munif chatib (pakar multiple intelegency) pernah menyarankan saya
membaca buku dalam target tertentu dalam sebuah pelatihan di sekolah,
mengingatkan perlunya membaca sebagai bahan reseptif wawasan.
membaca, dan itulah yang saya lakukan lebih dari 3 tahun terakhir, hampir setiap hari.
tapi, coba tanyakan saya daftar buku yang sudah habis saya baca dalam 3 tahun terakhir? dengan pasti saya jawab: tidak ada.
setiap
hari saya memang punya pekerjaan membaca, tapi beda tujuannya. saya
membaca untuk memindai kesalahan penulisan di sebuah harian. saya
membaca dengan kehati2an pada struktur kalimat dan kesesuaian ejaan,
namun kadang saya melewatkan pemahaman dari isi tulisan2 para reporter.
kecuali berita itu informatif dalam soal hobi saya, biasanya tak banyak
info (walau ada) yang bisa saya petakan dalam lemari otak kiri dan kanan
saya.
6 jam dengan kewaspadaan dengan panggilan membaca setiap malam
plus 5 jam mengajar di pagi hari menyita total waktu saya untuk membaca
buku karya, autobiografi, sejarah, atau apa pun. jelas saya
menyayangkannya, makanya membuat program untuk para murid agar masing2
berusaha memanfaatkan waktunya yang lebih longgar untuk membaca sebuah
buku setidaknya dalam satu minggu. bila mereka tak sempat, bolehlah
sebuah buku digantikan sebuah penikmatan film yang utuh (bukan sinetron
atau serial kartun). dasar anak2 cerdas, mereka malah selalu
mengumpulkan laporan film dalam laporan bukunya.
saya baru kembali
menikmati kesempatan membaca buku dalam masa cuti panjang lantaran
terkungkung bebat pascakecelakaan. sesungguhnya membaca paling asyik
untuk membunuh waktu, tapi jelas saja tak asyik buat kita yang punya
cara lain menikmati waktu, apalagi buat yang ingin menghidupkan waktu,
bukan membunuhnya.
dari kegiatan membaca itu, saya baru tahu bila
guru bahasa nasional yang tak sempat membaca ini telah dibohongi siswa
alumni yang pernah mengumpulkan rangkuman novel laskar pelangi pada
resensinya sepersis alur filmnya, padahal alur bahkan cerita dalam novel
itu banyak perbedaan. astaga!
mari baca!
Wednesday, 16 February 2011 at 01:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar