baru saja bolak-balik detik dan vivanews tuk mengudak berita LPI vs ISL,
benar benar muak sama pssi! belum cukup juga kali yah mengeruk uang
negeri selama ini dengan dalih sepakbola?
kita jelas sadar dengan
mafia yang seperti kentut (tercium baunya tapi tak bisa ditangkap) di
persepakbolaan nasional. coba cek hasil2 pertandingan tim2 anak emas
pssi, cek daftar juara liga berdasarkan keuangan klub, cek juga sangsi
komdis dan hasil ketika diajukan ke komding plus uang segepok dan
nepotisme di induk organisasi ini. itu baru dari badan liga/bli, kini
coba cek di badan timnas/btn. anda pikir kenapa boaz salossa menolak
masuk timnas? KARENA DIA KECEWA DENGAN PERLAKUAN PSSI KALA DIA CEDERA
PARAH SAAT MEMBELA TIMNAS!
jangan tanya nasionalisme pangeran
jayapura itu, semua jelas bentuk perlawanan atas kesewenag-wenangan pssi
mengatur sepakbola negeri ini.
para pengurusnya ibarat raja yang
bebas menebar titah dalam wujud aturan yang seenaknya. mereka bebas
menyedot dana rakyat atas nama apbd untuk klub2 peserta. bahkan
pemerintah indonesia saja tak bisa menggoyang induk organisasi ini
dengan dalih statuta fifa yang melindungi pssi.
kalau pemerintah ikut
campur di pssi, fifa akan membekukan keanggaotaan indonesia di
persepakbolaan dunia untuk beberapa tahun. tapi, bukankah lebih baik
dibekukan sementara ketimbang eksis tapi dalam cengkeraman mafia?
LPI
kini hadir sebagai usaha profesional, pssi jelas kalap karena ladangnya
kotornya akan digarap petani profesional. tapi, apa belum puas juga
mengeksploitasi ladang itu sekian lama? disuruh mundur gak mau, kini
malah menghalangi usaha pembersihan. cape deh!
sepakbola di negeri
mafia ini sempat hampir sukses di piala aff kemarin. tanpa menafikan
perjuangan bepe, okto, dkk, rasanya untung garuda gagal, bila sukses
kemarin entah seberapa besar kepala para pengurus pssi yang sebenarnya
cuma selamat dengan senjata pamungkas: naturalisasi. besok piala asia
dimulai, tanpa kehadiran indonesia? anda merasa berhasil pssi, padahal
2007 lalu kita tuan rumah? mundur dong bang, mundur!
Thursday, 6 January 2011 at 15:53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar