tersebutlah sebuah negeri yang sedang kisruh, setelah merdeka ketika
tirani puluhan tahun berakhir. perlawanan yang dilakukan rakyat memang
berakhir manis dengan tumbangnya sang diktator.
tapi kemerdekaan itu
terasa percuma karena masalah baru muncul. semua berebut jadi pemimpin.
akhirnya semua berlomba untuk mencari dukungan agar jadi si nomor satu.
dalam
pergelutan baru itu semua pejuang lupa untuk melakukan finishing touch
pada rezim yang tengah sekarat setelah ditinggal diktator yang
terpukul. semua masih bergelut walau di satu kesempatan ada yang sukses
dikukuhkan jadi pimpinan baru.
pimpinan baru digoyang atas nama ketidakpercayaan. para pejuang itu pun pecah dari cita2 di awal: membangun negeri pelangi.
rezim
yang terlupakan itu memang jatuh terkulai lemah, beberapa bagiannya
angkat kaki dari negeri, bahkan di antara mereka berkhianat dengan
mengganti topengnya untuk ikut berlagak pemenang dengan para pejuang.
negeri
pelangi masih terpuruk dalam pergulatan hingga para pejuang mulai
kecapaian. pejuang2 itu lelah dan mulai tergantikan oleh eks anggota
rezim yang telah berganti topeng.
rezim lama memang akhirnya mati
tanpa hukuman final dari pejuang2 yang sudah gelap mata akan kemaruk
kekuasaan. tapi, komponennya yang kini telah berada sejajar dengan para
pejuang yang menjalankan tugas membangun negeri pelangi kembali
menghidupkan sistem rezim tirani.
satu demi satu cara lama sang
diktator diulangi dengan pelbagai improvisasi yang sempurna. para
pejuang perubahan kini ikut2an pula mempraktikkan cara2 busuk itu.
sederhana, mereka latah untuk berperilaku sama, mengingat pengalaman
nyata: mudahnya mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat.
mereka
tak lupa akan sakitnya kemiskinan, justru karena ingat mereka
mengaresiasinya dengan moto baru: aku tak boleh lagi miskin, masa bodoh
untuk yang lain.
negeri pelangi kembali mengulang masa kelamnya,
dibuai perilaku manis para pemimpin baru yang berlagak pahlawan, walau
sesungguhnya kepanjangan tangan dari rezim yang mati. bukan lagi
pelangi, hanya biru!!!
Saturday, 22 January 2011 at 01:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar