menciptakan seisi dunia, bahkan jagad
raya.
masa kuliah memekarkan pengetahuan saya seputar timur ibukota.
setidaknya saya tak terlalu buta akan rawamangun, pulogadung, kampung
rambutan, bahkan menjelajahi depok, bogor, dan bekasi.
masa ppl
mengenalkan saya pada belahan barat jakarta yang mencelikkan mata
tentang kebon jeruk, meruya, bahkan kalideres atau daan mogot.
terakhir
masa bekerja saya dan petualangan membuka cakrawala tentang matraman,
senen, mangga besar, kota, bahkan ancol dan tanjung priok.
singkatnya, saya sudah berkenalan dengan kota ini, bisa juga secara norak mengklaim sudah kenal dekat.
tapi,
saya amat buta dengan sejarah dan riwayatnya yang kadang membuat saya
merasa bodoh bila menonton jakarta lewat catatan si boy di era 90-an,
atau sosok jakarta dalam aksi warkop dki masa 1980-an.
membaca "salah
asuhan" abdul muis atau tulisan umar kayam dalam "para priyayi" juga
memojokkan pengetahuan saya yang begitu kecil akan ibukota. pun saat
pernah pentas dengan teater zat di museum sejarah jakarta (fatahillah),
kota ini membawa imaji bermain pada kemungkinan andai mimpi lama itu
terpenuhi. andai jakarta bisa layaknya amsterdam seperti mimpi jp coen,
atau seperti singapura dalam mimpi soekarno....??
Wednesday, 2 February 2011 at 00:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar