Kamis, 26 Januari 2012

dream team

ini cuma sebuah kisah indah yang mau saya urai ulang, siapa tahu ada yang belum tahu cerita ini (saya aja baru nonton semalam di Amazing sport stories-nya Global TV, ha3). sebuah kampus kecil (University of San Fransisco/USF) yang tak terkenal hampir saja masuk ke playoff dan menjuarai liga nasional american football di amrik sana dalam tim USF Dons. dengan semua latihan keras dan usaha maksimal mereka bangkit sebagai sebuah kekuatan tak terkalahkan dalam liga antar-universitas di negara yang kita tahu begitu menghargai skill atletnya. dengan semangat kebersamaan pula mereka meraih kemenangan dari semua laga mereka hingga sesaat sebelum pertandingan terakhir yang bisa mengantarkan mereka ke liga nasional. namun mereka dilarang melanjutkan pertandingan terakhir hanya karena intimidasi panitia atas masalah rasis yang terjadi di tahun itu (1951). sederhana, mereka boleh saja melanjutkan kompetisi itu dengan catatan: dua pemain kulit hitam mereka tidak diikutsertakan. mereka bisa saja mengambil opsi untuk melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan kedua pemain kulit hitam itu dan jadi juara, tapi mereka memilih untuk berhenti di langkah terakhir. bodoh, mungkin itu pandangan yang skeptis atau bahkan apatis. tapi, bagi tim secara keseluruhan itu adalah langkah yang adil. buat mereka, apa gunanya jadi juara dengan meninggalkan sebagian dari organ tubuh tim yang sudah sama2 membesarkan tim (walau hanya 2 orang)! tim sadar bila mereka bisa sampai di level itu karena kerja keras dan kebersamaan seluruh tim. bila 2 orang dari tim yang sama2 telah bercucuran keringat, air mata, dan darah harus tinggal di saat yang lain menjemput prestasi apalah gunanya, tim sudah tak utuh lagi. pun itu karena alasan rasisme yang mereka yakini sebuah kesalahan dan perlu bahkan harus dilawan. gagallah mereka jadi juara, tak banyak yang mengenang mereka saat itu. tapi, di manapun diletakkan, emas tetaplah emas. 56 tahun setelahnya amerika menghargai langkah mereka. di tahun 2006 mereka yang sudah sepuh-dan mungkin beberapa sudah tiada-akhirnya dihargai amerika dengan dipersilahkan tampil di NLF (liga utama american football) dalam sebuah laga penghormatan, dan di 2008 semua anggota tim 1951 itu dapat gelar doktor kehormatan dari almamater mereka. Tim adalah kebersamaan yang bulat, bentuk bulatan yang utuh takkan sama bila kehilangan secuil pun bongkahan. nice story! 

Monday, 1 November 2010 at 10:13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar