masih ingat wacana klasik di dunia pendidikan tentang pentingnya proses
ketimbang hasil akhir? kalau ingat, final match aff cup hari ini akan
jadi cerita penting menyangkut proses atau hasil akhir itu.
dari
prosesnya, tim garuda sudah dapat sentuhan positif. posisi jadi finalis
menunjukkan kemajuan proses untuk kembali mengulang prestasi 2000, 2002,
dan 2004. kembali jadi runner up tentu lebih baik daripada keterpurukan
di 2007 dan 2008. proses untuk kembali punya daya sudah berjalan baik,
sayangnya hari ini akan ada penilaian final bertajuk hasil akhir.
biasanya
federasi sepakbola nasional (saya malas menyebut namanya) punya langkah
tak populer dalam wujud pemecatan pelatih pascakegagalan. kalau ini
kembali terjadi, artinya pembesut garuda harus kembali membangun proses
dari titik nol. sangat sayang bukan bila the winning team 2010 akan
dibongkar ulang pelatih baru lagi layaknya timnas peter white atau ivan
kolev dulu? tim asuhan alfred riedl malam ini ibarat menghadapi ujian
nasional. bila sukses mengejar defisit tiga gol pun posisi riedl tidak
aman, mengingat langkahnya yang teramat berani melawan rezim federasi
yang korup dan penuh aksi tipu2.
mau dibawa ke mana persepakbolaan
kita? terus dibina dalam proses (walau harus menelan beberapa pil pahit
berupa kegagalan berprestasi namun terus diberi kesempatan melangkah)
atau kita stop prosesnya untuk mencari jalan pintas berikutnya menuju
gelar?
sungguh sebuah dilema tatkala rakyat indonesia berharap besar
pada timnasnya, sementara timnas itu seakan dimiliki rezim yang dibenci
rakyat.
sayangnya saya dan banyak lagi putra garuda yang ada di
negeri ini bukanlah pengambil keputusan, kita hanya bisa bertanya
semisal klausa yang saya jadikan judul catatan ini.
masih saya dan rakyat lainnya punya doa tuk madu akhir tahun di hari ini.
apapun
yang terjadi, semoga dukungan yang menggelora di masyarakat tak lekas
dingin, apapun yang terjadi di final ini semoga tetap disertai damai.
jangan rusuh malam nanti!
ayo maju, maju ayo maju, maju, ayo maju, maju! pagi semua!
Wednesday, 29 December 2010 at 08:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar