sama dengan tema cinta pada lagu yang tiada habisnya, bicara sepakbola
untuk saya pun sungguh menyamankan. mungkin saja muatan yang ada pada
saya tentang olahraga itu tak anda bayangkan bila bertemu saya.
saya
tak bicara soal betapa hebatnya saya bermain sepakbola, atau juga betapa
cocoknya postur saya sebagai atlet sepakbola. bukan, bukan itu yang
menyamankan saya bicara sepakbola.
bila saja saya tak bersekolah di
sebuah smp katolik di bilangan pasar jumat, lebak bulus, mungkin tak ada
urai seru dari saya setiap menjelang atau bahkan awal musim
kompetisi-kompetisi besar setiap tahun.
seingat saya, saya adalah
bagian dari mayoritas anggota keluarga saya yang menolak bahkan marah
bila bapak saya menonton saluran yang menayangkan sepakbola dahulu.
sungguh kontras dengan keadaan saat ini, di mana saya bahkan memaksakan
hadirnya sepakbola di ruang keluarga dibanding tayangan reguler bergenre
sinetron, lawak, atau pentas musik.
adalah semua itu dimulai dari sajian sebuah lapangan bujursangkar di smp itu, plus seorang kawan semeja dalam kelas.
lapangan
sepakbola itu diperkenalkan kepada saya oleh seorang kawan tadi yang
benar-benar menikmati sepakbola. kemudian lapangan itu memperkenalkan
saya pada heroisme dan kesenangan yang tersaji begitu kompleks. keringat
jelas tersaji, namun akan lebih herois bila darah ikut tertumpah dalam
cedera demi mengejar kejayaan. bila air mata mewarnai pula dalam cerita
kejayaan di akhir laga atau juga tersaji dalam perkelahian, walau salah,
sungguh betapa nikmatnya.
di lapangan sepakbola kita juga bisa
melihat betapa solidernya tim, betapa besar ego kawan, mengukur
kemampuan diri, belajar menghadapi lawan, dan yang terpenting: bisa
bersenang-senang.
kalau sekarang saya jarang menikmati itu secara
langsung, menikmati sajian para bintang dunia juga begitu menyajikan
getar adrenalin. sayang, setelah semua cerita indah itu..., saya harus
bercerita tentang kepergian kawan di awal cerita tadi menghadap ilahi
beberapa tahun lalu, pun menjelang lebaran! kawan, apa kabar? terima
kasih!
Wednesday, 25 August 2010 at 09:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar