kalau para musisi dan penulis skenario tak pernah kehabisan ide untuk
berkarya dalam tema cinta, saya tak pernah kehilangan semangat tuk
ngebanyol tentang sepakbola. kali ini saya mau cerita tentang tim
sepakbola yang kategorikan lawan dalam imaji kesepakbolaan saya.
kadang
kita punya doa jelek untuk tim2 yang menjadi rival utama tim gacoan.
dus, rasanya sehangat kemenangan gacoan kalau tim rival kalah di tempat
lain. kadang bila gacoan kita kalah, akan lebih sakit lagi bila sang
rival menang dalam pertandingan lain. namun sebaliknya, akan nyaman
rasanya menerima kekalahan jika sang rival ikut kalah di saat yang sama,
dan tentunya berlipat ganda rasanya bila bisa menang di saat rival
terpukul lukanya di arena lain. maka, bila kau punya tim idola, maka
akan ada tim lain yang senantiasa kau sumpahi agar kalah. rasanya
manusiawi: sirik yang manusiawi. dalam masa ini tentu wajar bersandar
pada pernyataan "senang melihat lawan susah, dan susah melihat lawan
senang".
pun melihat kedigdayaan tim yang jadi tradisi seakan juga
memberi dorongan untuk menyumpahinya agar bisa merasakan sesekali
nikmatnya jadi pecundang. kadang yang dimaksud bukan tim rival utama,
tapi tim juara jua sasaran utama sumpah srapah.
dulu di era ligina,
saya sangat benci pada kedigdayaan pelita jaya era ansyari lubis dkk.
rasanya puas melihat pendaran bintang2 itu gagal jadi juara. hal yang
sama berlaku pada saat melihat persija saat ini. rasanya keponggahan tim
ibukota itu berbuah pas dengan kegagalan dalam 9-10 tahun terakhir. di
level internasional roma adalah kategori yang sama tentang lawan yang
saya laknat, maklum laziale.
berbicara tentang tim tradisional: juve,
madrid, dan man united jua masuk kategori tim yang seru dan baru jadi
berita buat diri bila kalah. bedanya, juve akhirnya hancur total, madrid
malah mengisi hati saya dengan menyediakan tempat untuk mourinho (idola
saya), sementara man united jadi satu2nya juara tradisional yang eksis
dan konsisten.
maka inilah lawan saya di imaji:roma-man united-barca-milan-persija-sriwijaya.
Sunday, 31 October 2010 at 17:25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar